Connect with us

Tim Kami

Cerita Menarik Widya di Lokasi Penanaman Bersama Mitra LindungiHutan

Published

on

pengalaman widya menanam bersama mitra lindungihutan

Tak bisa dipungkiri, bagi sebagian orang, bekerja di dalam ruangan dan dihadapkan dengan layar komputer selama berjam-jam menghadirkan rasa jenuh dan bosan ketika bekerja. Sekilas terlihat seperti seperti pekerjaan yang mudah, santai, dan tidak melelahkan.

Hal inilah yang pernah dirasakan oleh Widya Christianti sebelum dirinya bergabung bersama LindungiHutan. Dirinya merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang hanya dilakukan di dalam ruangan saja.

Kesukaannya dengan kegiatan di luar ruangan/outdoor, mengantarkan dirinya kepada LindungiHutan. Dengan latar belakang pendidikan yang ia miliki, kini ia bekerja sebagai Plantation Officer di LindungiHutan sejak 2021. 

Wanita asal Bekasi ini, yang sering kalian jumpai ketika melakukan penanaman pohon bersama LindungiHutan di area Jawa Barat dan khususnya Jabodetabek.

Bagaimana Cerita Widya Hingga Dirinya Bergabung Bersama di LindungiHutan?

Widya di lokasi penanaman LindungiHutan
Keikutsertaan Widya menanam mangrove di lokasi penanaman. (Sumber: Widya Christianti).

Widya Chrisanti, kerap disapa Widya, sebelum melabuhkan hatinya di LindungiHutan, ia sempat bekerja di salah satu perusahaan retail di Jakarta. Dirasa tidak cocok dengan pekerjaan yang hanya menatap layar komputer saja, dirinya memutuskan untuk resign dan mencari pekerjaan baru sesuai dengan passion di dalam dirinya.

Perkenalan Widya dengan LindungiHutan bermula melalui sosial media instagram. Ia melihat sebuah lowongan pekerjaan sebagai plantation officer di LindungiHutan.

“Ketika lihat posisinya, wah, di lapangan cocok nih sama aku. Aku baca kualifikasinya, berhubungan dengan penanaman dan ada bagian kita banyak berinteraksi dengan mitra LindungiHutan. Menurut aku itu challenging dan bikin aku tertarik, bakal banyak berkoneksi dengan orang di berbagai wilayah,” Terang Widya.

Selayaknya sebelum mendaftar pekerjaan, biasanya kita mencari tahu seluk beluk perusahaan yang akan kita lamar. Bagi Widya, LindungiHutan menarik perhatiannya sejak pertama kali ia ketika ia mengetahui profil singkat perusahaan ini.

“Sebelum aku apply loker itu, aku cari tau dulu tentang perusahaannya, menarik si, jarang banget aku temuin platform penggalangan dana tapi tujuannya untuk menanam pohon,” Jelas Widya.

Baca juga: Aturan Penggalangan Dana dan Pembuatan Kampanye Alam di LindungiHutan

Challenge yang Dihadapi Widya Ketika Berkomunikasi dengan Petani dan Mitra Hijau

Ketika Widya bergabung di tim operasional, hanya ada dirinya dan Mas Ai sebagai manajer tim operasional LindungiHutan. Dirinya mengaku tidak mempunyai teman untuk sekadar bercerita atau bertanya mengenai pekerjaan yang dihadapi. 

“Awalnya di tim operasional itu cuma ada aku sama Mas Ai, jadi berdua saja. Struggle yang aku rasain itu gak punya teman berbagi cerita dan kalau bingung aku gak tau mau tanya ke siapa. Biasanya kalau ada apa-apa tanya dulu ke rekan kerja sesama staff gitu kan masa iya langsung tanya ke manajer. Jadi waktu itu, aku cari tau sendiri dan belajar sendiri,” Jawab Widya.

Salah satu tugas Widya sebagai plantation officer adalah memberi arahan kepada petani sebelum melakukan penanaman. Berkomunikasi dengan petani mitra tidak semudah yang kita bayangkan, kadang kala harus menggunakan kata-kata sederhana agar petani memahami apa yang disampaikan.

“Briefing petani itu penting sebelum penanaman dimulai, kadang bahasa yang mudah dimengerti oleh kita sesama pelajar kurang dimengerti oleh petani, dan kita harus menggunakan bahasa sesimple dan semudah mungkin supaya petani paham dengan apa yang kita sampaikan,” Tutur Widya.

Tantangan lain yang pernah dihadapi Widya yaitu ketika dirinya menjadi Liaison Officer (LO) untuk direktur perusahaan mitra hijau. Terlebih, kemampuan berbahasa sangat dibutuhkan ketika berhadapan dengan partner yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia. 

“Yang paling challenging ketika direktur perusahaan gak bisa bahasa Indonesia, aku juga harus menjawab pertanyaan dia pakai bahasa Inggris. Jadi aku jawab sebisaku, semampuku, dan pr juga buat aku untuk meningkatkan kemampuan speakingku,” Ungkap Widya.

Pengalaman Menarik Bersama Mitra di Lokasi Penanaman LindungiHutan

keseruan bersama mitra LindungiHutan
Keseruan menanam mangrove bersama pelajar (mitra LindungiHutan). (Sumber: Widya Christianti).

Sebagai orang yang berhadapan langsung dengan mitra ia memiliki berbagai pengalaman seru ketika menghandle penanaman di lapangan. Berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga pegawai perusahaan menjadi mitra LindungiHutan.

Ketika ditanya tentang pengalaman menarik selama penanaman Widya menceritakan ketika dirinya melakukan penanaman bersama pelajar SMP di Pantai Indah Kapuk Jakarta dan menanam di Muara Gembong Bekasi.

“Waktu itu penanaman di PIK bareng sama anak SMP 5 orang tapi rameee banget. Kondisi mangrove kan lumpur, licin, dan bergerindil, jadi setiap melangkah mereka jerit-jerit pakai bahasa Inggris hahaha. Petaninya sampai ketawa-ketawa waktu itu, walaupun rame banget tapi seru hahahaha. Kerennya mereka nanem sampai habis,” Jawab Widya sembari tertawa.

Selain itu, panasnya Muara Gembong Kota Bekasi menjadi pengalaman pertama yang tak terlupakan ketika dirinya menanam mangrove di bawah teriknya sinar matahari pada siang itu.

“Waktu awal-awal masuk LindungiHutan, aku pernah penanaman di Muara Gembong Bekasi. Aku gak di briefing gimana pakaiannya, jadi aku PD aja pakai celana dan baju lengan pendek pikirku aku bakal masuk ke mangrovenya. Tapi ternyata disitu aku ambil dokumentasi mitra, jadi aku di atas perahunya saja. Penanamannya di luar ekspektasi aku, kalau menanam mangrove ternyata harus nunggu pasang dulu. Penanamannya sekitar 2-3 jam dan mulainya itu sekitar jam 11 siang, ada 5000 mangrove yang harus ditanam jadi aku bener-bener kepanggang. Kulitku gosong terus pas pulang warnanya hitam dan sampai mengelupas, bener-bener sunburn,” Ungkap Widya.

Lagi dan lagi, ternyata Muara Gembong menyimpan kenangan bagi Widya. Dirinya mengungkapkan pengalaman seru sewaktu dirinya naik sampan tanpa menggunakan pelampung bersama dengan petani.

“Ini kejadian di Muara Gembong lagi. Tanam mangrovenya kan dekat laut. Nah, aku naik sampan nyebrang laut dan gak pakai pelampung. Wah gila, gokil. Kita mau nyebrang dari mangrove satu ke mangrove yang lain tapi sebelahnya udah laut. Untung aja perahunya gak hanyut hahaha. Pengalaman di Muara Gembong antara hidup dan matiku hahaha,” Tambah Widya.

Manfaatkan Waktu Bekerja Sambil Liburan, Mengapa Tidak?

widya bersama maharani partnership lindungihutan
Foto bersama Widya (kanan) dengan Maharani (kiri) setelah lakukan penanaman bersama mitra. (Sumber: Widya Christianti).

Bekerja di lapangan memang membutuhkan tenaga extra, tapi bagi Widya ini merupakan passion yang ada di dalam dirinya. Penanaman bersama petani menjadi kesenangan untuknya, disamping bisa menambah keakraban dengan petani, dirinya mengaku bisa merasakan kuliner yang dibuat oleh petani setelah melakukan penanaman.

“Aku pernah gak ke lapangan seminggu, dan buat badan aku sakit. Aku lebih senang aktivitas di outdoor karena aku lebih sehat, banyak kena sinar matahari, aku kenal banyak orang, aku tau tempat yang sebelumnya belum aku tahu. Kalau aku keluar kota, senangnya aku makan/kulineran yang dimasakin sama petani,” Jelas Widya.

Baca juga: Gemar Menginisiasi Kampanye Alam, Simak Cerita Inspiratif Farid Aulia Rahmah

Terlepas dari pekerjaannya yang cukup melelahkan harus berada di lapangan, ia mengaku memanfaatkan waktu setelah penanaman untuk dirinya berlibur menjelajahi kota yang sedang ia injaki.

“Kalau penanaman di luar kota misalnya jumat-sabtu, aku biasanya extend di kota itu sampai hari Minggu atau lebih untuk aku aku jalan-jalan disini. Ada tempat apalagi ya yang menarik, sekalian refreshing juga,” Pungkas Widya.

Ana Salsabila adalah Junior SEO Content Writer di LindungiHutan yang berpengalaman dalam penulisan artikel tentang lingkungan dan kehutanan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan