Connect with us

Mitra Hijau

Toteally: Friends of the Earth Tanam 200+ Pohon di Demak

Published

on

Kampanye alam toteally.

Toteally adalah brand yang menghadirkan produk totebag dan kategori merchandise menarik lainnya. Didirikan pada tahun 2020, Toteally berawal dari ide pendirinya untuk mengubah kecintaan dan hasratnya pada desain tas menjadi sebuah merek. Nama Toteally sendiri mengandung makna totalitas. Artinya, semua diusahakan dan dihadirkan secara maksimal.

Namun, terlepas dari itu, Toteally mengilhami filosofi bahwa estetika dapat berjalan seiring dengan upaya sadar dalam setiap keputusan perencanaan bisnis. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan penerapan dasar-dasar ramah lingkungan.

Selain itu, merupakan tanggung jawab bagi Toteally untuk menyampaikan kesadaran ini kepada para penggunanya serta calon pengguna.

Baca juga: Penanaman 300 Pohon Mangrove The Body Shop Indonesia di Jakarta

Toteally Menanam 202 Mangrove di Pesisir Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah

Mak Jah menanam bibit mangrove hasil kerjasama dengan Toteally.
Mak Jah dan anaknya menanam bibit mangrove hasil kerjasama dengan Toteally di pesisir Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Friends of the Earth merupakan sebuah kampanye kolaborasi Toteally dengan LindungiHutan yang berupaya untuk mengembalikan apa yang telah diambil umat manusia dari alam selama ini.

Masalah seperti penebangan hutan dan sebagainya telah memicu kesadaran Toteally akan bumi yang sedang terluka. Friends the Earth menjadi upaya untuk menjaga bumi dan seisinya, sehingga nantinya dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Maka dari itu lahirlah sebuah kolaborasi. Untuk setiap produk Toteally yang terjual, satu pohon akan ditanam dengan bantuan LindungiHutan.

Total, Toteally berhasil menanam 202 pohon bakau di pesisir Desa Bedono, Sayung, Kabupaten Demak pada 20 Juni 2021. Penanaman berjalan dengan lancar dengan dibantu oleh Mak Jah bersama keluarga,

Tentu, dengan adanya penanaman mangrove ini harapannya benar-benar bisa membawa kebaikan bagi lingkungan dan juga masyarakat. Di samping itu, aksi serta partisipasi semacam ini semoga bisa diikuti oleh banyak pihak maupun masyarakat luas. Alhasil, akan makin banyak ‘tangan dan mata’ yang turut menjaga dan menghijaukan bumi kita!

Baca juga: Exacoat x LindungiHutan: Menanam 3.500 Mangrove di Semarang, Jawa Tengah

Abrasi yang Semakin Parah Dihadapi Kawasan Pesisir Demak

Mengutip dari laman Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Desa Bedono adalah salah satu desa yang mengalami abrasi paling parah di Kabupaten Demak. Abrasi yang terjadi diperkirakan yang terbesar di kawasan pantai utara dan selatan Jawa dan bahkan di Indonesia.

Sebagai informasi, luas daerah pesisir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang terkena abrasi seluar 798 hektare. Kini, sudah banyak daerah yang hilang akibat terkena abrasi air laut. Total, wilayah yang terkena abrasi meliputi 14 kecamatan yang berada di pesisir.

Bagi warga utara Kabupaten Demak, rob bagaikan sebuah bencana yang ujungnya tak pernah ditemukan. Pilihannya hanya dua, bertahan atau pindah. Bertahan dengan segala keresahan dan keterbatasannya atau memulai hidup baru dengan pindah ke lokasi yang lebih baik.

Faktanya, banjir rob datang bukan hanya merendam rumah, melainkan juga tambak, infrastruktur jalan, rumah, dan sarana publik lainnya. Masyarakat yang dulunya memiliki sawah di sekitar pemukimannya, harus rela berganti pekerjaan mengurusi tambak ikannya dan kemudian merelakan tambaknya menjadi lautan lepas.

Baca juga: KAYULAMA Home Kembali Tanam Ratusan Pohon di Jawa Tengah

Cerita Inspirasi dari Mak Jah yang Bertahan di Tengah Abrasi

Salah satu masyarakat yang terdampak banjir rob bernama Mak Jah. Mak Jah merupakan petani bibit dukuh Rejosari Senik, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak 2017. Selain berprofesi sebagai petani bibit, Mak Jah juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai nelayan di wilayahnya. Mak Jah telah membantu LindungiHutan dan seluruh campaigner kampanye alam LindungiHutan pada beberapa aksi penanaman di Kabupaten Demak.

Mak Jah sendiri menjadi satu-satunya penduduk di Desa Bedono yang rela hidup di tengah laut bersama dengan keluarga kecilnya. Bersama tiga anak yang dua di antaranya masih bersekolah, Mak Jah masih harus menghidupi keluarga kecilnya.

Terkadang, untuk mengisi waktu, Mak Jah bersama anak-anak dan suaminya sering kali menanam di belakang rumah sembari berharap tanah yang dulunya hilang berganti lautan, kembali menjadi endapan yang mampu mengembalikan desanya.

Baca juga: PT National Lebel Umas Daya Tanam 1.000 Pohon di Tengerang

Manfaat Hutan Mangrove untuk Lingkungan dan Masyarakat Sekitar

Berkaca pada kondisi Desa Bedono, perlu kita sadari betapa pentingnya keberadaan hutan mangrove. Maka dari itu, Toteally menggandeng LindungiHutan melakukan penanaman mangrove sebagai upaya restorasi lingkungan.

Manfaat keberadaan hutan mangrove yang lestari diantaranya yaitu:

  • Menjaga garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan sungai dari erosi dan abrasi,
  • Menahan angin kencang dari laut,
  • Menahan proses penimbunan lumpur,
  • Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan,
  • Mengolah limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida,
  • Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga dapat menunjang rantai makanan,
  • Tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan udang,
  • Tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa lain,
  • Sumber plasma nutfah dan sumber genetik. Habitat alami bagi berbagai jenis biota.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Rawat Bumi LindungiHutan