Connect with us

Bisnis Lestari

Apa Itu Green Brand dan Bagaimana Implementasinya?

Published

on

Green brand

Seiring dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan dampak yang mengekor, sejalan pula dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Masyarakat mulai paham bahwa segala sesuatu yang ada di bumi tidak boleh dieksploitasi secara jor-joran tanpa kendali. Keberlanjutan itu penting, proses produksi harus dilakukan dengan kesadaran penuh. Perusahaan dan brand dituntut untuk ramah lingkungan. Green brand menjadi salah satu upaya untuk menarik perhatian lebih dari publik. Sustainable brands pun kini ikut banyak bermunculan.

Namun, apa sebetulnya green brand? Apakah punya pengaruh positif terhadap penjualan? Bagaimana implementasinya yang sebenarnya? Simak penjelasan lengkap mengenai green brand dan upaya implementasi yang dilakukan oleh Johannes Wiessenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia. 

Apa yang Dimaksud dengan Green Brand?

Brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya yang digunakan untuk mengenali dan membedakan produk atau jasa dari satu penjual dengan pesaingnya. Brand mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan merupakan janji penjual untuk konsisten menyampaikan kualitas, manfaat, dan layanan tertentu kepada pembeli.

Menurut Keller, konsumen biasanya memahami sebuah brand berdasarkan memori yang terkait dengan brand tersebut, dan persepsi ini pada akhirnya membentuk citra keseluruhan brand di benak mereka. Oleh sebab itu, green brand bisa dikatakan serangkaian persepsi brand di pikiran konsumen yang berhubungan dengan kepedulian dan komitmennya terhadap lingkungan (Shahid Bashir., dkk, 2020)

Baca juga: 5 Brand Sepatu Kolaborasikan Penghijauan Bersama LindungiHutan

Green brand juga bisa didefinisikan sebagai serangkaian persepsi tentang sebuah brand di benak konsumen yang terkait dengan komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, green brand juga dapat dipahami sebagai kumpulan persepsi dan hubungan dalam pikiran konsumen yang berhubungan dengan komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan (Darlius dan Keni, 2021).

Pada akhirnya, green brand adalah alat komunikasi yang memberikan informasi tentang merek dan manfaat produk, khususnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan menyajikan atribut ramah lingkungan. Green brand menjadi cerminan komitmen terhadap pelestarian lingkungan sebagai bagian dari strategi perusahaan, memerlukan dukungan semua pihak (Gede, 2018)

Mengapa Green Brand itu Penting? Mengapa Perlu Sustainable Brand?

Pertanyaanya adalah, apakah konsumen dan masyarakat peduli dengan produk yang ramah lingkungan dan sustainable? Jawabannya adalah iya! Survey sentiment konsumen USA dari McKinsey pada tahun 2020, lebih dari 60% responden mengatakan mereka bersedia membayar lebih untuk produk yang menggunakan kemasan sustainable.

Dalam 2023 Buying Green Report, menunjukkan bahwa meskipun harga konsumen meningkatkan secara signifikan akibat inflasi global, konsumen makin bersedia membayar lebih untuk produk dengan kemasan berkelanjutan.

Konsumen kini makin mempertimbangkan dampak lingkungan dari pembelian mereka, dengan dua pertiga merasa sadar lingkungan. Sebanyak 63% menghindari produk dengan kemasan merusak lingkungan, 71% sudah menggunakan produk yang dapat digunakan ulang, dan lebih dari setengahnya berupaya mengurangi limbah makanan dan kemasan.

Data tersebut makin dipertebal dengan studi terbaru NielsenIQ menemukan bahwa 78% konsumen di USA mengatakan bahwa gaya hidup berkelanjutan penting bagi mereka. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Mengutip dari laman databoks, hasil survei Jajak Pendapat (JakPat) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen muda kini makin peduli pada lingkungan, khususnya di kalangan milenial dan gen Z.

Maka dari itu, menciptakan citra green brand dan sustainable brand yang melekat di kepala masyarakat menjadi peluang potensial sekaligus challenging bagi pemilik bisnis. Sejalan dengan praktik dari komitmen ramah lingkungannya, brand dapat memanfaatkan peluang bisnis dari meningkatnya kesadaran publik.

Baca juga: 10+ Brand Skincare Lokal yang Peduli Lingkungan dan Hutan Indonesia

Bagaimana Implementasi Green Branding?

Di titik ini, implementasi green branding yang baik adalah yang seperti apa? Bagaimana agar image “hijau” ini bukan hanya sekadar brand tetapi juga dalam hal pengembangan produk dan layanannya. Green branding bukan hanya kulit luarnya saja, tetapi proses bisnis hulu hingga hilir yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Johannes Wiessenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia, dalam acara Green Skilling LindungiHutan, menekankan bahwa green branding bukan hanya tentang branding saja dengan menambahkan pernak-pernik yang terkesan hijau.

Green brand that means like I’m trying to brand a business in a green way, but that really would just be an add-on, you know a bit like what I said before if I change my logo, or if I change my color palette, or if I start developing new services, or if I hire someone who knows about sustainability or anything like that would just be an add-on,” Jelas Jo.

Namun, pertanyaan dasar yang mesti ditanyakan adalah “What is our brand?” Bagaimana dengan brand Anda?

Ask yourself who am i? What is our brand and if it happens to be green you know if your brand happens to be green than yes then you are developing a green brand, but don’t look at is as like we should do some green branding or we should add something to our existing your brand, no your brand is there or not, it’s like a person either you behave responsibly or you don’t” Sambung Jo. 

Baca juga: Prosesnya Cepat, Cukup 2 Minggu, Pengalaman Kolaborasi National Label dengan LindungiHutan

LindungiHutan Menanam Lebih dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Perusahaan dan Brand

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan