Connect with us

Bisnis Lestari

Apa Itu Green Business? Pengertian, Strategi dan Contohnya

Published

on

Green business adalah

Secara singkat, Green Business atau bisnis hijau diartikan sebagai konsep bisnis dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuannya untuk mengurangi dampak negatif dari kerusakan yang ditimbulkan. 

Dilansir dari tirto.id, sebanyak 97,7% Gen Z dan milenial mempertimbangkan untuk memilih produk dari produsen yang telah menginisiasi keberlanjutan dibandingkan perusahaan yang belum memperhatikan keberlanjutan dalam kegiatan bisnisnya.

So, biar makin paham yuk bahas lebih lanjut mengenai green business, strategi, dan contoh penerapannya!

Apa yang Dimaksud dengan Green Business?

Green business atau bisnis hijau, lahir karena maraknya kasus-kasus lingkungan yang terjadi di Indonesia. 

Menurut Mutamimah (dalam Mutamimah dan Siyatimah 2012), Green business adalah sebuah aktivitas bisnis yang membuat input (bahan baku dan penolong) menjadi output (barang dan jasa) dengan mengutamakan keseimbangan antara keuntungan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pengertian green business adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk meminimalisir dampak negatif dari aktivitas ekonomi perusahaan terhadap masyarakat, komunitas, lingkungan lokal maupun global dengan menerapkan prinsip-prinsip triple bottom line (planet, people, profit).

Tujuan green business adalah mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan produksi dan penggunaan produk yang dihasilkan suatu perusahaan.

Suatu bisnis dapat dikatakan sebagai bisnis hijau apabila memenuhi empat kriteria, antara lain:

  • Perusahaan menerapkan prinsip sustainabilitas dalam setiap keputusan bisnis
  • Menghasilkan dan menawarkan produk atau jasa yang bersifat ramah lingkungan
  • Perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dibanding perusahaan kompetitor lainnya
  • Berkomitmen keberlanjutan untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam operasi bisnisnya

Poin-Poin Penting tentang Green Business

Green business adalah upaya perusahaan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas ekonominya dengan menerapkan prinsip triple bottom line (planet, people, profit).

Implementasi green business sering membuka peluang inovasi baru yang bisa menjadi keunggulan kompetitif di pasar.

Green branding yang efektif bukan hanya soal tampilan luar, tetapi juga tentang integrasi prinsip keberlanjutan ke dalam proses bisnis dari hulu ke hilir.

Apa Strategi Green Business?

Dalam menjalankan green business, perlu adanya strategi ramah lingkungan agar terciptanya bisnis berkelanjutan. Poin pendukung dalam pelaksanaan bisnis hijau, antara lain:

1. Green Product

Green product adalah barang yang dihasilkan oleh perusahaan tidak menggunakan bahan-bahan yang merusak lingkungan.

Istilah Green product memang dirancang untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan. Bukan berarti, produk hijau tidak menimbulkan dampak negatif sama sekali, namun terdapat upaya untuk meminimalisir kerusakan atau dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produk. 

2. Green Marketing

Istilah green marketing muncul pada akhir tahun 1980 hingga awal tahun 1990. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan green marketing ke dalam 3 definisi yang berbeda, sebagai berikut:

  • pemasaran produk yang dianggap aman pada lingkungan (retailing definition)
  • pemasaran dan pengembangan produk yang dirancang untuk meminimalisir dampak negatif pada lingkungan (social marketing definition)
  • upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memproduksi, mengemas, mempromosikan, mengklaim produk dengan cara yang responsif sebagai bentuk kepedulian lingkungan (environmental definition). 

Green marketing berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Mengapa? karena, upaya memenuhi kebutuhan saat ini, dilakukan tanpa mengorbankan sumber daya alam untuk kebutuhan generasi di masa mendatang.

Kegiatan konservasi lingkungan yang dilakukan saat ini maupun di masa mendatang, merupakan salah satu produk dari green marketing.

Baca juga: Green Skincare, Apakah Benar-Benar Green dan Ramah Lingkungan?

3. Green Supply Chain Management

Green supply chain management adalah proses pengintegrasian konsep ramah lingkungan ke dalam manajemen rantai pasokan, termasuk desain produk, sumber bahan seleksi, kegiatan manufaktur, dan pengiriman produk ke konsumen. Dengan tujuan mengurangi dampak negatif dan risiko dalam lingkungan.

4. Green Accounting

Green accounting atau environmental accounting adalah suatu proses identifikasi, prioritas, kuantifikasi, dan kualifikasi dan penggabungan biaya dari aspek lingkungan ke dalam pengambilan keputusan bisnis. 

Tujuan green accounting untuk mengefisienkan pengelolaan lingkungan berdasarkan biaya dan manfaat, serta meningkatkan perlindungan lingkungan. 

5. Green Consumerism

Green consumer adalah individu yang membeli suatu produk dengan memikirkan terlebih dahulu dampak lingkungan dari produk yang mereka konsumsi. Sehingga, penggunaan produk ramah lingkungan semakin banyak digunakan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Mereka percaya bahwa melestarikan alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pelaku bisnis saja, konsumen juga memiliki peran penting untuk peduli terhadap lingkungan.

Keuntungan Implementasi Green Business

Mengadopsi green business memberikan berbagai keuntungan strategis bagi perusahaan. Selain meningkatkan efisiensi operasional melalui pengurangan konsumsi energi dan sumber daya, green business juga dapat memperkuat reputasi perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan.

Perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan cenderung lebih disukai oleh konsumen, terutama dalam era kesadaran lingkungan yang semakin meningkat.

Selain itu, implementasi green business sering kali membuka peluang inovasi baru, seperti pengembangan produk dan layanan berkelanjutan, yang dapat menjadi keunggulan kompetitif di pasar yang semakin kompetitif.

Bagaimana Mengimplementasikan Green Branding?

Masyarakat semakin sadar bahwa sumber daya alam tidak boleh dieksploitasi tanpa kendali, dan keberlanjutan menjadi hal yang penting. Perusahaan dan merek dituntut untuk lebih ramah lingkungan, sehingga muncul banyak green brand yang berupaya menarik perhatian publik.

Namun, green branding yang efektif bukan hanya soal tampilan luar, tetapi juga tentang integrasi prinsip keberlanjutan ke dalam proses bisnis dari hulu ke hilir.

Johannes Wiessenbaeck, CEO OXO Group Indonesia, menekankan bahwa green branding seharusnya bukan sekadar tambahan pada merek, tetapi harus mencerminkan nilai-nilai inti dari perusahaan.

Baca juga: Apa Itu Green Brand dan Bagaimana Implementasinya?

Green Business dan Contohnya

Banyak perusahaan telah menerapkan konsep go green dalam bisnis (green business). Perusahaan tidak mementingkan profit saja, melainkan memikirkan dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan. 

Seperti apa penerapan green business di perusahaan-perusahaan? Berikut, 3 green business dan contohnya dalam kegiatan bisnis!

1. Unilever

Melalui banyak program peduli lingkungan hidup, salah satunya Program Bank Sampah, Unilever berhasil menyerap 3.739 ton sampah anorganik.

Selain itu, peluncuran brand Love Beauty and Planet mengusung konsep ramah lingkungan sebagai bukti nyata dari strategi Unilever Sustainable Living Plan (USLP).

Love Beauty and Planet mengusung 5 prinsip “Five Labours of Love”, antara lain:

  • Penggunaan botol yang terbuat dari 100% plastik daur ulang dan dapat didaur ulang kembali
  • Produk berkualitas tinggi dilengkapi dengan teknologi sehingga menghemat dalam penggunaan air
  • Produk tanpa paraben dan pewarna buatan
  • Produk berkualitas dihasilkan dari program kemitraan bersama Givaudan
  • Komitmen meninggalkan jejak karbon seminimal mungkin

Tak lupa, unilever memberikan pengolahan alternatif limbah pada produk apapun untuk didaur ulang oleh Love Beauty and Planet dan Waste4Change sebagai mitra.

2. IKEA

Bahan dasar kayu pembuatan furniture IKEA berasal dari pelestarian hutan. Dalam membuat produk, mereka juga memanfaatkan bahan daur ulang. 

Sudah dari dulu IKEA menggunakan bahan baku kapas bersumber lebih ramah lingkungan. Lebih dari 700.000 panel surya telah dipasang di bagian gedung IKEA seluruh dunia.

Dalam pencahayaan menggunakan 100% LED. Selain itu, IKEA juga mengoperasikan 224 turbin angin, namun masih dalam proses.

3. Patagonia, Inc

Pada tahun 2007, Patagonia meluncurkan Footprint Chronicles, sebuah portal online yang memungkinkan siapa saja untuk melihat detail sebuah produk. Bagaimana cara membuat, dimana dibuat, hingga dibuat dari apa produk tersebut. 

Patagonia menyadari, produk yang dihasilkan belum menggunakan produk 100% alami dan terbuka kepada konsumen. 

Dalam proses pemasarannya, Patagonia mengkampanyekan program 1% for the planet. Setiap 1% penjualan didonasikan untuk kegiatan pelestarian dan pemulihan lingkungan alam. 

Sejauh ini, Patagonia mendonasikan dalam bentuk tunai sebesar $ 89 juta kepada organisasi lingkungan baik domestik maupun internasional.

Itu tadi penjelasan mengenai green business yang perlu kamu ketahui. Ingat, jangan terkecoh dengan perusahaan yang “katanya” menerapkan bisnis hijau. Eh ternyata, perusahaan tersebut justru mempraktikkan greenwashing

Baca juga: Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Lingkungan dan 5 Contoh Programnya

LindungiHutan Menanam Lebih dari 800 RIBU Pohon di 40+ Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Ana Salsabila adalah Junior SEO Content Writer di LindungiHutan yang berpengalaman dalam penulisan artikel tentang lingkungan dan kehutanan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jalin kerja sama CSR CorporaTree