Connect with us

Lingkungan

Salinitas (Tingkat Keasinan): Pengertian, Penyebab, Alat Ukur, dan Cara Menguranginya (Update 2022)

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Pengertian salinitas, faktor yang mempengaruhi, alat ukur dan cara mengurangi tingkat keasinan.

Salinitas secara umum diartikan sebagai tingkat keasinan pada suatu larutan air dan benda cair lainnya. Sekitar 72% dari permukaan bumi tertutupi oleh air. Sebanyak 96,5% diantaranya merupakan air laut yang mempunyai tingkat keasinan yang tinggi. 

Tapi tidak semua laut mempunyai salinitas yang sama. Berdasarkan penelitian rata-rata tingkat keasinan laut di dunia di angka 3,5%.

Lautan dengan tingkat salinitas terendah berada di Teluk Finlandia dengan tingkat salinitas antara 0,2-0,5%. Perairan air asin yang mempunyai tingkat keasinan yaitu Laut Merah sebesar 40%.

Selain lautan, sebagian danau juga mempunyai kadar keasianan tertentu. Danau bersalinitas tinggi disebut danau hipersalin yang memiliki tingkat salinitas melebih air laut.

Beberapa danau yang masuk ke tingkatan hipersalin adalah Danau Assal di negara Djibouti dengan tingkat salinitas 34,8% dan Danau Laut Mati di perbatasan Yordania dan Palestina dengan kadar keasianan sebesar 34,2%.

Pengertian Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Definisi ini juga dapat mengacu pada tingkatan kadar garam yang terdapat pada tanah.

Jenis-jenis mineral yang dapat ditemukan di laut terdiri dari Klorida sebesar 55%, Natrium 31%, Sulfat 8%, Magnesium 4%, dan garam lainnya dengan komposisi sebesar 2%.  

Kandungan garam pada air mempunyai tingkat konsentrasi yang berbeda-beda dan dikategorikan menjadi 4 tingkatan salinitas yaitu:

  1. Air tawar yang memiliki kandungan kadar garam sebesar kurang dari 0,05%,
  2. Air payau sebesar 0,05-3% tingkat salinitas,
  3. Air saline atau asin dengan kandungan sebesar 3-5%, dan
  4. Brine yang merupakan air dengan konsentrasi kandungan garam tertinggi yang dapat melebihi angka 5%.

Baca juga: Apa itu Preservasi? Pengertian Konservasi, Preservasi, Revitalisasi dan Reboisasi di Sini

Faktor Penyebab Salinitas

Tingkat keasinan air bersifat dinamis dan dapat berubah tergantung aspek-aspek yang eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar garam diantaranya yaitu:

1. Tingkat Penguapan

Ketika proses penguapan terjadi di wilayah perairan, volume air akan berkurang karena terangkat ke udara. Akan tetapi, kadar garam yang terdapat pada air tersebut tidak ikut terangkat.

Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat penguapan di suatu wilayah perairan maka akan semakin tinggi juga tingkat salinitasnya.

Kondisi tersebut berlaku sebaliknya, apabila semakin rendah tingkat penguapannya maka akan semakin rendah juga tingkat salinitasnya. 

2. Curah Hujan

Intensitas hujan yang muncul di suatu wilayah akan mempengaruhi volume airnya. Volume air yang lebih besar akan menurunkan kadar garam yang dikandungnya.

Sehingga, apabila curah hujan rendah maka tingkat salinitasnya akan semakin tinggi dan sebaliknya.

3. Percampuran Air Tawar

Volume air tawar yang bercampr ke laut dapat mempengaruhi tingkat kadar garam yang terdapat di perairan tersebut.

Semakin banyak air tawar (tingkat salinitasnya di bawah 0,05%) bercampur dengan ari laut yang memiliki salinitas lebih tinggi, maka kadar garamnya akan semakin rendah.

Biasanya percampuran ini sering ditemukan di daerah muara sungai tempat pertemuan aliran sungai dengan lautan atau hutan bakau yang menghasilkan air payau.

4. Arus Laut

Arus laut mempunyai peran yang besar terhadap penyebaran konsentrasi garam di lautan. Jika suatu wilayah terjadi tingkat penguapan yang tinggi dan curah hujan yang rendah sehingga menghasilkan tingkat salinitas yang tinggi, arus laut akan membantu penyebaran kadar garamnya hingga menyebar di seluruh wilayah lautan lainnya.

5. Kandungan Mineral

Konsentrasi mineral dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat salinitas di suatu perairan. Air tawar dan air laut sama-sama memiliki kandungan mineral yang bernama magnesium.

Akan tetapi, kandungan magnesium akan selalu tinggi pada lautan dibandingkan air tawar. Seperti pada Laut Mati dan Danau Assal yang juga memiliki kandungan magnesium yang tinggi walaupun termasuk sebuah danau.

Baca juga: Banjir Rob Adalah: Pengertian, Karakteristik, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya

Alat Ukur Tingkat Keasinan dan Cara Penggunaannya

Untuk mengukur kadar garam dan tingkat keasinan, kita dapat menggunakan 2 alat yaitu refraktometer dan salinometer.

1. Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kandungan garam yang paling sering digunakan dan paling mudah ditemukan oleh orang-orang. Alat ukur ini juga sering dikenal dengan alat pengukur indeks pembiasan pada larutan garam. 

Penggunaan alat ini terbilang cukup sederhana, dimana pada proses pengukurannya dengan memanfaatkan pembiasan dari sinar cahaya.

Walaupun terlihat cukup sederhana, penggunaan alat ukur ini hanya dapat dilakukan diluar ruangan dengan bantuan sinar matahari.

Jika dilakukan di dalam ruangan dengan bantuan sinar lampur, hasil dari alat ukur ini tidak begitu akurat.

Berikut cara penggunaan refraktometer untuk mengukur kadar keasinan pada air:

  1. Buka penutup alat refraktometer kemudian teteskan dengan aquadest (air murni untuk sterilisasi),
  2. Bersihkan dengan teliti hingga tidak ada larutan lainnya yang terdapat di dalam alat ukur,
  3. Masukkan sampel dengan meneteskan air yang ingin diukur kadar salinitasnya,
  4. Arahkan refraktometer ke arah sinar cahaya matahari datang secara langsung,
  5. Ketika dibiaskan dengan cahaya matahari, akan muncul sebuah bidang berwarna biru dan putih, garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan kadar salinitasnya,
  6. Setelah hasil pengukurannya sudah diteliti dan dipelajari, bilas kembali alat dengan aquadest, bersihkan hingga kering dan simpan dengan tepat.

2. Salinometer

Alat ukur tingkat keasinan lain yang dapat digunakan adalah salinometer. Salinometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan air yang akan dihitung salinitasnya.

Penggunaan alat ini tidak sesering digunakan dibanding refraktometer, karena alat ini lebih sering digunakan di laboratorium. Pengukuran tingkat salinitas dengan salinometer menggunakan prinsip bahwa tingkat keasinan berbanding lurus dengan daya hantar listrik.

Salinometer dapat mengukur kadar garam secara lebih akurat.

Cara penggunaan alat ukur salinometer adalah sebagai berikut:

  1. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang panjang, kemudian diisi dengan sampel air yang akan diteliti salinitasnya,
  2. Tingkat kadar salinitasnya akan dapat terlihat pada nilai skalanya.

Cara Mengurangi Kadar Keasinan Air

Proses untuk menurukan tingkat keasinan air disebut desalinasi. Desalinasi merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk menghilangkan kadar garam pada air, umumnya pada air laut, sehingga air tersebut dapat dikonsumsi dengan baik.

Biasanya, proses desalinasi digunakan untuk keperluan domestik maupun pertanian. Desalinasi menghasilkan keluaran air brine dengan kadar garam tinggi yang dapat melebihi 5%.

Desalinasi dapat menjadi suatu solusi dari munculnya krisis air bersih akibat terjadinya akses yang sulit ataupun bencana alam. Seperti pada bencana alam yang menutup akses ke penggunaan air untuk konsumsi dan penyaluran air konsumsi yang sulit kepada perusahaan-perusahaan yang terletak di tengah lautan (offshore).

Metode desalinasi pertama kali dilakukan dengan menggunakan metode vacuum distillation. Cara untuk mengurangi tingkat keasinan air ini memanfaatkan peralatan untuk memanaskan  air yang memiliki kandungan garam yang kemudian proses ini akan menghasilkan uap air. Uap air kemudian dikondensasi sehingga dapat menghasilkan air yang lebih aman untuk dikonsumsi.

Kekurangan utama desalinasi adalah biaya yang dibutuhkan relatif mahal.

Saat ini, proses desalinasi ini dapat dilakukan menggunakan dua metode dengan biaya operasional dan sistem instalasi yang lebih terjangkau. Metode desalinasi yang sering digunakan yaitu:

  1. Reverse osmosis yang sudah digunakan di hampir 47,2% sistem desalinasi, dan
  2. Multi stage flash yang digunakan pada 36,5% sistem desalinasi.

Metode reverse osmosis dilakukan dengan menggunakan filter membran yang menciptakan tekanan untuk memisahkan kadar garam dengan air yang mengalir melalui filter membrannya.

Sedangkan desalinasi metode multi stage flash dilakukan dengan memanfaatkan pengurangan tekanan uap air pada saat proses pemanasan pada temperatur yang rendah dan konsisten.

Baca juga: Apa itu ESG? Pengertian, Komponen dan Manfaat Penerapan Prinsip ESG untuk Bisnis dan Perusahaan

FAQ

Apa itu Salinitas?

Salinitas adalah tingkat kandungan garam dan keasinan pada air, tanah atau zat cair lainnya. Air tawar mempunyai kadar garam kurang dari 0,05%, air payau sebesar 0,05-3%, air asin dengan tingkat keasinan 3-5% dan air brine berkadar garam lebih dari 5%.

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kadar Keasinan?

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar garam di laut yaitu 1) Tingkat penguapan, 2) Curah hujan, 3) Volume air tawar, 4) Arus laut dan 5) Kandungan mineral.

Penulis : Andhika Pramudya

Editor : Tasqiya Ratnasari

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan