Connect with us

Mitra Hijau

Hafizah Ghazali Menanam 4,000+ Pohon di Bekasi, Jawa Barat

Published

on

Hafizah Ghazali Menanam 5,000+ Pohon Bakau di Bekasi. Cover Image Blog LindungiHutan (5)

Lambat laun kesadaran masyarakat mengenai limbah yang dihasilkan industri fesyen mulai tumbuh. Solusi alternatifnya, tren slow fashion hadir sebagai bentuk perhatian dalam hal penyelamatan lingkungan.

Hafizah Ghazali adalah salah satu brand pakaian wanita yang berdiri sejak tahun 2015 dan mengusung konsep slow fashion. Mereka bekerja dalam rumah produksi kecil dengan jumlah pekerja garmen tidak lebih dari 10 orang.

Slow fashion atau fesyen lambat sendiri merupakan metode atau pendekatan produksi pakaian yang mempertimbangkan semua aspek rantai pasokan serta proses produksinya dengan tujuan menghormati manusia, lingkungan, dan hewan. Artinya, proses produksi akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam proses desain dan memastikan bahwa setiap pakaian dibuat dengan kualitas.

Kualitas produksi menjadi fokus utama bagi Hafizah Ghazali. Mereka berusaha memproduksi pakaian dalam jumlah kecil untuk memastikan kualitas pengerjaannya dari hulu hingga hilir senantiasa terjaga. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa Hafizah Ghazali memilih untuk memproduksi dalam jumlah sedikit.

Sebab, mereka fokus memproduksi pakaian dengan kualitas tinggi sehingga awet dan berumur panjang. Ketimbang mengikuti tren industri yang memproduksi pakaian dalam jumlah besar.

Bukan hanya itu, Hafizah Ghazali selaku brand fesyen lambat juga memiliki konsen terhadap persoalan lingkungan. Mereka telah meninggalkan penggunaan plastik sejak tahun 2019. Semua pakaian dikemas dalam kotak karton daur ulang dan tidak menggunakan poly-mailer plastik ketika mengirimkan barang.

Baca juga: Hafizah ghazali Tanam 5.000+ Mangrove di Pesisir Semarang

Bersama LindungiHutan, Hafizah Ghazali Adakan Kampanye Alam “Hafizah Ghazali for Sustainability Bekasi”

Proses penanaman pohon mangrove kerjasama Hafizah Ghazali dan LindungiHutan di Bekasi.
Proses penanaman pohon mangrove oleh penggerak penghijauan LindungiHutan dan masyarakat sekitar di pesisir desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat hasil kolaborasi dengan Hafizah Ghazali (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Komitmen Hafizah Ghazali ikhwal kelestarian lingkungan juga diwujudkan dalam aksi nyata penghijauan. Sebagian dari setiap pembelian yang dilakukan melalui situs web Hafizah Ghazali, digunakan untuk proyek konservasi atau upaya penghijauan skala kecil di taman nasional dan kawasan hutan hujan yang terkena dampak di seluruh Indonesia.

Menggandeng LindungiHutan, Hafizah Ghazali menginisiasi kampanye alam bertajuk “Hafizah Ghazali for Sustainability Bekasi”. Kampanye alam tersebut sukses mengumpulkan 4.370 pohon Mangrove Rhizophora dan telah ditanam di Pantai Bahagia Kabupaten Bekasi pada 15 Agustus 2021.

Langkah ini sebagai bentuk dukungan Hafizah Ghazali terhadap pembangunan berkelanjutan (SDG’S) poin 13 yaitu membantu pengurangan emisi karbon.

Hafizah Ghazali percaya bahwa menanam pohon menjadi salah satu hal paling ampuh sekaligus termudah yang bisa kita lakukan guna menciptakan dampak positif bagi lingkungan.

Hafizah Ghazali Menanam Ribuan Pohon Bakau di Bekasi untuk Mencegah Kerusakan Pesisir yang Terjadi

Pantai Bahagia berada di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jarak dari Jakarta ke Pantai Bahagia sekitar 4 jam perjalanan darat dengan menggunakan mobil. Wilayah ini dihimpit dua lautan yakni Teluk Jakarta dan Laut Jawa.

Abrasi di Pantai Bahagia mencapai 10-20 m per tahun, sehingga memperpendek garis pantai. Banjir rob juga kerap terjadi dan mengancam pemukiman warga. Abrasi mulai melanda Pantai Bahagia sejak tahun 2005. Tercatat, Abrasi terparah terjadi pada tahun 2008 hingga menghilangkan garis pantai.

Imbasnya, banyak warga yang berpindah dan meninggalkan rumahnya begitu saja. Kendati demikian, beberapa warga memilih tetap bertahan meski dilanda banjir setiap beberapa waktu.

Baca juga: Bureau Veritas Indonesia Menanam Pohon di Semarang

Kondisi yang terjadi di Pantai Bahagia merupakan akibat dari penebangan pohon mangrove dan eksploitasi tanah untuk lahan tambak yang berlebihan sehingga menimbulkan masalah baru yakni abrasi.

Diketahui bahwa ekosistem mangrove di Muara Gembong mengalami degradasi yang cukup hebat. Pada tahun 2003, luas hutan mangrove Muara Gembong, Bekasi berkurang dengan laju 255,22 ha/tahun sehingga tersisa hanya 379 ha.

Padahal, desa Pantai Bahagia menyimpan potensi menjadi destinasi wisata bahari. Kawasan ini juga dapat dikembangkan sebagai tempat konservasi hutan mangrove dan penangkaran satwa dilindungi yaitu Lutung Jawa dan Bangka Beluok.

Maka dari itu, Hafizah Ghazali bersama LindungiHutan turut mengambil peran dalam upaya restorasi lingkungan dengan melakukan penanaman pohon mangrove Rhizophora di pesisir Pantai Bahagia, kecamatan Muara Gembong, kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Keberadaan hutan mangrove memiliki banyak manfaat untuk masyarakat sekitar, lingkungan, maupun flora dan fauna yang hidup di sana. Manfaat tersebut antara lain:

  • Sebagai habitat ikan,
  • Mencegah intrusi air dan abrasi,
  •  Penyerap emisi KarbonDioksida,
  • Menjaga kualitas air,
  • Sumber pendapatan nelayan,
  • Kayu pohon bakau mempunyai beragam manfaat,
  • Hutan mangrove menyediakan bahan makanan.

Baca juga: N’PURE Tanam 10.000 Ribu Pohon di Bekasi di Bekasi dan Demak untuk Cegah Abrasi

Semoga andil Hafizah Ghazali dalam pelestarian lingkungan bisa diikuti banyak orang dan pihak. Dengan begitu, akan makin banyak orang yang ikut serta menghijaukan Indonesia.

Mulai Kolaborasi untuk Hutan Seperti Brand Hafizah Ghazali Bersama LindungiHutan

LindungiHutan merupakan startup yang mempermudah individu, komunitas, organisasi, brand dan perusahaan untuk kelestarian hutan Indonesia dengan melakukan penanaman pohon yang mudah, transparan dan berkelanjutan manfaatnya.

Muhamad Iqbal adalah SEO content writer di LindungiHutan dengan fokus pada tulisan-tulisan lingkungan, kehutanan dan sosial.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan