Connect with us

Bisnis Lestari

Konservasi Hutan Mangrove dan Tren Blue Carbon dalam CSR Perusahaan 2024

Published

on

konservasi hutan mangrove

Komitmen pemerintah terhadap rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove perlu didukung oleh banyak pihak. Termasuk perusahaan Anda! Apalagi melihat besarnya potensi mangrove baik itu dalam rangka mitigasi perubahan iklim maupun manfaat ekologis dan ekonomis dari jasa lingkungan yang diberikannya. Lantas, apa yang bisa dilakukan dan dikolaborasikan?

Mengapa Konservasi Ekosistem Mangrove Perlu Dilakukan?

Tahukah Anda bahwa luas hutan mangrove di Indonesia adalah 3.364.076 hektare. Luas mangrove tersebut terdiri dari mangrove lebat seluas 3.121.240 Ha, mangrove sedang 188.366 ha, dan mangrove jarang 54.474 ha.

Adapun, sebaran mangrove Indonesia dengan kondisi tutupan yang lebat tertinggi berada di Provinsi Papua dengan total luasan sebesar 1.084.514 Ha dan sebaran mangrove lebat terendah berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seluas 8 Ha.

Besarnya potensi hutan mangrove tentu perlu diiringi pula besarnya semangat dan komitmen pemerintah dalam menjaga kelestariannya. Faktanya, ekosistem hutan mangrove juga tidak luput dari permasalahan dan ancaman alih fungsi kawasan menjadi lahan pertanian, pemukiman, tambak, pencemaran limbah, dan lain sebagainya.

Untuk itu, perlu upaya rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove! Apalagi, rehabilitasi mangrove diperlukan karena hutan mangrove dapat menyimpan karbon 4-5 kali lipat lebih banyak daripada hutan tropis daratan. Tentu, hal tersebut akan berkontribusi besar dalam penyerapan emisi karbon dan mempercepat pencapaian net zero emission.

Baca juga: Panduan Mudah Pelaksanaan CSR Lingkungan Perusahaan Anda

Manfaat Ganda Konservasi Hutan Mangrove

Keberadaan hutan mangrove jelas bermanfaat baik itu dari segi ekologis maupun sosial dan ekonominya. Dari segi ekologis saja, selain potensi penyimpanan karbon dan juga benteng alami kawasan pesisir, hutan mangrove menjadi rumah dan habitat bagi berbagai biota laut.

Sementara itu, dari sisi sosial dan ekonomi, masyarakat pantai juga banyak yang menggantungkan hidup kepada kelestarian kawasan hutan mangrove.

Jadi, upaya konservasi hutan mangrove tidak hanya akan memberikan dampak positif lingkungan tetapi juga sekaligus memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.

Di Muaragembong Bekasi misalnya, kelompok masyarakat Kebaya tidak hanya menanam dan merawat mangrove, tetapi juga memanfaatkan buah mangrove untuk diolah.

Ada berbagai produk olahan mangrove yang dihasilkan kelompok Kebaya Muaragembong Bekasi mulai dari sirup, jus, stick, kacang umpet, keripik umpet, keripik daun, keripik buah, kopi, hingga tepung mangrove. Semua produk tersebut kemudian dipasarkan dan menghasilkan pundi uang bagi masyarakat setempat.

Sementara di pesisir Baros, Bantul, Yogyakarta, aktivitas konservasi hutan mangrove membawa manfaat besar bagi masyarakat dusun Baros. Mangrove yang lestari membuat warga dusun Baros dapat melakukan aktivitas pertanian dengan tenang karena berkurangnya ancaman abrasi. Selain itu, lahan pertanian juga lebih produktif karena berkurangnya gangguan angin laut.

Baca juga: Implementasi SDGs Lingkungan Bersama LindungiHutan

Maka, sekali lagi, upaya konservasi hutan mangrove merupakan bentuk sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Dampak baik dari jasa lingkungan yang didapatkan bisa dirasakan semua makhluk hidup.

Besarnya Potensi Blue Carbon, Masih Enggan Rehabilitasi dan Konservasi Hutan Mangrove?

Blue carbon atau karbon biru adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Ekosistem penghasil dan penyimpan karbon biru di antaranya mangrove, rawa gambut, padang lamun, terumbu karang, hingga fitoplankton.

Diperkirakan mangrove dapat menyimpan 20 Pg C dan 70-80% tersimpan di dalam tanah sebagai bahan organik. Pg C atau pentagram karbon merupakan ukuran yang digunakan untuk mengukur jumlah karbon dalam skala besar. Hutan bakau di Indonesia sendiri diperkirakan menyimpan 0,82-1,09 Pg C per hektare.

Tak heran, apabila program karbon biru dengan fokus rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove mendapatkan pengakuan internasional sebagai sarana untuk mengatasi perubahan iklim. Sekaligus mendorong praktik pengelolaan pesisir berkelanjutan.

Program CSR Penanaman Mangrove

Penanaman mangrove bisa menjadi alternatif program CSR perusahaan Anda untuk membantu mewujudkan dampak positif yang berkelanjutan. Apalagi, rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam rangka menekan emisi karbon serta upaya mitigasi perubahan iklim. Untuk itu, akan sangat menarik apabila program CSR perusahaan Anda dapat selaras dengan program dan komitmen pemerintah. Kolaborasi dengan banyak pihak sangat mungkin dilakukan!

Hingga saat ini LindungiHutan telah menanam lebih dari 800 RIBU pohon di 45+ lokasi penanaman yang tersebar di Indonesia. Dalam prosesnya kami menggandeng ratusan kelompok masyarakat setempat untuk membantu melakukan penanaman dari hulu hingga hilir. Total, 500+ perusahaan maupun brand yang bersama LindungiHutan ikut berkontribusi dalam upaya konservasi dan pelestarian hutan.

LindungiHutan berkomitmen untuk memberikan kemudahan serta fleksibilitas bagi perusahaan Anda yang ingin mewujudkan kontribusi positif terhadap lingkungan dan hutan melalui program CSR. Layanan program CSR end to end bersama kami memberikan kemudahan bagi perusahaan Anda terhadap akses lokasi penanaman, proses penanaman, hingga monitoring, dan report kegiatan.

Kami memiliki 45+ lokasi penanaman yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Menggandeng masyarakat setempat dalam penyediaan bibit, proses penanaman, hingga monitoring dan penyulaman pohon mati.

LindungiHutan memastikan pohon yang ditanam tumbuh untuk memberikan dampak baik yang berkelanjutan. Semua aktivitas ini bisa Anda pantau melalui fitur monitoring dan akan terangkum dalam laporan pertanggung jawaban yang kami buat untuk perusahaan Anda. 

Baca juga: Landing Page Carbon Offset LindungiHutan Resmi Dirilis

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman yang Tersebar di Indonesia!

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan