Connect with us

Hutanpedia

Pohon Ampupu: Ciri-ciri, Habitat, Manfaat & Cara Konservasinya

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Klasifikasi pohon ampupu, ciri-ciri, cara konservasi dan manfaat ampupu.

Nusa Tenggara Timur mempunyai tanaman endemik, yaitu pohon ampupu. Tanaman ini berperan penting untuk daerah NTT dan Maluku Tenggara Barat, karena merupakan salah satu jenis flora primer penyusun hutan savana. Tidak hanya itu saja, pohon ampupu bernilai ekonomi tinggi karena kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku pulp, minyak atsiri, dan untuk makan lebah.

Selain bernilai ekonomis tinggi, tanaman ini juga dapat berkembang dengan cepat dan bisa beradaptasi pada kondisi tanah yang kurang subur, berbatu, bahkan di tanah rawa sekalipun.

Karena dapat tumbuh dengan cepat (Fast Growing), ampupu juga sering digunakan dalam aktivitas reboisasi ataupun pemanfaatan hutan industri untuk dimanfaatkan kayunya.

Penyebaran dari tumbuhan ini sudah cukup luas, dari Asia sampai Afrika (Gabon, Cameroon, dan Madagaskar). Di Asia (Asia Tenggara, Melanesia). Pohon ampupu juga cukup populer, sehingga mulai dikembangkan di beberapa negara seperti Amerika Latin (Brazil).

Pohon jenis ini mempunyai nama yang berbeda di NTT disesuaikan dengan sebara ekologinya. Di Pulau Timor disebut dengan Ampupu. Sedangkan di Flores, tanaman ini disebut dengan Palawan atau Popoo.

Gambar pohon ampupu.
Infografis pohon ampupu oleh LindungiHutan.com

Klasifikasi Pohon Ampupu

Nama lain dari tanaman ini adalah Eucalyptus urophylla. Nama itu diberikan oleh Dr. Blake (Ilmuwan dan profesor riset dari Amerika). Urophylla merupakan bahasa Yunani yang artinya auro berarti ekor, sedangkan Phylla berarti daun.

Berdasarkan taksonominya, Ampupu diklasifikasikan sebagai berikut:

KingdomPlantae
SubkingdomTracheobionta
SuperdivisiSpermatophyta
DivisiMagnoliophyta
KelasMagnoliopsida
SubkelasRosidae
OrdoMyrtales
FamiliMyrtaceae
GenusEucalyptus
SpesiesEucalyptus urophylla S.T. Blake
Tabel klasifikasi taksonomi Ampupu (Eucalyptus urophylla S.T. Blake).

Habitat dan Sebaran Ampupu

Terdapat 500 jenis Eucalyptus ditemukan di Australia. Dan, jenis lainnya tersebar di beberapa daerah di luar Australia, seperti daerah Indonesia bagian timur dan Filipina. Pada abad ke-18, tanaman ini mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Pohon ampupu akan tumbuh secara alamiah di tanah vulkanik, atau jenis tanah mediteran, litosol, dan regosol. yang berada di wilayah timur Indonesia di ketinggian 180-3.000 mdpl. Ampupu akan tetap hijau di sepanjang tahun.

Biasanya, Ampupu akan tumbuh di daerah yang beriklim basah maupun kering. Dan kelebihan dari tanaman ini adalah mudah beradaptasi di berbagai kondisi tanah.

Tetapi, pohon ampupu banyak ditemukan di hutan sekunder di sekitar pegunungan, misalnya lereng-lereng gunung ataupun lembah.

Pola penyebarannya dengan menjadi penyusun utama savana di kawasan semiarid, ketinggiannya berbeda-beda di daerah Nusa Tenggara Timur dan Maluku Tenggara Barat.

Di pulau Timor, tanaman ini tumbuh pada ketinggian 3.000 mdpl, curah hujan tahunan 700-2.500 mm dan rata-rata temperatur per tahunnya 24-28 derajat celcius. Sedangkan di pulau Wetar tanaman ini tumbuh di ketinggian 70 – 800 mdpl, di pulau Flores dan beberapa pulau kecil lainnya, pohon ampupu tumbuh di ketinggian 300 – 1.100 mdpl.

Penyebarannya mengalami peningkatan karena tersebar di beberapa daerah Asia Tenggara, China, Afrika hingga Amerika.

Ciri-ciri Pohon Ampupu

Ketinggian pohon ini dapat mencapai 40 meter, dan rata-rata percabangan bebasnya 25 meter. Diameter ampupu dewasa sekitar 100 cm dan tidak berbanir.

Kulit luar berwarna coklat muda hingga coklat tua, kulitnya licin, mengelupas memanjang tidak beraturan. Tekstur batangnya keras, merata dan licin disebabkan oleh serat-serat yang terpadu. Bunganya memanjang dan tidak mempunyai tangkai. Batangnya silindri dan bertajuk lebat.

Daun pohon ampupu berbentuk bulat seperti telur, memanjang dan lenset (terdapat pangkal mengecil hingga ke ujung meruncing).

Di tingkat anakan, bentuk duduk daun berhadapan, dan pada tingkat pohon bentuk duduk daun tersebar. Pohonnya tinggi, ramping dan bagian puncak menjulang terlihat dengan jelas.

Cara Konservasi Ampupu

Karena mempunyai banyak keunggulan dan manfaat, pohon ampupu menarik banyak perhatian dan peminat. Sehingga terjadilah permintaan yang tinggi menyebabkan praktik eksploitasi seperti illegal logging dan penduduk yang merusak lahan untuk membuka ladang, dan kebakaran hutan.

Pada umumnya, ampupu tersebar di 7 pulau yang ada di Indonesia bagian timur, yaotu Flores, Timor, Weter, Adonara, Lomblem, Pantar dan Alor.

Untuk meningkatkan populasi dari pohon ampupu, harus melakukan upaya konservasi dengan beberapa cara.

1. Sebaran Populasi dan Genetik

Meriset eksplorasi sumber asal tanaman ini (provenan) sudah dilaksanakan sejak lama dan dilakukan oleh beberapa organisasi riset yang berasal dari berbagai negara.

Benih-benih ampupu dikumupulkan berasal dari 7 pulau berbeda, yaitu Flores, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Timor, dan Wetar.

Langkah tersebut dilakukan untuk mencari kecocokan tempat tumbuh benih dan asal sumber benih, sehingga ketika ingin membudidayakan pohon ampupu dapat dicocokkan dengan kondisi lingkungannya.

Dari hasil riset tersebut, menunjukan bahwa pertumbuhan benih ampupu kurang baik apabila tumbuh di ketinggian lebih dari 1.500 mdpl dan pada dataran rendah di daerah tropik.

Terlebih lagi, benih pohon ampupu yang tumbuh pada ketinggian 300 – 1.000 mdpl menunjukan pertumbuhan yang baik. Tidak hanya itu, benih ampupu juga tumbuh dengan baik di dataran rendah di daerah humid, tropical dan subtropical.

Status kelangkaan dari provenan (sumber asal benih) pun berbeda-beda. Provenan pulau Wetar masih terjaga karena belum banyak dieksplorasi oleh penduduk lokal, dan jumlah penduduk di sana pun masih kecil.

Konklusi (kesimpulan) dari riset ini yaitu diversitas genetik tanaman ampupu dibagi menjadi 3 kelompok, berupa zona Timor, zona Flores dan zona wetar.

2. Konservasi Genetik

Berdasarkan hasil riset di atas, pohon ampupu dapat dilakukan strategi konservasi in situ dan ex situ.

Metode konservasi in situ, sangat cocok untuk jangka panjang, dan juga akan lebih berdampak pada jenis yang sudah mulai langka seperti ampupu. Dengan menggunakan konservasi in situ benih masih dapat berevolusi secara alami di habitat aslinya, sehingga dalam jangka waktu yang panjang menghasilkan variasi genetik.

Sedangkan menggunakan konservasi ex situ, kita harus dikembangkan kebun biologi atau pembangunan kebun raya. Tujuannya untuk pembenihan dan pengembangan bioteknologi.

Konservasi sumber daya genetik hutan (SDHG) dapat berhasil dengan melindungi populasi aslinya di habitat alaminya (konservasi in situ) atau dengan konservasi ex situ. Kedua konservasi ini saling melengkapi.

Langkah konservasi genetik pohon ampupu dapat dilakukan dengan 4 langkah yaitu:

A. Langkah Pertama

Melaksanakan kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk mengetahui dan megidentifikasi sebaran ampupu (yang hanya berada di kawasan NTT dan Maluku Tenggara). Tidak hanya sebaran tetapi juga potensi dan pola penyebaran.

B. Langkah Kedua

Mengumpulkan materi genetik dari pohon ampupu berupa pencuplikan. Kegiatan ini mempertimbangkan variasi individu dalam populasi. Setelah itu melakukan pengujian analisis keragaman genetik dan individu populasi.

Melakukan pengujian analisis sangat penting. Karena langkah tersebut memungkinkan populasi dapat beradaptasi pada perubahan lingkungan, evolusi jangka panjang dan menjadi landasan untuk pemuliaan genetik.

Selain itu, langkah ini juga untuk mendukung konservasi dan pemuliaan benih pohon ampupu dari serangan kepunahan.

C. Langkah Ketiga

Pengembangan populasi perbanyakan benih ampupu. Dari berbagai penelitian, pohon ampupu dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif.

Melalui metode generatif, penanaman dilakukan dengan penyemaian biji di persemaian. Sedangkan perbanyakan dan budidaya vegetatif dilaksanakan dengan menggunakan tunas.

D. Langkah Terakhir

Penanaman bibit pohon ampupu ke lokasi konservasi. Dilaksanakan dengan membangun kebun konservasi. Hal ini bertujuan untuk menjaga keragaman genetik tanaman ini dari berbagai populasi dan agar bisa menghasilkan bening yang berkualitas baik atau unggul.

3. Perlindungan dari Gangguan

Masyarakat lokal sekitar habitat tumbuhan ampupu mempunyai kebiasaan seperti melakukan kegiatan ternak dan melepasnya di alam terbuka, menggunakan api dalam manajemen lahan, melakukan penebangan dan diambil kayunya untuk dibakar.

Kegiatan sosial-budaya tersebut dapat mengganggu bahkan menurunkan populasi pohon ampupu di alam liar. Sehingga, upaya konservasi ampupu membutuhkan kerja sama antara pemerintah, warga lokal, dan para aktivis lingkungan demi menjaga populasi ampupu.

Manfaat Pohon Ampupu

Tumbuhan eucalyptus ini mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia terutama di Indonesia. Apabila daun dari tanaman ini diremas akan mengeluarkan bau yang khas, dan di daunnya juga terdapat kandungan minyak aromatik yang mudah menguap. Baunya itu sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu bau minyak kayu putih.

A. Manfaat Ampupu di Bidang Kesehatan

Minyak yang dihasilkan oleh pohon ampupu sangat banyak manfaatnya seperti menghangatkan badan dan memberikan efek rileks ketika dihirup.

Ampupu juga dapat meredakan batuk, yaitu dengan menggosok minyak yang mengandung eucalyptus ke bagian tenggorokan. Kandungan dari tanaman ini juga dapat menenangkan kulit kepala, mengurangi rasa gatal dan menghilangkan kutu rambut.

Kandungan eucalyptus pada tanaman ini juga banyak terkandung dalam obat pilek, flu, dan batuk. Eucalyptus dapat melindungi tubuh dari gigitan serangga, contohnya nyamuk.

Bau dari kandungan tersebut dapat mengganggu indra penciuman serangga, sehingga ketika kita menggosokkan minyak tersebut ke badan, serangga dapat menjauh dengan sendirinya.

B. Manfaat Ampupu di Sektor Industri

Pohon ampupu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bangunan atau untuk produksi pulp. Masyarakat sekitar habitat ampupu tumbuh juga memanfaatkan kayunya sebagai kayu bakar dan daunnya untuk pakan ternak.

Selain itu, pohon ampupu juga menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri diperoleh melalui penyulingan dari daun, ranting, maupun batang pohonnya.

Minyak tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pewangi, penyedap makanan, obat-obatan dan lainnya.

FAQ

Pohon Ampupu Berasal Dari Mana?

Ampupu (Eucalyptus urophylla S.T. Blake) merupakan tanaman endemik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Tanaman ini termasuk jenis flora utama penyusun ekosistem sabana di Nusa Tenggara dan Maluku.

Apa Saja Manfaat Ampupu?

Pohon ampupu sering dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan produksi pulp. Minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan daun, ranting dan batang ampupu sering digunakan untuk bahan baku pembuatan pewangi, penyedap makanan dan obat-obatan. Manfaat lainnya telah kita ulas pada pembahasan ini.

Penulis: Marchyta Putri Prabowo

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Unduh annual report LindungiHutan