Connect with us

Mitra Hijau

Hafizah Ghazali Tanam 5.000+ Mangrove di Pesisir Semarang

Published

on

LindungiHutan dan Hafizah Ghazali menanam 5.000 mangrove di pesisir Trimulyo, Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Hafizah Ghazali adalah brand pakaian wanita yang mengusung konsep slow fashion. Slow fashion atau dalam Bahasa Indonesia disebut juga fesyen lambat adalah praktik dalam fesyen yang didasari atas produksi dan pemakaian pakaian dalam rentang waktu yang lama, daya tahan dan kualitas yang tinggi, serta proses produksi yang beretika dan ramah lingkungan.

Konsep slow fashion tersebut telah diterapkan oleh Hafizah Ghazali, di mana mereka bekerja dengan rumah produksi yang kecil yaitu tidak lebih dari 10 pekerja garmen. Bagi Hafizah Ghazali, penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan penjahit mereka.

Brand pakaian wanita ini juga ingin memastikan bahwa para pekerja mereka berada di lingkungan kerja yang aman serta harus mendapatkan upah yang layak.

Hafiza Ghazali juga memegang teguh terhadap nilai kualitas dari produk fashion yang dikeluarkan. Mereka sadar dengan membuat koleksi pakaian dalam jumlah kecil, maka kualitas pengerjaan setiap pakaiannya dapat dipastikan terpantau secara baik.

Brand Hafizah Ghazali berusaha untuk memproduksi pakaian yang berkualitas sehingga memiliki tingkat keawetan yang tinggi dan berumur panjang. Alih-alih mengikuti tren produksi dalam jumlah yang banyak.

Gambaran lokasi penanaman mangrove Hafizah Ghazali dan LindungiHutan di Semarang.
Lokasi penanaman mangrove di pesisir kelurahan Trimulyo, kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Kita juga dibuat kagum dengan komitmen yang dipegang Hafizah Ghazali, di mana sejak tahun 2019 mereka memutuskan untuk bebas dari plastik. Semua produk pakaian dikemas dalam kotak karton daur ulang. Di samping itu, mereka juga tidak menggunakan polymailer plastik saat mengirim produknya

Baca juga: Milo X Restep X LindungiHutan Green Cyclist Virtual Race: Olahraga Sekaligus Melestarikan Hutan

Hafizah Ghazali Tanam Mangrove di Kota Semarang, Jawa Tengah

Sebagai brand pakaian yang mengusung konsep fesyen lambat, tentu mereka menaruh perhatian khusus mengenai persoalan lingkungan. Buktinya, sebagian dari setiap pembelian yang dilakukan melalui situs website mereka, akan digunakan untuk proyek konservasi atau upaya penghijauan skala kecil di taman nasional dan kawasan hutan hujan yang terkena dampak di seluruh Indonesia.

Tim LindungiHutan dan mitra petani bibit sedang menanam mangrove di Trimulyo, Genuk, Kota Semarang.
Tim LindungiHutan dan mitra penggerak penghijauan lapangan (kelompok TRIPARI) sedang mempersiapkan bibit pohon mangrove dan kebutuhan lainnya di lokasi kegiatan (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Berkolaborasi dengan LindungiHutan, Hafizah Ghazali menginisiasi kampanye alam bertajuk “Hafizah Ghazali for Sustainability Semarang City”.

Total donasi pohon mangrove Rhizophora mucronata yang terkumpul sejumlah 2.480 pohon.  Sementara itu, penanaman pohon hasil donasi telah dilakukan pada 8 Agustus 2021 di pesisir Trimulyo, kecamatan Genuk, Kota Semarang.

Hafizah Ghazali percaya bahwa menanam pohon adalah salah satu hal paling ampuh sekaligus termudah yang bisa kita lakukan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan.

Dampak positif yang dimaksud pun bermacam-macam, baik memerangi perubahan iklim, membersihkan udara, mencegah erosi tanah, meningkatkan keanekaragaman hayati, maupun memulihkan habitat hewan asli.

Sekelumit Cerita Pesisir Trimulyo, Genuk, Kota Semarang

Trimulyo adalah sebuah kelurahan di kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kelurahan ini memiliki luas wilayah mencapai 349 hekatare dan berada pada bagian paling timur di daerah administrasi Kota Semarang. Kelurahan Trimulyo berbatasan langsung dengan Kota Demak.

Mitra petani bibit LindungiHutan sedang menanam bibit mangrove hasil kerjasama dengan brand Hafizah Ghazali.
Mitra petani bibit LindungiHutan sedang menanam bibit bakau (Rhizophora mucronata) hasil kerjasama dengan Hafizah Ghazali (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Kelurahan Trimulyo mempunyai gambaran umum abrasi dan akresi yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim. Pada sepuluh hingga dua puluh tahun yang lalu, rob beserta abrasi telah merusak dan menenggelamkan lahan mangrove beserta tambak masyarakat sekitar yang berada di pesisir Kelurahan Trimulyo.

Sampai saat ini, khususnya berkisar pada bulan April dan Mei, banjir rob akibat pasang tinggi air laut tak jarang memasuki rumah warga. Kondisi diperparah dengan banyaknya sampah yang masuk memenuhi sungai, sehingga masyarakat terganggu dengan bau tak sedap dari sampah tersebut.

Melihat kondisi lingkungan pesisir Trimulyo yang memprihatinkan, LindungiHutan bersama Hafizah Ghazali melalui kampanye alam melakukan penanaman pohon Mangrove Rhizophora sebagai upaya konservasi dan perbaikan lingkungan.

Selain mencegah abrasi, akar mangrove juga berfungsi menjerat sedimen dengan harapan memunculkan daratan baru ke depannya. Akar mangrove juga dapat mempercepat penguraian limbah organik dan kimia yang dapat mencemari laut.

Semoga apa yang telah dilakukan Hafizah Ghazali bersama LindungiHutan mampu memberikan kebaikan-kebaikan untuk masyarakat sekitar dan juga lingkungan. Selain itu, apa yang telah kami lakukan bersama hendaknya dapat menjadi bahan bakar semua orang agar selalu semangat menghijaukan Indonesia!

Baca juga: Restep X LindungiHutan: Bersepeda Sambil Menanam 2.021 Pohon Bersama.

Jalin Kerjasama dan Kolaborasi untuk Pelestarian Hutan dan Dampak Baik bagi Masyakarat Bersama LindungiHutan

Salah satu langkah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim adalah menanam pohon. LindungiHutan telah dipercaya puluhan ribu pengguna dan 300+ mitra hijau untuk menghijaukan Indonesia dengan mudah.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Rawat Bumi LindungiHutan