Connect with us

Hutanpedia

Pohon Bayur: Klasifikasi, Ciri-ciri dan Manfaatnya (Update 2024)

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Penjelasan lengkap pohon bayur (Pterospermum javanicum).

Sejak zaman dahulu, pohon bayur dikenal dengan kayunya yang kokoh dan kuat sehingga dapat menjadi kebutuhan dasar berbagai kebutuhan konstruksi pertukangan dan industri kayu.

Kayu pohon ini bisa dimanfaatkan mulai kerajinan kayu, lemari, kusen, perahu, pondasi dasar jembatan hingga konstruksi rumah. 

Bayur sendiri memiliki sebutannya masing-masing dari setiap daerah. Mulai dari Bajur dan Cayur di Sunda, Wayur, Wadang, dan Walang di Jawa, Bolang di Bali, Buli di Sulawesi, Darmasala di NTT, dan Teunggi Leuyan di Kalimantan.

Saat ini, pohon bayur banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia karena memiliki banyak manfaat pada industri perkayuan terlebih kayunya yang terkenal merupakan kayu pengganti dari kayu Jati.

Baca juga: Apa itu Pohon Ampupu? Klasifikasi, Ciri-ciri, Habitat dan Manfaatnya

Klasifikasi Bayur (Pterospermum javanicum)

Klasifikasi pohon dengan nama ilmiah Pterospermum javanicum adalah sebagai berikut:

KingdomPlantae
SubkingdomTracheobionta
DivisiMagnoliophyta
SuperdivisiSpermatophyta
KelasMagnoliopsida
SubkelasDilleniidae
OrdoMalvales
FamiliSterculiaceae
GenusPterospermum
SpesiesPterospermum javanicum Jungh.
Tabel klasifikasi taksonomi pohon bayur (Pterospermum javanicum).

Ciri-ciri Pohon Bayur

Pohon bayur (Pterospermum javanicum) merupakan pohon penghasil kayu yang mempunyai ukuran yang cukup besar dengan ketinggian pohon yang dapat mencapai 45 m.

Foto tegakan pohon bayur.
Foto pohon bayur (Pterospermum javanicum) dewasa (Wibowo Djatmiko/Wikimedia).

Selain ukurannya yang besar dan tinggi, berikut ini ciri-ciri morfologi pohon bayur diantaranya yaitu:

1. Batang

Pohon bayur memiliki batang pohon yang tinggi dan dapat mencapai 45 m bahkan lebih. Jaringan pada kulit kayunya berwarna coklat keabu-abuan dengan tekstur halus, bersisik dan memecah dangkal.

Diameter batang kayu bayur berdiameter 1 m dan memiliki karakteristik ranting pohon yang berambut halus. Kulit bagian dalam kayunya berserabut.

2. Daun

Karakteristik daun bayur bersifat tunggal berseling dengan tangkai pendek berukuran 3-6 mm. Bentuk daunnya bulat telur (oval) sampai lanset dengan ukuran panjang 4-14 cm dan lebar 2,5-7 cm.

Ujung daun bayur terlihat meruncing dan pangkal asimetris. Pohon bayur memiliki tiga daun pangkal. Warna daun pada sisi atas yang berwarna hijau terang dan sisi bagian bawah berambut halus kecoklatan.

3. Bunga Bayur

Bunga yang muncul pada pohon bayur berjenis malai terminal. Berukuran hingga panjang 6 cm dan berambut halus. Warna pada bunga pohon bayur bervariasi mulai dari putih, putih kekuningan, atau bahkan kuning.

Bentuk bunga bayur terdiri dari 5 daun mahkota. Daun kelopaknya berbentuk tabung dengan daun kelopak yang bebas.

Selain itu, bunga pohon bayur mempunyai benang sari yang terdiri dari 5 kelompok benang sari dengan masing-masing terdiri atas 3 benang sari dan tangkai kepala putih yang pendek dan ramping.

4. Buah

Buah bayur berwarna coklat yang memiliki bulu halus di saat usia muda, dan merontok (kehilangan bulu) ketika buah matang.

Bentuk buah pohon bayur yaitu kotak silindris dengan ukuran panjang antara 5-13 cm dan lebar 2-5 cm. Setelah matang, buah ini akan menghasilkan biji yang bersayap.

Baca juga: Pohon Jeruk: Taksonomi, Jenis, Ciri-ciri dan Manfaatnya

Persebaran Pohon Bayur

Pohon bayur tersebar di lingkungan dengan ketinggian di bawah 1.000 mdpl. Pterospermum javanicum hidup di hutan, dataran rendah, hutan-hutan sekunder, hutan tepian sungai, pesisir, kebun, pekarangan, atau kebun kosong.

Terlebih lagi, pohon bayur dapat tumbuh pada area tanah yang lembab dan tidak tergenang air. Pada wilayah tertentu, bayur (Pterospermum javanicum) dapat ditemukan di area dengan lahan yang kering.

Bayur berkembang biak dengan memanfaatkan angin untuk menyebarkan biji bersayapnya ke wilayah-wilayah di sekitar dan menumbuhkan tunas baru menjadi individu yang baru. Biasanya, habitat bayur ditemukan pada wilayah dengan tanah liat, basah hingga agak kering.

Secara geografis, bayur (Pterospermum javanicum) merupakan flora asli dari kawasan tropis. Di Indonesia, pohon bayur tumbuh secara merata pada wilayah dataran rendah.

Selain itu, bayur menyebar dan dapat ditemukan baik di benua Asia hingga Amerika Tengah, Filipina, India, Amerika, hingga Brasil.

Manfaat Pohon Bayur

Walaupun jarang diketahui publik, bayur (Pterospermum javanicum) mempunyai berbagai manfaat. Manfaat-manfaat pohon bayur diantaranya yaitu:

1. Bahan Dasar Furniture dan Mebel

Pohon bayur (Pterospermum javanicum) terkenal karena kayunya yang memiliki kualitas yang baik. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar berbagai furniture.

Pemanfaatan kayu bayur biasa digunakan untuk pembangunan rumah, jembatan, perahu, dan produk-produk berbahan dasar kayu lainnya.

Di pasar dalam negeri, kulit kayu timor (nama kulit pohon bayur di pasaran) dikenal dengan warnanya yang berwarna merah pucat, merah-coklat muda, hingga keungu-unguan atau semu lembayungan.

Pada bidang konstruksi seperti pembangunan rumah dan infrastruktur lainnya. Kayu bayur terkenal sebagai material pengganti kayu jati dan kayu-kayu dipterokarpa (tanaman sering dimanfaatkan pada bidang perkayuan). Pada sektor mebel, kayu bayur masih sering digunakan sebagai pengganti kulit kayu soga.

Banyaknya sektor yang memanfaatkan kayu bayur dikarenakan karakteristik pada kayunya yang masuk ke golongan kelas kuat III dengan berat jenis berkisar 0,30-0,70. Kayu bayur juga mudah untuk diolah karena permukaan kayunya licin dan berkilau walaupun bertekstur kasar. 

2. Pupuk Organik di Sektor Pertanian

Selain untuk kebutuhan komersil, bayur sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat salah satunya pada bidang pertanian. Daun yang gugur dari pohon bayur sering dimanfaatkan oleh petani untuk dijadikan bahan pupuk.

Sebab daun bayur memiliki intensitas antioksidan yang cukup tinggi.

Selain digunakan untuk pupuk, pohon bayur yang tumbuh disekitar pertanian sering dijadikan sebagai tanaman pelindung bagi tanaman-tanaman lain untuk menghindari pancaran matahari secara langsung.

3. Pengobatan Tradisional

Masyarakat yang tinggal di Lombok Barat sering menggunakan akar dari pohon bayur sebagai pengobatan. Akar bayur diketahui memiliki kadar antioksidan yang tinggi sehingga dijadikan minuman kesehatan tradisional.

Nama minuman ini yaitu Tuak Bajur. Tuak Bajur merupakan minuman tradisional yang dipercaya dapat memberikan manfaat untuk membantu dalam mengobati penyakit diabetes.

4. Menjaga Ekosistem Lingkungan

Jika pohon bayur dilestarikan dalam jangka panjang, bayur (Pterospermum javanicum) dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya. Pertumbuhannya yang cepat serta akarnya yang kuat dapat melindungi pasokan air tanah dan potensi erosi tanah yang menyebabkan tanah longsor.

Sehingga, pohon bayursangat cocok untuk konservasi lahan kritis DAS (Daerah Aliran Sungai).

Baca juga: Apa itu Siklus Hidrologi? Pengertian, Proses, Jenis dan Aktivitas yang Merusak Siklus Air

Status Kelangkaan

Sampai saat ini, bayur masih cukup aman untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan komersil karena status konservasinya berada di level resiko rendah (least concern).

Meskipun begitu, kehidupan bayur di alam cukup terganggu dikarenakan sifatnya yang semi-toleran sehingga jika kebutuhan seperti air, cahaya, dan nutrisi tidak dapat terpenuhi maka bayur akan cepat mati.

Pohon ini juga kian terancam keberadaannya karena ulah manusia yang terus menebang untuk kebutuhan komersil tanpa memikirkan perbaikan jangka panjang.

FAQ

Apa Saja Manfaat Pohon Bayur?

Bayur (Pterospermum javanicum) sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bangunan dan konstruksi rumah. Sebab, kayu bayur tergolong kelas kuat III.

Apakah Bayur Terancam Punah?

Pohon bayur (Pterospermum javanicum) tidak termasuk kategori tumbuhan langka dan terancam karena statusnya masih dalam rentang risiko rendah (least concern).

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 45+ Lokasi Penanaman yang Tersebar di Indonesia

Penulis: Andhika Pramudya

Editor: Tasqiya Ratnasari

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan