Connect with us

Lingkungan

Dampak dari Perubahan Iklim, Mulai Dari Penyakit, Mental, Sampai Krisis Makanan

Published

on

Dampak dari perubahan iklim

Bicara tentang perubahan iklim mungkin agak terdengar membosankan. Karena mungkin identik dengan hal-hal scientific, akademis, bahasa-bahasa yang sulit, atau bisa juga enggak relate dengan kehidupan kita.

Namun, bagaimana jika ternyata ada pengaruh dan dampaknya ke kehidupan kita? So, inilah dampak dari perubahan iklim bagi kehidupan kita, yang barangkali sedang atau pernah kita rasakan!

Apa yang Dimaksud Perubahan Iklim?

Sebelum kita bahas tentang dampak dan pengaruhnya bagi kehidupan kita, kamu sendiri sudah tahu belum apa itu perubahan iklim? Well, intinya perubahan iklim adalah fenomena yang terjadi akibat pemanasan global. Lebih tepatnya, fenomena perubahan suhu dan pola cuaca jangka panjang.

Jadi begini ceritanya, sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia banyak yang memanfaatkan dan melakukan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas. Kenapa bahan bakar fosil ini dibakar? Untuk menggerakan kendaraan, mesin industri, dan masih banyak lainya.

Padahal, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca. Buat yang belum tahu, contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim itu antara lain karbon dioksida dan metana. Gas metana sendiri biasanya dihasilkan dari penggunaan bensin untuk kendaraan.

Nah, emisi gas rumah kaca tersebut kemudian bak selimut menyelimuti bumi, menjebak panas matahari sehingga menaikkan suhu. Memangnya, kalau naik kenapa? Suhu bumi yang naik bisa membuat es di kutub mencair dan permukaan laut jadi meningkat. Itu salah satu dampaknya! Terus dampak lainnya? Simak dulu sampai habis ya!

Baca juga: Sehari Bersama Mak Jah, Menanam Mangrove dan Rasanya Tinggal Sendiri di Tengah Lautan

Apa Dampak dari Perubahan Iklim Lainnya?

Selain es di kutub mencair, sebenarnya masih ada banyak dampak dari perubahan iklim lain yang benar-benar punya pengaruh ke kehidupan kita.

Bukan dampak atau akibat yang sifatnya jauh dan tidak terasa. Akan tetapi, beberapa di antaranya bisa jadi sudah pernah kamu alami dan barangkali ada di sekitar kita. Apa saja?

1. Peningkatan Krisis Pangan

Apa hubungannya iklim sama pangan? Eits, tunggu dulu! Faktanya, perubahan iklim itu memengaruhi suhu, curah hujan, dan kecepatan angin. Terus? Semua itu berdampak pada ketersediaan air dan jasa ekosistem lainnya yang menjadi sandaran pertanian, sehingga jelas berdampak pada hasil panen.

Kalau kita tarik lebih jauh, perubahan iklim itu menyebabkan fenomena anomali iklim seperti terjadinya El Nino dan La Nina. Sementara pola curah hujan yang tidak terprediksi, bersama dengan peningkatan suhu permukaan, juga dapat mengakibatkan kondisi iklim yang lebih panas dan lebih kering.

Kalau kering, air susah, air susah bisa bikin gagal panen. Pun sebaliknya, kalau curah hujan berlebihan bisa bikin banjir, kalau banjir tanaman bisa terendam, dan bikin gagal panen juga. Jadi, dampak perubahan iklim terhadap pertanian kemudian punya potensi menyebabkan krisis pangan.

Berdasarkan analisis FAO dalam Karahayon et all (2022), 34 dari 51 negara mengalami krisis pangan akibat perubahan iklim ekstrem. Adapun pengaruh yang dimaksud berupa kekeringan, banjir, siklon, jeda hujan, curah hujan tidak menentu, dan awal musim hujan terlambat.

2. Eco-anxiety: Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Mental

Kalau krisis pangan buat kamu belum relate, ada kondisi yang mungkin pernah atau sedang kamu rasakan, yaitu eco-anxiety. Sebenarnya, istilah tersebut belum ada definisi yang tepat atau final.

Namun, menurut Albrecht dalam The Journal of Climate Change and Health (2021), menjelaskan istilah eco-anxiety untuk menggambarkan ketakutan kronis akan kehancuran lingkungan. Eco-anxiety adalah tekanan mental atau kecemasan terkait dengan memburuknya kondisi lingkungan atau kecemasan atas respon krisis ekologi.

Apakah ini berlebihan? Kok sampai cemas dan ‘ngeganggu’ kondisi mental? Tentu, bisa dimengerti dan dipahami, sebab anak muda menjadi generasi yang akan merasakan dampak dari kerusakan lingkungan di masa depan. Jadi, wajar aja ada yang takut dan merasa cemas.

Makanya, enggak sedikit anak muda yang punya concern terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Mereka menggalang kampanye lingkungan, menanam pohon, membuat petisi, memproduksi konten-konten untuk meningkatkan kesadaran kolektif.

Baca juga: Mengenal Apa Itu FOLU Net Sink 2030

3. Dampak dari Perubahan Iklim terhadap Penyakit

Selain kena mental, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan juga bisa terjadi melalui penyakit. Terutama penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti demam berdarah atau DBD. Fyi, penyakit tular vektor ditularkan dari manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia oleh serangga, seperti nyamuk.

Kenapa perubahan iklim punya kaitan dengan DBD? Karena, kelembapan, curah hujan, dan jumlah hari hujan punya hubungan positif dengan kasus DBD. Makin tinggi curah hujan dan hari hujan, breeding places makin meluas keberadaannya, maka kasus DBD semakin meningkat.

DBD merupakan salah satu penyakit yang sensitif terhadap perubahan iklim karena perkembangan vektor Aedes dipengaruhi oleh unsur:

  • Cuaca dapat memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan populasi nyamuk.
  • Curah hujan dengan penyinaran relatif panjang turut memengaruhi habitat perindukan nyamuk,
  • Suhu berupa panas yang ekstrem dapat meningkatkan mortalitas nyamuk, sebaliknya suhu hangat meningkatkan keberlangsungan hidupnya.

Kalau kamu mau tahu lebih lanjut dan bagaimana contoh kasusnya di Indonesia bisa cek aja jurnal ini, ini, dan ini.  

4.  Kualitas Udara Menurun

Mengutip dari laman cdc.gov, perubahan iklim akan memengaruhi kesehatan manusia dengan meningkatkan polusi udara ozon dan/atau partikulat di permukaan tanah di beberapa lokasi. Selain itu, kebakaran hutan yang makin besar—akibat kekeringan efek perubahan iklim, juga secara signifikan mengurangi kualitas udara dan mengganggu kesehatan masyarakat.

Lantaran, asap kebakaran hutan bisa memicu berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan, asma, bronchitis, pneumonia, kulit, dan iritasi mata. Penyakit tersebut diderita oleh masyarakat yang terkena asap dari kebakaran hutan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Itulah 4 dampak dari perubahan iklim yang bisa memengaruhi kehidupan kita saat ini. Terus, apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa mengurangi jumlah emisi karbon sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

Caranya pun bermacam-macam, salah satu yang paling mudah yaitu dengan menanam pohon. Sebab, pohon menyerap karbon dioksida yang ada dan menukarnya dengan oksigen. Beberapa jenis pohon bahkan sangat efektif, seperti pohon trembesi dan mangrove.

Untuk kamu yang mau menanam pohon dengan mudah, LindungiHutan siap membantu kok! Bukan cuma menanam pohon, kamu juga bisa menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari berbagai aktivitas harian menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi untuk kemudian ditebus melalui penanaman pohon.

Dengan kalkulator jejak karbon Imbangi, kamu bisa menghitung emisi karbon dari penggunaan kendaraan, peralatan listrik, pemakaian listrik, peternakan, dan lain sebagainya.

Hitung Besar Emisi Karbon dengan Carbon Calculator Imbangi

Kalkulator-jejak-karbon-Imbangi-

Setelah tahu berapa jumlah emisi yang dihasilkan. Kamu bisa langsung melakukan carbon offsetting atau tebus karbon dengan menanam pohon bersama Kami. Kamu bisa memilih lokasi penanaman yang ada dan melakukan penanaman dengan mudah, murah, transparan, dan tentunya berdampak melalui fitur monitoring yang kami sediakan.

Well, dampak dari perubahan iklim kian nyata, lalu mana aksi nyatamu?

Baca juga: Climate Crisis, Potensi Besar Penyeimbangan Karbon dan Bagaimana Mengelola Hutan Secara Berkelanjutan

LindungiHutan Menanam Lebih dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

Survey LindungiHutan