Connect with us

Hutanpedia

Pohon Matoa: Taksonomi, Ciri-ciri, Manfaat dan Cara Menanamnya

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Penjelasan lengkap pohon matoa.

Pohon matoa (Pometia pinnata) merupakan tumbuhan khas dari dari Papua. Pohon ini persebarannya hampir menyeluruh di daerah Papua, seperti dataran Seko (Jayapura), Wondoswaar-pulau Weoswar, Anjai Kebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, Pami-Nuni (Manokwari), Samabusa-Nabire, serta pulau Yapen.

Matoa pula memiliki sebutan yang beragam, seperti Kasai (Kalimantan Utara, Malaysia, Indonesia), Malugai (Filipina), dan Taun (Papua New Guinea). Biasanya, pohon matoa berkembang dan tumbuh secara alami di tanah datar bertekstur liat, sehingga ketika hujan tanah sedikit tergenang. Tumbuhan ini tergolong keluarga rambutan (Sapindaceae).

Pometia pinnata (Matoa) merupakan buah tropis, bentuknya bulat lonjong, warna kulit hijau, hijau kekuningan atau kuning kemerahan.

Pohon matoa termasuk jenis tumbuhan besar, karena dapat tumbuh sekitar 18 meter dan diameter batangnya sekitar 100 cm. tanaman ini akan berbuah sekali dalam satu tahun yaitu pada bulan Februari-Maret.

Di wilayah Papua, pohon matoa tumbuh di seluruh dataran rendah hingga pada ketinggian 1200 mdpl, atau sekitar 100–1.700 mdpl. Matoa akan tumbuh optimal jika hidup di daerah dengan curah hujan 1200 mm per tahun.

Tidak hanya di Papua, Pometia pinnata tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Sulawesi, Maluku, Jawa dan negara-negara yang dekat dengan Papua.

Pohon matoa tersebar di berbagai wilayah Indonesia karena memang tumbuhan ini mudah beradaptasi dengan berbagai macam kondisi tanah.

Baca juga: 10+ Tumbuhan dan Pohon yang Hidup di Lahan Gambut

Klasifikasi Pohon Matoa

Taksonomi pohon matoa (Pometia pinnata) sebagai berikut:

KingdomPlantae
SubkingdomTracheobionta
SuperdivisiSpermatophyta
DivisiTracheophyta
SubdivisiMagnoliophyta
KelasMagnoliopsida
SubkelasRosidae
OrdoSapindales
FamiliSapindaceae
GenusPometia
Spesies Pometia pinnata J.R.& G.Forst
Tabel kalsifikasi taksonomi pohon matoa (Pometia pinnata).

Ciri-ciri Pohon Matoa

Pohon matoa (Pometia pinnata) mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakan dengan tumbuhan lainnya. Beberapa bentuk morfologi dan ciri-ciri pohon matoa diantaranya yaitu:

1. Akar dan Batang

Ketinggian pohon matoa (Pometia pinnata) dapat mencapai 50 meter serta akar papan yang mencapai 5 meter. Jenis akar pohon matoa berbentuk akar tunggang.

Karakteristik batang kayu matoa keras dan dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan, contohnya konstruksi. Bentuk batangnya silinder dan berdiri tegak.

Sistem percabangannya simpodial. Arah tumbuh cabangnya miring, kadang mendatar, sehingga membentuk pohon yang rindang.

2. Daun

Daun pohon matoa majemuk dan tersusun berselang seling sebanyak 4–12 pasang anak daun. Warna daunnya merah cerah. Lalu ketika pohon matoa dewasa, warna daun berubah menjadi hijau.

Bentuk daun matoa jorong. Panjang rata-rata daunnya 30–40 cm dan lebarnya 8–15 cm.

Berdasarkan fisiknya, helaian daun pohon matoa berbentuk tebal dan kaku, runcing pada bagian ujungnya, bagian pangkal tumpul, bagian tepi rata. Bagian permukaan atas dan bawah daun halus. Di bagian pertulangan daunnya melengkung.

3. Bunga Matoa

Bunga pohon matoa tumbuh di bagian ujung pangkal daun dan majemuk. Di bagian mahkota bunga, terdapat bulu pada bagian luarnya. Selain itu, bagian kelopak bunga matoa sedikit menyatu.

4. Buah Matoa

Bentuk buah matoa lonjong, menyerupai telur puyuh dengan kisaran 1,5–5 cm dan diameternya 1–3 cm.

Bagian kulit luar buah matoa cenderung licin, warnanya kuning kehijauan pada saat muda dan berubah warna menjadi coklat kemerahan ketika sudah matang.

Isi buah matoa mempunyai kulit air, warnanya putih transparan dan menempel pada biji.

Baca juga: 10 Brand Skincare Lokal Peduli Lingkungan dan Hutan Indonesia

Jenis-jenis Buah Matoa

Masyarakat lokal Papua dapat membedakan tumbuhan matoa berdasarkan tekstur buah atau salut biji (arillus). Terdapat dua jenis matoa, yaitu:

1. Matoa Kelapa

Bagian salut bijinya kenyal, seperti selaput bagian dalam tanaman kelapa muda dan mudah lepas dari bagian bijinya (nglontok). Diameter buah 2,2 – 2,9 cm, dan diameter biji 1,25 – 1,4 cm.

Matoa kelapa tersebar di bagian tengah sampai timur Papua (provinsi Papua).

2. Matoa Papeda

Bagian salut bijinya lembek, seperti kekenyalan dari papeda (makanan khas Papua, terbuat dari pati sagu) dan lengket. Diameter buah 1,4 – 2,0 cm.

Matoa papeda tersebar di bagian barat Papua (provinsi Papua Barat).

Selain berdasarkan salut biji, masyarakat asli Papu juga membedakan matoa berdasarkan warna kulit buah. Yaitu Emme Bhanggahe (matoa kulit merah), Emme Anokhong (matoa kulit hijau) dan Emme khabhelaw (matoa kulit kuning).

Tutorial Menanam Matoa

Cara menanam pohon matoa (Pometia pinnata) tidak terlalu sulit dan mirip dengan menanam pohon lainnya. Berikut ini beberapa langkah yang dapat dicoba untuk membudidayakan matoa diantaranya yaitu:

1. Penyemaian Benih

Jenis benih matoa termasuk kategori benih rekalsitran. Benih rekalsitran adalah benih yang mengalami penurunan kemampuan bertahan hidup, akan cepat rusak di kondisi kadar air yang sedikit. Jenis benih ini juga tidak cocok disimpan pada suhu dan kelembaban rendah.

Langkah penyemaian benih pohon matoa yaitu:

  • Rendam sekitar 15–30 menit biji matoa yang sudah matang. Lalu, pilih biji yang tenggelam (benih yang baik adalah pada saat direndam air, benih akan tenggelam).
  • Keringkan biji di bawah cahaya matahari langsung.
  • Apabila sudah kering, tanam benih di polybag yang berisi tanah dan pupuk kandang atau kompos, perbandingan 2:1.
  • Setelah itu, rawat benih yang akan disemai dengan menyiram secara teratur, pastikan tanah basah, jangan sampai becek atau tergenang.

2. Pengolahan Lahan

Setelah biji dipindahkan ke media tanam untuk proses penyemaian, lahan tanam bibit pohon matoa perlu disiapkan dengan cara sebagai berikut:

  • Lahan dibersihkan dari rumput atau tanaman pengganggu, kemudian gemburkan dengan cara membolak-balikan tanah menggunakan cangkul.
  • Persiapkan lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 cm dan jarak antar lubang sejauh 50–60 cm.
  • Setelah itu, masukan pasir dan kompos atau pupuk kandang (2 : 1) hingga memenuhi 2/4 lubang tanam. Diamkan selama 1 minggu.

3. Penanaman Bibit Matoa

Ketika bibit pohon matoa sudah tumbuh mencapai 40–50 cm atau berusia sekitar 5 bulan, pisahkan dari polybag dan bibit sudah siap tanam.

Tanam bibit matoapada lubang tanam yang sudah disiapkan, setelah itu lubang ditutup menggunakan campuran tanah dan pasir (perbandingan 2 : 1).

4. Pemeliharaan Tanaman

A. Penyulaman

Penyulaman bibit dilakukan 1 bulan 1 kali pada pohon matoa yang mati atau tidak berkembang dengan optimal.

B. Penyiangan

Singkirkan rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang berada di sekitar pohon matoa kecil yang baru saja tumbuh.

C. Pemupukan

Pupuk diberikan sekurangnya dua bulan sekali selama pertumbuhan aktif. Contoh pupuk yang dapat digunakan, yaitu pupuk NPK, pupuk urea, pupuk kandang, kompos dan pupuk hayati.

D. Penyiraman

Tanaman matoa disiram dengan teratur, tetapi pastikan tanah basah dan jangan sampai tergenang atau becek.

E. Pemberantasan OPT

OPT adalah organisme pengganggu tumbuhan yang terdiri dari hama, penyakit dan gulma. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi atau biologi.

F. Pemangkasan Cabang

Cabang-cabang pohon matoa nonproduktif dapat dipangkas, supaya pohon dan buah bisa berkembang dengan baik dan optimal. Pemangkasan dilakukan ketika pohon matoa sudah berumur 3 tahun.

5. Pemanenan

Budidaya tanaman matoa melalui metode biji akan, buahnya akan keluar sekitar 6 tahun setelah pembibitan.  Cara panen yaitu dengan memotong pangkal bonggol buahnya (lebih baik menggunakan gunting besi). Panen dilakukan 1-2 kali dalam setahun.

Baca juga: 10+ Manfaat Reboisasi dan Penghijauan Hutan Kembali untuk Alam dan Kehidupan

Manfaat Matoa

Bagian-bagian matoa mempunyai beragam manfaat dan fungsi. Walaupun beberapa manfaat masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Beberapa manfaat matoa diantaranya yaitu:

1. Membantu Memenuhi Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Buah matoa kaya vitamin C dan E yang bisa menangkal radikal bebas. Tidak hanya itu, buah matoa juga kaya akan mineral seperti kalsium dan kalium.

Vitamin C bermanfaat membantu tubuh memelihara sistem kekebalan tubuh. Sedangkan vitamin E bermanfaat dalam menjaga kesehatan kulit dan kesuburan pria.

2. Membantu Mencegah Penyakit

Di dalam matoa, terkandung zat tanin. Zat tanin merupakan antioksidan. Antioksidan bermanfaat bagi tubuh, yaitu menurunkan risiko penyakit kronis, contohnya penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker.

Selain itu, antioksidan juga berfungsi melindungi tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas merupakan reaksi yang wajar terjadi dalam sel tubuh. Akan tetapi, reaksi dapat merusak banyak sel yang berakibat adanya penyakit kronis.

Akan tetapi, para peneliti harus melakukan penelitian lebih lanjut mengenai berapa komposisi zat tanin yang harus dikonsumsi untuk mencegah adanya penyakit kronis.

3. Antibakteri Tradisional

Ekstrak kulit matoa bersifat antioksidan dan antibakteri. Antibakteri pada matoa ampuh melawan bakteri seperti E. coli, S. aureus, dan B. cereus.

Dengan mengkonsumsi ekstrak kulit matoa, bisa menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi saluran napas dan saluran kemih.

4. Menurunkan Tekanan Darah

Ekstrak biji dan daun matoa bisa menurunkan tekanan darah yang tinggi, karena ekstrak buah matoa terkandung zat yang bersifat diuretik, yaitu meningkatkan jumlah cairan yang telah digunakan tubuh.

Dalam pemanfaatan matoa ini, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, maka dari itu sebelum memanfaatkan matoa untuk kesehatan, lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu kepada yang lebih ahli, seperti dokter.

FAQ

Dari Mana Asal Matoa?

Pohon matoa (Pometia pinnata) merupakan tumbuhan khas Papua. Pohon matoa persebarannya hampir menyeluruh di daerah Papua, seperti dataran Seko (Jayapura), Wondoswaar-pulau Weoswar, Anjai Kebar, Warmare, Armina-Bintuni, Ransiki, Pami-Nuni (Manokwari), Samabusa-Nabire, serta pulau Yapen.

Penulis: Marchyta Putri Prabowo

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sedekah Pohon LindungiHutan