Lingkungan
Iklim: Memahami Perbedaannya dengan Cuaca, Macam-macam, dan Unsur Pembentuknya
Artikel di-review oleh Fahriza Dwi Indahyati, Research and Development at LindungiHutan
Hari-hari ini kamu mungkin sering menemukan kata atau topik tentang perubahan iklim. Yeps, perubahan iklim saat ini memang menjadi isu yang masif dibicarakan karena seriusnya dampak yang ditimbulkan.
Jelas saja, karena apabila perubahan iklim terus terjadi, maka secara signifikan akan memengaruhi semua bentuk kehidupan di muka bumi.
Lalu, apakah itu iklim? Bedakah ia dengan cuaca? Apa pengaruhnya ke kehidupan kita? Nah, artikel ini akan membahas secara lengkap pertanyaan-pertanyaan tersebut dan hal-hal lainnya yang berkaitan. Yuk simak penjelasannya!
Daftar Isi
Apa Itu Iklim?
Sederhanannya, iklim adalah rata-rata keadaan cuaca di suatu wilayah yang luas. Rata-rata tersebut didapat berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari hari ke hari dalam kurun waktu 30 tahun.
Wiihhh, lama juga ya?! Biar makin jelas, berikut definisi iklim yang dikemukakan oleh para ahli.
1. Gibbs
Pengertian iklim menurut Gibbs sebagai suatu peluang statistik dari berbagai keadaan atmosfer yang disusun dari suhu, kelembapan, tekanan, dan angin. Ia juga berpendapat bahwa iklim dapat terjadi di suatu wilayah yang luas dalam jangka waktu yang panjang.
2. World Climate Conference
Menurut WCC atau Konferensi Iklim Dunia, iklim merupakan sintesis kejadian cuaca dalam periode yang panjang. Jangka waktu tersebut cukup digunakan untuk menunjukkan statistik keadaan yang setiap harinya berbeda (Susilo, 2021).
3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sementara menurut KLHK, pengertian Iklim merupakan rata-rata cuaca dan variabilitas kuantitas yang relevan dari beberapa variabel seperti angin, hujan, atau temperatur dalam kurun waktu bulanan, tahunan, hingga jutaan tahun (KLHK).
Sementara itu, cuaca didefinisikan sebagai keadaan udara di atmosfer pada waktu dan tempat tertentu. Cuaca dinyatakan dengan kondisi hujan, kelembapan, suhu udara, penguapan, tutupan awan, dan proses analisisnya hanya membutuhkan waktu satu hari hingga satu minggu saja (Nugroho, 2017).
Baca juga: Climate Crisis, Potensi Besar Penyeimbang Karbon dan Bagaimana Mengelola Hutan secara Berkelanjutan
Apa Saja Macam-Macam Iklim?
Secara umum, para ahli mengklasifikasikan iklim global ke dalam empat jenis. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur-unsur pembentuk iklim itu sendiri, yakni:
1. Iklim Matahari
Iklim jenis ini ditentukan oleh banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Banyak atau sedikitnya suatu tempat atau wilayah menerima sinar matahari bergantung pada letak garis lintangnya.
Wilayah yang berada pada lintang rendah akan lebih banyak menerima sinar matahari. Sedangkan tempat yang berada di lintang tinggi akan memperoleh sinar matahari yang lebih sedikit.
Berdasarkan jenis iklim ini, pembagian daerah iklimnya dibagi menjadi empat, yaitu:
- Iklim tropis, berada pada garis lintang 23,5° LU – 23,5° LS.
- Iklim subtropis, terletak antara 23,5° LU – 35° LU, dan 23,5° LS – 35° LS.
- Iklim sedang, berada pada 35° – 66,5° LU, dan 35° LS – 66,5° LS.
- Iklim dingin, terletak antara 66,5° LU – 90° KU, dan 66,5° LS – 90° KS.
2. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi kondisi daratan, lautan, relief muka bumi, angin, dan arus laut.
Pembagian iklim berdasarkan jenis ini adalah iklim laut atau maritim, darat atau kontinental, dataran tinggi, dan iklim musim (muson).
3. Iklim Koppen
Seorang klimatologi asal Jerman bernama W.Koppen membagi iklim dunia dengan lima zona iklim berdasarkan temperatur dan curah hujan, yakni:
a. Iklim A (Hujan Tropis)
Ciri-ciri daerah beriklim hujan tropis adalah memiliki temperatur bulanan di atas 18°C, curah hujan dan penguapan yang tinggi, serta tidak mempunyai musim dingin.
b. Iklim B (Kering)
Ciri-ciri daerah dengan iklim B adalah curah hujan rendah, penguapan tinggi, tidak ada cadangan air, dan tidak dijumpai sungai permanen.
c. Iklim C (Sedang)
Karakteristik dari jenis ini adalah suhunya lebih dari 10°C pada musim panas, sedangkan pada musim dingin suhu berada di kisaran -3°C sampai -18°C.
d. Iklim D (Dingin)
Memiliki suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari -3°C, dan suhu bulan terpanas dengan lebih dari 10°C.
e. Iklim E (Kutub)
Memiliki suhu dingin sepanjang tahun, dan suhu bulan terpanas kurang dari 10°C.
4. Iklim Oldeman
Menurut Oldeman, iklim diklasifikasikan berdasarkan banyaknya bulan basah dan bulan kering. Disebut bulan basah jika curah hujan lebih dari 200mm.
Disebut bulan kering apabila curah hujan kurang dari 100 mm. Dan, disebut bulan lembap jika curah hujan berkisar antara 100-200 mm.
Apa saja Unsur Pembentuk Iklim?
Iklim terbentuk oleh berbagai unsur-unsur stabil yang merupakan gabungan dari suhu, kelembapan udara, hujan, awan, angin, dan tekanan udara. Berikut uraian lengkapnya!
1. Suhu
Suhu udara adalah parameter yang menyatakan kondisi panas atau dinginnya udara. Di permukaan laut, bumi memiliki rerata suhu 150°C, tetapi suhu setiap wilayah bervariasi.
Hal tersebut bergantung pada durasi penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari, relief permukaan bumi atau tinggi tempat, angin, dan banyak sedikitnya awan.
2. Kelembapan udara
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Dibandingkan dengan gas lain yang ada di atmosfer, kandungan uap air lebih sedikit dengan hanya 2% dari total jumlah massa.
Tingkat kelembapan udara di setiap wilayah juga dipengaruhi oleh jumlah radiasi matahari, relief permukaan bumi, angin, dan ketinggian tempat.
3. Curah Hujan
Curah hujan adalah intensitas jumlah air hujan yang turun pada waktu dan suatu daerah tertentu. Hujan merupakan salah satu bentuk dari presipitasi, yaitu bagian dari siklus hidrologi yang mana bertanggung jawab akan ketersediaan air di bumi.
Faktor yang memengaruhi curah hujan di suatu wilayah adalah topografi, arah lereng medan, jarak perjalanan angin di atas medan datar, dan arah angin yang sejajar dengan garis pantai.
4. Awan
Unsur pembentuk iklim selanjutnya adalah awan. Awan terbentuk karena proses kondensasi di mana ia berupa kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es.
Faktor yang memengaruhi laju penguapan adalah sinar matahari, suhu udara, dan angin.
5. Angin
Angin ialah udara yang bergerak dari daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan yang rendah.
6. Tekanan udara
Tekanan udara merupakan udara yang memiliki massa sehingga dapat menekan permukaan bumi.Tekanan udara di suatu daerah berbanding lurus dengan kelembapan udara pada daerah tersebut.
Apabila suatu daerah bertekanan udara tinggi, maka kelembapan udara daerah itu sama tingginya. Angin dan sinar matahari menjadi dua faktor yang memengaruhi perbedaan tekanan udara di setiap tempat (Iswanto, 2018).
Baca juga: Ekosistem Karbon Biru, Potensi, Simpanan Karbon, dan Tantangan 2024
Faktor Perubahan Iklim dan Pengaruhnya Bagi Manusia
Fakta menunjukkan bahwa tahun 2016 yang menjadi tahun terpanas secara global, dengan nilai anomali suhu tercatat sebesar 0,99 derajat Celcius dari periode pengamatan tahun 1980 hingga 2020. Hal tersebut merupakan bukti perubahan iklim benar terjadi.
Lantas, apa yang menyebabkan perubahan iklim? Aktivitas manusia menjadi salah satu penyebab terbesarnya, antara lain:
1. Sampah
Sampah memberikan dampak dan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca yang menghasilkan bentuk gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, timbulan sampah yang dihasilkan sepanjang tahun 2022 mencapai 31.909.956,68 ton.
2. Transportasi
Emisi gas rumah kaca menjadi penyebab nomor satu perubahan iklim secara global. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida, gas metana, dan nitrous oksida banyak menangkap panas matahari yang menyebabkan pemanasan global. Contohnya, penggunaan transportasi bermotor sebagai penghasil emisi gas karbon dioksida akibat dari proses pembakaran bahan bakar fosil.
3. Deforestasi
Seiring dengan penurunan luasan tutupan lahan maka terjadi peningkatan laju perubahan iklim. Hal ini disebabkan oleh penyusutan serapan karbon dioksida, keanekaragaman hayati berkurang, peningkatan bencana banjir dan tanah longsor, serta penurunan kualitas udara yang mengganggu kesehatan manusia.
Perubahan iklim yang terjadi kemudian berdampak pada kehidupan makhluk hidup di bumi termasuk manusia. Dampak tersebut merata di berbagai sektor seperti:
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, sebab mempengaruhi pola tanam, waktu tanam, dan indeks/intensitas pertanaman (IP). Adanya perubahan iklim mengakibatkan penurunan produksi pertanian hingga kegagalan panen,
2. Sektor Kesehatan
Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada kenaikan suhu secara global, tetapi juga memengaruhi kesehatan manusia. Mulai dari meningkatnya kasus penyakit yang muncul terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti DBD, malaria, chikungunya, leptospirosis, filariasis, dan lain-lain
3. Sektor Perikanan
Perubahan iklim memaksa sektor perikanan mengalami penurunan produktivitas tambak, berkurangnya hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.
Baca juga: Pengungkapan Emisi Karbon dan Manfaatnya bagi Perusahaan
LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan
FAQ
Apa saja 4 jenis iklim?
Secara umum, para ahli mengklasifikasikan iklim global ke dalam empat jenis, yaitu iklim matahari, iklim fisis, Iklim Koppen, dan iklim Oldeman.
Berapa Iklim yang ada di Indonesia?
Indonesia memiliki tiga iklim, termasuk iklim tropis jika berdasarkan klasifikasi iklim matahari, iklim laut apabila berdasarkan klasifikasi iklim fisis, dan iklim musim.
Penulis: Mas Wanajih