Connect with us

Hutanpedia

9 Jenis Hutan dan Ciri-ciri Hutan di Indonesia (Update 2022)

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Jenis-jenis Hutan di Indonesia dan ciri-cirinya lengkap.

Hutan secara umum digambarkan sebagai kawasan dengan pepohonan yang banyak tumbuh diatasnya. Kawasan hutan merupakan salah satu ekosistem dalam biosfer yang didominasi oleh komposisi bermacam vegetasi dan flora, sehingga tidak salah apabila hutan dikatakan sebagai lokasi masyarakat tumbuhan hidup terbesar di dunia. Berbagai jenis hutan dapat kita temukan di berbagai penjuru tanah air.

Keberadaan hutan sangatlah penting untuk kehidupan manusia. Kemampuan alami tumbuhan dalam menyerap karbondioksida melalui proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi oksigen, menandakan keberadaan hutan yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup manusia.

Hutan memiliki kemampuan pula dalam mencegah berbagai kerusakan alam yang kerap dihubungkan dengan fenomena efek rumah kaca dan perubahan iklim.

Bermacam jenis hutan yang tersebar di seluruh belahan bumi tentu memiliki perbedaan. Perbedaan-perbaan ini terjadi akibat klasifikasi hutan berdasarkan parameter yang berbeda-beda.

Sistem klasifikasi hutan kerap dibedakan berdasarkan letak geografis atau biogeografinya, sifat-sifat musim yang ada di lingkungan hutan tersebut atau iklimnya, ketinggian tempat, keadaan tanah, dan jenis pohon yang mendominasi.

Berdasarkan klasifikasi hutan semakin berkembang, maka kita akan mengetahui lebih banyak tentang jenis hutan yang ada di Indonesia, ciri-ciri, manfaat masing-masing dan persebarannya.

Baca juga: Pengertian Hutan Hujan Tropis, Ciri-ciri dan Manfaatnya

Jenis-jenis Hutan di Indonesia

Indonesia memiliki anugerah yang luar biasa baik itu flora maupun faunanya. Hutan Indonesia menempati urutan ketiga sebagai hutan terluas di dunia.

Hasil pemantauan hutan oleh Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020 menunjukan bahwa luas lahan yang berhutan di Indonesia sebesar 95,6 juta ha dari seluruh daratan Indonesia yang memiliki luasan 187 juta hektar.

Berikut ini pembahasan 9 jenis hutan yang bisa kita temukan di tanah air yaitu:

1. Hutan Bakau

Jenis hutan yang pertama yaitu hutan bakau. Hutan bakau kerap disamakan dengan hutan mangrove, padahal kedua hutan tersebut memiliki perbedaan.

Bakau atau tumbuhan yang memiliki nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies penyusun kawasan mangrove.

Penanaman pohon bakau hasil kerjasama antara LindungiHutan dan Somethinc di pesisir utara Jawa Tengah.
Relawan dan Tim LindungiHutan dalam acara penanaman pohon mangrove hasil kerjasama dengan brand kecantikan Somethinc di pesisir utara Jawa.

Tumbuhan bakau menjadi genus yang mendominasi dalam menyusun ekosistem mangrove. Tanaman ini umumnya ditemukan di garis pantai dengan kecenderungan lebih dekat dengan perairan atau laut dibandingkan daratan.

Oleh karena itu, bakau memiliki tipe perakaran yaitu tunjang sebagai bentuk adaptasi bakau dari habitatnya yang kerap diterpa pasang dan surut air laut sehingga fluktuasi perendaman air terjadi.

Hutan bakau di Indonesia tersebar di pantai timur pulau Sumatera, pantai barat serta selatan pulau Kalimantan, pantai utara pulau Jawa dan pantai barat daya Papua.

Beberapa tempat yang menjadi rumah untuk bakau tumbuh dan berkembang dengan baik diantaranya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. Kondisi pasang surut di Dangkalan Sunda yang relatif tenang menjadi ekosistem yang nyaman bagi bakau untuk tumbuh.

Di wilayah Papua, hutan bakau diperkirakan tumbuh pada luasan lahan sekitar 1,3 juta ha atau sepertiga luasan bakau di seluruh Indonesia.

Salah satu manfaat jenis hutan bakau diantaranya menjadi tempat tinggal untuk berbagai fauna seperti biawak, kepiting bakau, udang lumpur, berbagai jenis siput dan ikan tembakul.

Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk perkembangan rantai makanan yakni produsen bagi ikan-ikan kecil dan kepiting, karena tidak sedikit ikan yang memakan daun tanaman bakau untuk bertahan hidup.

Terlebih lagi, hutan bakau mampu melindungi pantai dari deburan ombak yang berpotensi mengakibatkan abrasi serta ombak tsunami yang dapat dicegah oleh bakau.

Manfaat lain dari hutan bakau yaitu dapat menjaga kualitas air di daerah pesisir, menjadi katalis tanah atau menjaga lapisan tanah agar lebih padat, dan memberikan dampak ekonomi yang luas untuk masyarakat baik pemanfaatannya di bidang pariwisata, perkebunan ataupun tambak.

Baca juga: Brand Kecantikan Somethinc Tanam 10 Ribu Pohon Bakau di Pesisir Utara Jawa

2. Hutan Mangrove

Mangrove adalah varietas komunitas yang ada di pantai tropik dan subtropik berupa pepohonan atau semak-semak yang tumbuh di daerah pasang surut air laut.

Komposisi jenis hutan mangrove tidaklah homogen, melainkan semua pepohonan dan semak yang ada di suatu kawasan, terkena pasang surut air laut dan membentuk komunitas, maka ia dikatakan sebagai hutan mangrove. Apabila tanaman yang menempati hutan pesisir dengan dominasi bakau (Rhizophora sp.), maka jenis hutan tersebut dinamakan hutan bakau seperti pembahasan sebelumnya.

Karakteristik dari tumbuhan di hutan mangrove yakni tumbuhan dengan akar napas yang berfungsi efektif untuk mencegah dan menanggulangi erosi pantai.

Persebaran hutan mangrove di Indonesia diantara ada di sisi barat dan timur pulau Sumatera dengan luasan hutan mangrove mencapai 417.000 ha. Beberapa titik di pulau Jawa dengan luasan mencapai 34.400 ha. Sepanjang pesisir pulau Kalimantan dengan luasan mencapai 165.000 ha. Sepanjang pesisir pulau Sulawesi dengan luasan mencapai 53.000 ha. Bagian barat pulau Papua dengan luasan mencapai 2.943.000 ha. Dan di Bali serta Nusa Tenggara dengan luasan mangrove di kedua wilayah tersebut mencapai 3.700 ha.

Manfaat dari keberadaan jenis hutan mangrove tidak jauh berbeda dengan hutan bakau diantaranya yaitu

  • Mencegah intrusi air laut atau perembesan air laut ke daratan yang berakibat pada perubahan pada mata air di daratan menjadi air payau.
  • Mencegah abrasi air laut, karena ombak di pinggiran laut yang tinggi berpotensi untuk mengikis daratan.
  • Penghambat dan penyaring alami untuk sampah-sampah yang tergenang di laut dan mempercepat penguraian sampah organik.
  • Tempat tinggal dan sumber makanan untuk berbagai jenis satwa seperti ikan-ikanan dan kepiting.
  • Membantu dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir. Manfaat jenis hutan mangrove dalam pembentukan pulau dan daratan baru dimungkinankan karena akar tanaman di hutan bakau dapat menjaga tanah di daerah pesisir agar tetap padat dan tidak mudah tergerus ketika pasang surut air laut datang.

3. Hutan Lumut

Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, akan tetapi ia mampu untuk berfotosintesis.

Tumbuhan ini kerap hidup berkoloni dan mampu untuk tumbuh di lingkungan yang ekstrem dan hidup di berbagai medium seperti bebatuan, tanah, batang kayu bahkan menumpang pada organisme lain. Lumut menyukai lingkungan yang lembab dan bersuhu rendah.

Penampakan vegetasi di jenih hutan lumut yang didominasi oleh lumut.
Tumbuhan dan lantai hutan lumut seringkali ditutupi oleh tumbuhan lumut karena kelembapan udara dan curah hujan yang tinggi.

Seperti namanya, jenis hutan lumut didominasi oleh tumbuhan lumut. Ciri utama hutan lumut yakni berada di kawasan yang memiliki curah hujan tinggi sehingga kelembapan tinggi dan berembun.

Jenis hutan lumut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Gunung Lumut di Kalimantan Timur dengan karakteristik lumut tumbuh pada akar pohon, batang pohon dan bebatuan. Hutan lumut di Gunung Singgalang dengan karakteristik lumut tumbuh dan menempel pada pepohonan besar serta akar hingga rantingnya. Dan hutan lumut terakhir di Pegunungan Argopuro Jawa Timur atau lebih tepatnya berada pada Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.

Manfaat utama hutan lumut memberikan ruang interaksi antar komponen seperti tempat hidup untuk flora dan fauna, khususnya mereka yang hanya dapat hidup pada daerah dengan kelembaban tinggi, sebagai sumber makanan dan membantu kamuflase fauna tertentu dari predator, karena sifat lumut yang dapat menumpang atau menempel pada organisme lain.

Baca juga: 9 Dampak Kerusakan Hutan bagi Manusia dan Alam yang WAJIB Kamu Pahami

4. Hutan Rawa

Hutan rawa adalah hutan dengan vegetasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di wilayah genangan air tawar atau secara periodic wilayah hutan akan selalu tergenang air tawar.

Jenis hutan ini biasanya terletak di daerah yang berada di dekat aliran sungai akan tergenang ketika luapan air sungai naik semasa musim hujan, keadaan tersebutlah yang menyebabkan terbentuknya hutan rawa.

Komposisi hutan rawa berbentuk vertikal dengan beberapa stratifikasi, diantaranya strata sederhana seperti palem-paleman dan sagu.

Ciri utama dari jenis hutan rawa ini selain selalu tergenang air ialah lantai hutan yang berupa lapisan gambut. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan sifat tidak terlalu keras atau nampak seperti lumpur.

Jenis tumbuhan yang tumbuh mencakup paku-pakuan, jamur, atau lumut, eceng gondok, rumput, semanggi dan tanaman air lainnya. Cengkraman akar pepohonan atau tumbuhan pada hutan rawa tidaklah sekuat tanaman di tanah yang padat.

Beberapa jenis hutan rawa antara lain yaitu:

  1. Hutan rawa gambut atau hutan dengan komposisi tanah organik yang sangat tinggi akibat dari penguraian sisa hewan dan tumbuhan.
  2. Hutan rawa air tawar yakni hutan rawa dengan vegetasi yang cukup lebat dan berlapiskan tanah yang kaya akan mineral.
  3. Rawa tanpa hutan atau wilayah rawa yang hanya ditumbuhi oleh tumbuhan kecil seperti semak belukar dan rumput air.

Persebaran hutan rawa di Indonesia yakni di daerah dataran rendah yang terdapat sungai-sungai besar seperti Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Ketiga wilayah tersebut memiliki hutan rawa dengan persentase 95% dari keseluruhan wilayah hutan rawa di Indonesia.

Manfaat hutan rawa diantaranya sebagai sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di area hutan rawa, sebagai sumber cadangan air, mencegah terjadinya intrusi atau masuknya air laut kedalam air tanah dan air sungai yang menjadi sumber mata air alami, dan mencegah terjadinya banjir.

5. Hutan Sabana

Jenis hutan kelima yaitu hutan sabana. Hutan sabana adalah kawasan hutan dengan komposisi berupa padang rumput yang dikelilingi oleh pepohonan atau semak-semak sejenis palem dan akasia.

Sabana merupakan ekosistem yang dapat berada di wilayah dataran tinggi maupun rendah dan persebaran pohon yang tidak merata dengan dominasi rumput di seluruh lahan hutan sabana.

Hutan sabana yang gersang dan jarang ditumbuhi tanaman hijau.
Tingkat curah hujan yang rendah mengakibatkan pohon-pohon hijau sulit untuk tumbuh di hutan sabana.

Hutan sabana dapat ditemukan pada wilayah tropis maupun subtropis. Jenis hutan ini sangat cocok pada kawasan dengan curah hujan yang rendah.

Ciri hutan sabana apabila dilihat dari fauna yang hidup berupa hewan-hewan yang mampu hidup pada daerah kering seperti badak, burung unta, macan tutul, singa, impala, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babun, dan masih banyak lagi.

Persebaran hutan sabana di Indonesia yang dapat kita temukan di hutan sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur dengan ciri khas faunanya yakni Komodo. Selanjutnya, hutan sabana Sumba Timur yang juga ada di Nusa Tenggara Timur dengan wilayah padang rumput terluas untuk wilayah Indonesia bagian timur. Kemudian ada hutan sabana Tanjung Ringgit di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan keindahan berupa hamparan rumput serta ilalang dan pemandangan pantai. Masih di wilayah Nusa Tenggara Barat yakni gunung Rinjani sabana sembalun yang berada pada jalur pendakian.

ak kalah dengan wilayah timur, terdapat hutan sabana Baluran, Jawa Timur yang berisikan beberapa tumbuhan seperti hamparan padang rumput, dan keberadaan hewan seperti kijang, macan tutul, dan banteng liar yang hidup secara bebas disana. Ada juga sabana Gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir sabana Gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu.

Manfaat dari jenis hutan sabana diantaranya sebagai habitat tempat tinggal dan sumber makanan bagi flora dan fauna, sebagai tempat menyimpan cadangan air tanah akibat luasnya permukaan lahan rumput, menjaga keseimbangan alam, menjadi kawasan peternakan yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar daerah sabana dan membantu perekonomian warga apabila dapat dikelola menjadi tempat wisata dan penelitian.

6. Hutan Stepa

Jenis hutan keenam yang dapat kita jumpai di Indonesia yaitu hutan stepa. Hutan stepa memiliki kemiripan dengan hutan sabana.

Namun, kondisi yang membedakan hutan stepa dan sabana adalah komposisi vegetasinya. Jenis hutan stepa didominasi oleh vegetasi jenis rumput dan tidak ada pohon maupun semak-semak besar di dataran lahan tersebut.

Pepohonan tidak dapat tumbuh di wilayah stepa akibat curah hujan yang rendah dan tidak merata. Hutan stepa dapat kita temukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis.

Ciri-ciri utama yang nampak nyata dari hutan stepa adalah suhu yang berkisar 19-30 derajat Celcius saat musim panas dan 12-20 derajat Celcius saat musim dingin, curah hujan yang tidak teratur hanya berkisar 250-500 mm/tahun, kelembapan udara sangatlah rendah dan dominasi vegetasi rumput yang luas membentang.

Hutan stepa dapat ditemukan di wilayah timur Indonesia seperti pulau Timor dan Nusa Tenggara, karena kondisi iklim gersang dan minim curah hujan yang mendukung.

Manfaat dari hutan stepa yakni sebagai ekosistem beberapa fauna khususnya mereka hewan ternak, dapat menjadi lahan peternakan bagi masyarakat yang memiliki hewan ternak dan kondisi alam yang menarik dapat dijadikan sebagai tempat wisata, sehingga memberikan dampak secara ekonomis bagi masyarakat sekitar.

7. Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh pergantian musim. Tanaman yang tumbuh pada jenis hutan ini tentu akan berbeda tergantung dari musim yang berganti dan biasanya hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Sehingga vegetasi tanaman pada hutan musim tidaklah beragam atau homogen.

Jarak pohon antara satu dengan yang lain relatif senggang dengan ketinggian pohon mencapai 12-13 meter.

Ketika musim penghujan maka tanaman-tanaman baru di hutan musm akan tumbuh subur dengan penanda daun yang menghijau dan tumbuh lebat. Sedangkan pada musim kemarau maka daun akan meranggas sebagai bentuk adaptasi diri.

Macam-macam dan jenis hutan musim kerap kali dinamai sesuai dengan tumbuhan atau jenis pohon yang tumbuh mendominasi di dalamnya. Beberapa contoh hutan musim yang dinamai sesuai dominasi jenis tanamannya hutan jati, sengon, ketapang, bunga anggrek, sagu, kemiri, cendana, kayu putih dan masih banyak lagi.

Hutan musim di Indonesia tersebar di beberapa wilayah pulau Jawa yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur dan daerah Nusa Tenggara Barat.

Manfaat dari hutan musim adalah sebagai pengatur tata air, tempat hidup dan sumber makanan bagi flora dan fauna, sumber obat-obatan alami, dan pengatur iklim.

Hutan musim kerap dimanfaatkan sebagai hutan produksi karena homogenitas varietas tanaman yang tumbuh di dalamnya.

Baca juga: 5 Bentuk Adaptasi Morfologi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya

8. Hutan Hujan Tropis

Jenis hutan selanjutnya yaitu hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah jenis hutan dengan tingkat kelembaban yang tinggi akibat curah hujan yang juga besar setiap tahunnya sebesar lebih dari 2.000 mm/tahun.

Hutan hujan tropis pada umumnya berada pada wilayah dengan suhu udara rata-rata 20-30 derajat Celcius. Jenis hutan ini dengan keanekaragaman vegetasi yang kaya akibat mendapatkan sinar matahari yang cukup, meskipun cahaya matahari tidak dapat menembus dasar hutan karena lebatnya pepohonan. Keistimewaan wilayah hutan hujan tropis yakni wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa.

Fakta menarik dari hutan hujan tropis adalah sebagian besar kehidupan hutan ditemukan di pepohonan dibandingkan di lantai hutan. Keberadaan kanopi atau tumbuhan yang besar dan menaungi tumbuhan kecil di bawahnya menjadi tempat para satwa menghabiskan waktu ketika siang hari dengan adaptasi-adaptasi yang mereka lakukan, baik melalui suara untuk berkomunikasi akibat rerimbunan daun yang menyulitkan satwa bergerak.

Persebaran hutan hujan tropis di Indonesia berada di pulau-pulau besar seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Manfaat hutan hujan tropis adalah sebagai penyimpan jutaan ton karbon akibat keberagaman vegetasi flora yang tumbuh di jenis hutan ini, melindungi dari banjir dan kekeringan karena banyaknya pepohonan dan memudahkan penyerapan air hujan, menstabilkan tanah, mempengaruhi pola curah hujan, dan menjadi rumah untuk flora fauna liar.

Hutan hujan tropis juga kerap menjadi sumber daya bagi masyarakat sekitar hutan untuk bertahan hidup.

9. Hutan Gugur

Hutan gugur merupakan jenis hutan terkahir pada pembahasan kali ini. Hutan gugur didominasi oleh vegetasi tumbuhan peluruh atau tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim tertentu.

Gambar hutan jati saat musim kemarau.
Pohon jati menggugurkan daun-daunnya untuk mengurangi penguapan air ketika musim kemarau.

Hutan gugur memiliki curah hujan merata antara 750-1000 mm/tahun. Suhu rata-rata 2-18 derajat Celcius pada jenis hutan ini. Vegetasi di hutan gugur biasanya berciri daun lebar, tajuk yang rapat, warna daun yang hijau ketika musim panas, dan akan gugur ketika musim dingin. Jenis flora yang tumbuh tidak terlalu beragam, meskipun begitu tanah di termasuk subur akibat pembusukan daun-daun ketika musim dingin.

Di Indonesia, jenis hutan gugur memiliki nama lain yaitu hutan musim tropika atau hutan muson. Jenis flora yang hidup di hutan gugur ialah jenis tanaman tropofit atau tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan musim seperti pohon jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, pakis, bambu, dan eucalyptus.

Sedangkan fauna yang dapat hidup di hutan gugur memiliki ciri khas berupa adaptasi dengan migrasi (dilakukan oleh burung) dan hibernasi (dilakukan oleh mamalia), beberapa hewan tersebut seperti harimau, rusa, babi hutan, tikus kayu, musang, beruang dan masih banyak lagi.

Hutan gugur yang tersebar di Indonesia dapat ditemui pada Kawasan Wallace yaitu wilayah Sulawesi, sebagian Maluku, Nusa Tenggara, bali dan Jawa.

Manfaat keberadaan hutan gugur diantaranya menjadi tempat hidup beragam flora dan fauna, serta sebagai sumber makanan untuk makhluk hidup disana.

Hutan gugur juga menjadi penghasil kayu seperti rotan, damar, dan jati, penghasil oksigen, pengatur iklim dan tata air tanah dan mencegah intrusi air laut.

Baca juga: Polusi Adalah: Pengertian, Jenis dan Dampak Polusi bagi Kehidupan

Ringkasan

Indonesia memiliki bermacam jenis hutan dengan karakteristik yang berbeda. Berbagai jenis hutan tersebut menjadi potensi besar untuk dapat diolah dan dimaksimalkan sebaik-baiknya untuk masyarakat tanpa merugikan makhluk hidup lain seperti fauna dan flora yang hidup dalam hutan.

Seluruh jenis hutan yang telah dijelaskan diatas tersebar merata di sepanjang wilayah Indonesia yakni pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Karakteristik jenis hutan di Indonesia terkodifikasi berdasarkan sifat musim seperti hutan musim, sabana dan stepa. Kemudian berdasarkan keadaan tanah yaitu hutan rawa, hutan mangrove dan hutan bakau. Berdasarkan iklim yaitu hutan hujan tropis, hutan lumut, dan hutan gugur.

Kelestarian bermacam jenis hutan seharusnya menjadi perhatian kita bersama, untuk dapat melindungi dan melestarikan agar tetap asri dan hidup seutuhnya. Manfaat dari hutan sangatlah besar untuk kelangsungan hidup kita.

Sehingga menjaga hutan turut menjaga variasi jenis hutan, menjaga flora fauna yang hidup didalamnya, dan menjaga kehidupan kita sendiri sebagai manusia.

Baca juga: Gambut Adalah: Pengertian, Ciri-ciri dan Jenis Lahan Gambut

Penulis: Jati Ratna Arifah

Editor: M. Nana Siktiyana

Jangan Lupa untuk Ikut Serta dalam Upaya Pelestarian Hutan

LindungiHutan merupakan wadah untuk menanam pohon mulai dari 10 ribu rupiah. Ribuan orang, ratusan UMKM dan perusahaan telah percaya dengan LindungiHutan dengan menjalin kolaborasi untuk kelestarian hutan Indonesia.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Fatih Az-zahra

    27/01/2022 at 11:15

    Info yang bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sedekah Pohon LindungiHutan