Connect with us

Mitra Hijau

Wardrobe and Storie Berkolaborasi Menanam 400+ Pohon Mangrove Bersama LindungiHutan

Published

on

Wardrobe & Storia bersama LindungiHutan Sukses Hijaukan Pesisir Tambakrejo dengan 400+ Pohon Mangrove.
Wardrobe and Storie menjalin kolaborasi dengan LindungiHutan melalui program '#WearitEARTHway Together with LindungiHutan'. Melalui kerjasama dengan skema Monthly Commitment, Wardrobe & Storie menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menanam pohon. Sebanyak 487 bibit pohon mangrove telah ditanam di pesisir utara Kota Semarang, Jawa Tengah pada 29 Januari 2022.

Tingginya konsumsi akan produk fashion membuat industri berlomba-lomba menghadirkan mode terbaru dengan proses produksi yang cepat. Memproduksi baju dengan cepat, menjualnya dengan cepat, tetapi tingkat keawetannya pun kadang kala tak kalah cepat. Hal tersebut dilakukan tentu untuk memenangkan kompetisi di pasaran.

Namun tahukah kamu? Limbah tekstil turut menyumbang angka pencemaran lingkungan di mana setiap tahunnya diperkirakan 92 juta ton limbah tekstil dihasilkan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pada tahun 2030 akan ada lebih dari 134 juta ton limbah tekstil per tahunnya.

Kendati demikian, muncul gerakan sebagai siasat atas permasalahan tersebut. Slow Fashion atau fesyen lambat adalah kebalikan dari fesyen cepat. Praktik ini menerapkan proses produksi yang dilakukan dengan mengutamakan kualitas, rentang waktu pemakaian yang lama, serta ramah lingkungan.

Di Indonesia, tren fesyen lambat ini bisa dibilang cukup diminati oleh masyarakat. Salah satu brand yang mengusung konsep ini adalah Wardrobe and Storie.

Wardrobe & Storie adalah sustainable fashion yang mempunyai misi untuk mengambil bagian dalam mengurangi limbah tekstil yang dihasilkan dari industri garmen dan koleksi pakaian mereka.

Brand asal Bandung ini memakai kain leftover yang berasal dari partner garment mereka, yang mana kain tersebut telah diseleksi terlebih dahulu untuk memastikan kualitas kain masih dalam keadaan baik.

Selain kain leftover, Wardrobe & Storie juga memakai kain-kain yang berasal dari natural fiber, seperti cotton BCI, organic cotton, dan Tencel. Pemilihan bahan dari natural fiber bertujuan untuk menghadirkan kualitas produk yang tahan lama dan ramah lingkungan.

Baca juga: Ohmyskin! Menanam 469 Mangrove Bersama LindungiHutan di Semarang

Wardrobe and Storie Menanam 487 Pohon Mangrove di Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah

Mitra penggerak LindungiHutan membawa bibit mangrove Wardrobe and Storie.
Kelompok CAMAR mengangkat bibit mangrove hasil kolaborasi Wardrobe & Storie dan LindungiHutan untuk dilakukan kegiatan penanaman (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Konsen Wardrobe & Storie terhadap kelestarian lingkungan nyatanya tidak hanya diwujudkan dalam praktik usaha yang dijalankannya. Lebih dari itu, mereka membuktikannya dengan ikut serta melakukan tindakan penghijauan.

Wardrobe & Storie bersama dengan LindungiHutan berupaya untuk memperbaiki ekosistem di Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang. Komitmennya adalah untuk mendonasikan 50 pohon mangrove per bulan untuk ditanam bersama LindungiHutan.

Baca juga: Terra Beaute Menanam 800+ Pohon di Bandung Bersama lindungiHutan

Oleh sebab itu, lahirlah kampanye alam bertajuk “WearitEARTHway Together with LindungiHutan”. Melalui kampanye alam tersebut, berhasil terkumpulkan 487 pohon Mangrove Rhizophora dan telah ditanam di Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang.

Wardrobe & Storie percaya bahwa kepeduliannya terhadap ekosistem merupakan suatu tindakan untuk mendukung sustainability/Keberlanjutan kualitas ekosistem yang baik.

Tentu hal tersebut semestinya kita sambut dengan hangat. Sebab, kini bentuk kepedulian kepada bumi bisa kita implementasikan dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dengan ikut menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dan minim dampak buruk terhadap alam

Menanam Mangrove untuk Mencegah Abrasi dan Banjir Rob yang Sering Terjadi

Tambakrejo adalah dusun paling utara di Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang yang dikenal sebagai desa nelayan.

Hal tersebut dikarenakan sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan. Berbagai hasil tangkapan laut diperoleh para nelayan Tambakrejo untuk dijual langsung dalam keadaan segar maupun diolah terlebih dahulu.

Sayangnya, laut yang selama ini menjadi tumpuan nelayan Tambakrejo untuk menghidupi keluarganya, kini justru berbalik mengancam masa depan. Ombak Laut Jawa secara perlahan mengikis daratan Tambakrejo dan mengancam tempat tinggal mereka karena jarak pantai yang makin dekat.

Berkaca pada kondisi tersebut, Wardrobe & Storie bersama LindungiHutan melakukan penanaman pohon Mangrove Rhizophora sebagai salah satu upaya untuk mencegah abrasi. Mengingat, dengan adanya hutan mangrove selain sebagai benteng alami, juga memiliki banyak manfaat lainnya seperti:

  • Mencegah intrusi air dan abrasi,
  • Penyerap emisi Karbon Dioksida,
  • Menjaga kualitas air,
  •  Sumber pendapatan nelayan,
  • Habitat ikan,
  • Menjaga kualitas air lewat akar tunjang yang mampu menyerap polutan-polutan.

Baca juga: 1 Sepatu = 2 Pohon: Kolaborasi Atmos Jakarta dan LindungiHutan

Semoga kontribusi Wardrobe and Storie bisa menginspirasi banyak pihak, sehingga akan makin banyak tangan-tangan yang ikut menjaga dan merawat bumi kita. Di samping itu, dengan adanya penanaman pohon mangrove di Pesisir Tambakrejo harapannya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat setempat maupun lingkungan.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Rawat Bumi LindungiHutan