Hutanpedia
10 Gulma Berkhasiat untuk Tanaman Obat (Update 2023)
Gulma adalah tumbuhan yang muncul di sekitar tanaman budidaya atau tanaman perkebunan dan pertanian yang tidak dikehendaki. Gulma pada umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi dan dapat menjadi sarang hama dan penyakit.
Tanaman liar ini mudah dijumpai tumbuh di sela-sela tanaman, pinggir jalan, areal persawahan, pekarangan rumah dan tempat-tempat lainnya.
Tapi ternyata beberapa jenis gulma justru memberikan manfaat untuk pengobatan tradisional. Selain gampang ditemukan, beberapa jenis tanaman ini mempunyai khasiat tertentu.
Baca juga: Tanaman Porang: Pengertian, Ciri dan Manfaat Umbi Porang yang Jarang Diketahui
Berikut ini 10 jenis gulma yang memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu:
Daftar Isi
1. Tanaman Gulma Anting-anting
Anting-anting merupakan salah satu tanaman gulma yang berpotensi sebagai obat.
Di daerah Sunda, Anting-anting dikenal dengan sebutan Lelantang. Selain itu, di beberapa daerah lain juga dikenal dengan nama Kucing Galak, Cakar Kucing (Minahasa), Tjeka Mas (Malaysia), Tapta-Pingar (Filipina), Three-Seeded Mercury (Inggris), dan Tie Xian (China).
Gulma dari famili Euphorbiaceae dengan nama ilmiah Acalypha indica L. sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit disentri, diare, gangguan pencernaan, muntah darah, berak darah dan kencing darah, mimisan, peluruh seni, anti radang, dan menghentikan pendarahan.
Menurut Anas Badrunasar dan Harry Budi Santoso dalam buku “Tanaman Obat Berkhasiat”, anting-anting dapat juga dimanfaatkan sebagai obat dermatitis, eksema, koreng, obat luka luar, disentri ameba, batuk, dan disentri basiler.
Selain itu, anting-anting dapat dimanfaatkan untuk obat antiradang, dan obat luka luar.
Anting-anting memiliki perawakan atau habitus berupa herba atau terna, daunnya bulat dengan bunga seperti mutiara yang mencuat dari ketiak daun. Anting-anting mudah dijumpai di pinggir-pinggir jalan, sawah, pekarangan rumah, sela bebatuan, selokan, dan tumbuh juga di sela-sela tanaman budidaya.
2. Pecut Kuda Bunga Ungu
Pecut kuda adalah salah satu tumbuhan liar yang biasanya menjadi gulma di area perkebunan dan banyak ditemukan di Indonesia.
Tumbuhan ini asalnya dari Florida, Amarika Serikat. Pecut kuda memiliki beberapa nama lokal seperti Jarong Lalaki (Sunda), Daun Sangketan (Jawa), Nyarang (Jawa), Sangko Hidung (Sulawesi), Dodinga (Maluku), Snakeweed (Inggris); dan Yu Long Bian (China).
Nama ilmiah pecut kuda adalah Stachytarpheta jamaicensis [L.] Vahl. dari famili Verbenaceae.
Bunga dari gulma pecut kuda berwarna ungu dan sebagian berwarna ungu kebiruan.
Habitus tanaman pecut kuda berupa semak dengan daun bulat hingga lonjong dengan tepi daun bergerigi. Tumbuhan pecut kuda dipercaya dapat meredakan demam, memperkuat otot dan urat kaku, dan obat gondongan (parotitis).
Terlebih lagi, pecut kuda memiliki khasiat sebagai pembersih darah, anti radang tenggorokan, antirematik, peluruh kencing (diuretik), keputihan, hepatitis A, dan haid tidak teratur.
Baca juga: Pohon Alpukat: Taksonomi, Ciri-ciri, Persebaran, Jenis dan Manfaat Alpukat
3. Ciplukan, Gulma Populer Sewaktu Kecil
Ciplukan adalah tanaman gulma yang tumbuh subur di wilayah beriklim tropis. Pada awalnya, buah berwarna kekuningan ini kurang diminati karena dianggap sebagai tanaman liar. Tapi, sekarang ciplukan dikenal luas berkat keampuhannya dalam mengatasi berbagai penyakit.
Buah ciplukan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda di setiap daerah dan wilayah di tanah air. Nama latin ciplukan adalah Physalis peruviana L. dari famili Solanaceae.
Rasanya yang manis dan asam jadi daya tarik tersendiri. Selain dikonsumsi secara langsung, ciplukan juga digunakan sebagai olahan minuman herbal yang kaya khasiat untuk kesehatan tubuh.
Ciplukan atau cecendet (Sunda) merupakan tumbuhan yang sudah banyak dikenal orang karena khasiatnya dalam mengobati penyakit Diabetes mellitus, sakit paru-paru, ayan, sampai penyakit borok.
Tumbuhan liar berperawakan perdu ini sering diambil daun, batang, akar, bunga, dan buahnya untuk bahan obat.
4. Suruhan
Suruhan juga dikenal sebagai daun tumpangan air karena mudah tumbuh di persawahan atau media tanam yang lembap. Daun suruhan merupakan tananam herbal yang dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.
Tinggi suruhan hanya 10-20 cm dengan batang yang tegak, lunak, dan berwarna hijau muda. Tanaman suruhan adalah tanaman herbal asli Indonesia yang sering diabaikan.
Padahal, suruhan ternyata menyimpan banyak khasiat dan dapat kita manfaatkan untuk pengobatan herbal.
Daun suruhan memiliki kandungan seperti alkaloid, flavonoids, saponins, terpenoids, steroids, dan glycosides yang berguna bagi kesehatan tubuh kita.
Terlebih lagi, suruhan mengandung beberapa zat berguna lainnya, misalnya phytol, stigmasterol, sitosterol, peperomins, sesamin, dan isoswertisin
Gulma suruhan atau suruhan mempunyai nama latin Peperomia pellucida L. Kunth dari famili Piperaceae. Suruhan memiliki daun yang menyerupai bentuk jantung serta memiliki sifat antibiotic, analgesic, anti inflamasi, dan diuretic.
Tumbuhan ini sering dimanfaatkan untuk obat herbal pereda sakit kepala akibat demam, obat sakit perut, dan obat luka bakar. Bisa juga untuk mencegah kanker, penyakit ginjal, katarak, dan infeksi pada mata.
Baca juga: 5 Bentuk Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
5. Ki Tolod
Sama seperti tanaman gulma lain, ki tolod merupakan salah satu tanaman yang mudah tumbuh dan didapatkan di tempat-tempat lembab dan jarang terkena sinar matahari langsung. Ki tolod tumbuh liar ditempat yang lembab seperti di pekarangan rumah, tepi selokan, sawah bahkan dipinggir jalanan.
Tanaman gulma dari famili Campanulaceae ini juga dikenal dengan nama Daun Tolod (Sunda) dan Sangkobak (Jawa). Ki Tolod memiliki daun memanjang dengan tepi daun bergerigi serta memiliki ciri khas, bunganya yang berwarna putih.
Ki kolod mengandung zat alkaloid seperti lobelin, lobelamin, dan isotomin, saponin, flavonoid, dan poliferol. Daun dan bagian bunganya memiliki sifat antiinflamasi, antikanker, analgesic, dan hemostatik sehingga banyak dimanfaatkan untuk mengobati sakit gigi, asma, bronchitis, radang, tenggorokan, obat luka, obat tetes mata, dan kanker.
Walaupun begitu, kita harus hati-hati dalam memanfaatkan gulma ini karena getah ki tolod juga mengandung racun dosis rendah.
6. Semanggi
Semanggi adalah tumbuhan gulma menyerupai semak yang mampu tumbuh di area berbatu. Gulma ini memiliki banyak nama lain di antaranya Lela (Aceh), Semanggi (Palembang), Calingcing (Sunda), Rempi, Semanggen, Semanggi Gunung (Jawa), Cembicenan (Madura), Mala-Mala (Ternate), Schapenklaver (Belanda), Gehornter Sauerklee (Jerman), Yellow Woodsorrel (Inggris) dan Daun Asam Kecil (Malaysia).
Nama latin semanggi adalah Marsilea drummondii L. dari famili Marsileaceae.
Tanaman semanggi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam kuliner khas kota pahlawan Surabaya yang legendaris, yakni pecel semanggi.
Tumbuhan air ini ternyata memiliki banyak manfaat yang besar di bidang kesehatan. Khususnya untuk menangani masalah kesehatan yang muncul disebabkan karena terjadinya penurunan estrogen, pada wanita yang memasuki masa menopouse.
Semanggi juga banyak dimanfaatkan untuk obat herbal pereda demam, flu, hepatitis, diare, infeksi saluran kencing, hipertensi, kelemahan badan (neurasthenia), menghentikan pendarahan, peluruh haid, penawar racun, obat batuk, dan obat radang tenggorokan.
Baca juga: 9 Jenis Hutan di Indonesia dan Ciri-cirinya Lengkap
7. Sambiloto
Sambiloto merupakan tanaman gulma yang berasal dari negara-negara Asia Selatan seperti India dan Sri Lanka. Daun dan batang bawah tanah sambiloto digunakan untuk membuat obat.
Nama latin sambiloto adalah Andrographis paniculata. Tumbuhan ini oleh orang Sumatra dikenal dengan nama tanaman Paitan karena rasanya yang sangat pahit.
Sudah lama tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dipercaya mampu menyembuhkan banyak penyakit, antara lain hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, dan radang amandel (tonsillitis).
Sambiloto ternyata mengandung zat aktif yang disebut andrografolida. Kandungan andrografolida yang terdapat pada bagian batang dan daun tanaman sambiloto memiliki sifat antiradang, antibakteri, dan antivirus.
Selain itu, sambiloto juga bisa dimanfaatkan untuk obat gatal-gatal, kudis, demam digigit serangga atau satwa berbisa, kencing manis, radang usus buntu, tifus, dan kaki bengkak.
8. Krokot, Gulma yang Paling Mudah Ditemukan
Krokot adalah penyebutan oleh masyarakat umum untuk berbagai jenis tanaman dari suku Portulacaceae yang tumbuh liar dan termasuk tanaman gulma. Jenis krokot yang dapat kita konsumsi memiliki nama latin Portulaca oleracea yang juga dikenal dengan nama gelang biasa atau resereyan.
Tanaman gulma ini kaya asam lemak Omega-3, asam alfa linolenat, asam lemak dan mengandung vitamin A.
Kandungan asam lemak pada krokot lebih tinggi daripada ikan serta kandungan vitamin A yang tergolong tinggi juga bisa dimanfaatkan untuk membantu penurunan berat badan, menjaga kesehatan mata, menguatkan tulang, dan memperlancar sirkulasi darah.
Tumbuhan dari famili Portulacaceae ini juga bisa dimanfaatkan untuk obat pegal linu, bisul, borok, radang pada kulit, dan beberapa masyarakat juga menjadikannya sebagai pereda demam serta radang gusi.
Baca juga: Hutan Hujan Tropis: Pengertian, Ciri-ciri dan Fakta Menarik Hutan Hujan Tropika
9. Patikan Cina
Patikan cina atau krokot cina adalah tanaman herbal yang sudah sejak lama dikenal berkhasiat untuk pengobatan penyakit di antaranya diare dan disentri.
Tumbuhan gulma berkhasiat masih asing di telinga karena memang lebih dianggap hama dibanding sebagai tumbuhan obat.
Tanaman patikan cina memiliki nama latin Euphorbia thymifolia. Bentuk gulma ini kecil merayap, kadang-kadang setengah tegak dan berambut.
Patikan cina tumbuhdi antara rumput di halaman, sekeliling tegalan, pinggir jalan pada tempat-tempat yang agak basah sampai ketinggian 1.400 m dari permukaan laut.
Batang dan daunnya agak kemerah-merahan, apabila dipatahkan akan mengeluarkan getah. Daun patikan cina bersirip genap, kecil-kecil, bulat telur, berhadapan, baunya wangi. Bunga berwarna merah muda
Di India, patikan cina bahkan sudah popular sejak dahulu dan masuk dalam pengobatan tradisional India (Ayurveda). Dari hasil uji fitokimia yang dilakukan oleh para ahli, diketahui bahwa patikan cina mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan fenolik.
Selain itu, tumbuhan patikan cina dipercaya dapat mengobati radang tenggorokan, bronkitis, asma, disentri, radang perut, diare, kencing darah, radang kelenjar usus, payudara bengkak, dan eksim.
10. Babadotan
Tanaman gulma berkasiat terakhir dalam artikel ini yaitu babadotan. Gulma ini juga kerap disebut bandotan, wedusan, atau babadotan.
Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Ageratum conyzoides L. dari famili Asteraceae. Ageratum conyzoides L. kerap dimanfaatkan untuk obat demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru (pneumonia), hingga radang telinga tengah (otitis media).
Babadotan juga sering dimanfaatkan untuk mengobati luka dan bahan pembuatan pestisida alami karena memiliki kandungan senyawa aktif pada bagian akar dan daunnya. Senyawa aktif tersebut diantaranya yaitu dari golongan alkaloid, saponin, flavonoid, anthraquinone, terpen, steroid, tannin dan phenol.
Baca juga: 9 Dampak Kerusakan Hutan yang Perlu Kamu Pahami
Setelah kita memahami tanaman-tanaman gulma yang bermanfaat bagi kesehatan, kita perlu untuk memanfaatkannya dengan bijak.
Penulis: Ziyadatul Hikmah
Editor: M. Nana Siktiyana
Mau Ebook tentang Cara Menanam Gratis?
Ebook ini mudah dan tidak perlu repot-repot untuk mengisi data. Panduan menanam pohon dan berkebun yang terdapat dalam ebook itu sudah dikurasi oleh tim LindungiHutan. Tunggu apa lagi? Klik tombol di bawah ini
Haris
27/01/2022 at 11:14
Terima kasih informasinya sangat membantu.