Emisi Karbon
Green Building: Pengertian, Kriteria Penilaian, dan Contohnya
Ada lebih dari 95% kemungkinan bahwa tindakan manusia selama 50 tahun terakhir telah membuat planet bumi makin panas. Bangunan menjadi salah satu sumber penyumbang emisi yang ada. Kalau begitu, apakah kita tidak boleh membangun? Tentu boleh, karena ada yang disebut dengan green building! Apa itu?
Daftar Isi
Apa itu Green Building?
Apakah sebuah bangunan bisa dikatakan sebagai green building apabila memiliki banyak pohon di dalamnya? Nyatanya tidak sebatas itu! Melainkan ada maksud dan tujuan yang lebih besar utamanya dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.
Singkatnya, green building adalah konsep holistik yang berawal dari pemahaman bahwa bangunan dapat memiliki efek signifikan baik itu positif maupun negatif terhadap lingkungan alam serta orang-orang yang menghuninya. Green building berupaya untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, dan sebaliknya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan alam.
Definisi lengkapnya, menurut Green Building Council Indonesia/GBCI dalam Roshaunda (2019) menjelaskan bahwa pengertian green building adalah bangunan yang di mana sejak mulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperlihatkan aspek-aspek dalam melindungi dan mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan, dan memperhatikan kesehatan yang semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkesinambungan.
Jadi, ini bukan hanya tentang membangun sebuah bangunan, tetapi bagaimana bangunan tersebut dibangun menggunakan bahan dan sumber daya yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Selain dari segi proses pembangunannya, operasional penggunaan bangunannya juga bisa menggunakan pendekatan yang ramah lingkungan seperti pengelolaan sampah dan limbah terpadu, pemasangan panel surya dalam rangka pemanfaatan energi terbarukan, pengaturan kualitas udara, dan lain sebagainya.
Apa Saja 6 Kriteria Green Building
Lantas, bagaimana sebuah bangunan bisa dinilai sebagai green building? Di Indonesia konsep ini mendapat penilaian dari Green Building Council Indonesia melalui program penilaian bernama Greenship.
Penyusunan Greenship didukung oleh World Green Building Council dan dilaksanakan oleh Komisi Rating dari GBCI, yang mana terdapat enam kategori yaitu:
- Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ ASD).
- Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation/EEC).
- Konservasi Air (Water Conservation/WAC).
- Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle/ MRC).
- Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC).
- Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environmental Management/BEM).
Baca juga: Ngitung Jejak Karbon Kalau Kerja Seharian di Rumah
Coba Kalkulator Jejak Karbon Imbangi GRATIS di Sini!!!
Melalui kalkulator karbon Imbangi, kamu bisa menghitung besar emisi karbon dari penggunaan kendaraan, listrik, dan peralatan elektronik lainnya.
5 Manfaat Penerapan Green Building
Tahukah kamu, berdasarkan riset dari lembaga di Amerika, 30-40% dari total emisi CO2 di bumi, dihasilkan oleh bangunan gedung bertingkat. Jadi, setiap upaya untuk mengurangi emisi pada bangunan baik itu rumah maupun gedung akan berdampak besar dalam mengantisipasi pemanasan global.
Studi dari UC Berkeley (2014), menemukan bahwa bangunan dengan standar LEED—sertifikasi bangunan hijau di Amerika Serikat, menyumbang 50% lebih sedikit gas rumah kaca (GRK) daripada bangunan yang dibangun secara konvensional karena konsumsi air, 48% lebih sedikit GRK karena limbah padat, dan 5% lebih sedikit GRK karena transportasi.
Oleh sebabnya, konsep green building ini merupakan solusi alternatif yang bisa diterapkan demi mewujudkan kelestarian alam dan lingkungan.
Adapun, manfaat bangunan hijau/bangunan ramah lingkungan lainnya antara lain:
- Bangunan lebih awet dan tahan lama, dengan perawatan minimal, sebab pemilihan dan penggunaan materialnya lebih berkualitas dan tentunya ramah lingkungan.
- Efisiensi energi menyebabkan pembiayaan rutin lebih efektif, seperti misalnya konsumsi listrik menggunakan panel surya atau sumber energi alternatif lainnya.
- Bangunan lebih nyaman untuk ditinggali, karena desain kenyamanan penghuni sudah diperhitungkan seperti misalnya sirkulasi udara yang baik.
- Penghuni mendapatkan kualitas hidup yang lebih sehat,
- Ikut berperan serta dalam kepedulian lingkungan, sebagaimana konsep ini dimunculkan maka desain, proses pembangunan, dan komponen bangunannya pun dipilih serta dilakukan secara ramah lingkungan dan minim dampak buruk.
Polycare dengan Polyblock-nya, Upaya Menuju Keberlanjutan yang Cerah
Polycare merupakan perusahaan bangunan berkelanjutan yang berbasis di Gehlberg, Jerman yang telah mengembangkan blok bangunan (Polyblocks) yang dibuat dengan pasir rendah atau limbah olahan dan limbah PET daur ulang (digunakan dalam botol plastik dan pakaian) sebagai bagian dari pengikat.
Polycare mengubah material lokal berkualitas menjadi blok bangunan berkelanjutan berkualitas tinggi yang disebut Polyblock yang dapat digunakan untuk pembangunan rumah, sekolah, dan bangunan lainnya. Komponen bangunan inovatif ini, Polyblock, terbuat dari beton polimer baru yang sangat kuat dan limbah daur ulang, serta dapat digunakan seperti balok Lego.
Bangunan dengan Polyblock memancarkan karbon dioksida 60% lebih sedikit daripada bahan konstruksi konvensional sementara desain modular yang unik memungkinkan Polyblock untuk digunakan kembali
Baca juga: Apa saja Penghasil Emisi Karbon di Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Hitung Jumlah Emisi Karbon, Lakukan Carbon Offsetting dengan Menanam Pohon Bersama LindungiHutan!
Tentu, konsep green building semestinya kita dukung bersama terlepas dari bentuk implementasinya. Terlebih, upaya tersebut menjadi salah satu solusi dalam menekan dan mengantisipasi fenomena pemanasan global sekaligus efek domino lainnya.
Anda juga bisa ikut berpartisipasi di dalamnya dengan secara sadar sebisa mungkin mengurangi aktivitas yang menghasilkan jejak karbon.
Untuk mengetahui berapa besaran karbon yang dihasilkan Anda bisa menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi. Dengan Imbangi, Anda bisa menghitung berapa jumlah emisi dari berbagai aktivitas seperti penggunaan kendaraan, penggunaan alat elektronik, hingga besaran konsumsi listrik.
Cara menghitungnya sangat mudah, Anda hanya perlu memasukkan data yang dibutuhkan, setelah itu jumlah emisi karbon dalam sehari, sebulan, bahkan setahun bisa Anda ketahui.
Tak berhenti di perhitungan emisi karbon, LindungiHutan juga membantu Anda yang ingin melakukan tebus karbon atau carbon offsetting dengan melakukan penanaman pohon bersama kami di beberapa pilihan lokasi yang tersedia.
Jadi, untuk Anda yang secara sadar ingin memberikan dampak baik terhadap lingkungan dan menciptakan berkelanjutan, ayo hitung emisi karbonnya dan tebus dengan menanam pohon bersama LindungiHutan!
FAQ
Apa yang dimaksud dengan konsep green building?
Menurut Green Building Council Indonesia/GBCI dalam Roshaunda (2019) menjelaskan bahwa pengertian green building adalah bangunan yang di mana sejak mulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperlihatkan aspek-aspek dalam melindungi dan mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di ruangan, dan memperhatikan kesehatan yang semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkesinambungan.
Apa saja 6 kriteria green building?
Sudahkah Kamu Menghitung Jejak Karbonmu Hari Ini?
Hitung jejak karbonmu sekarang juga dengan menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi. Melalui kalkulator karbon Imbangi, kamu bisa menghitung besar emisi karbon dari penggunaan kendaraan listrik dan peralatan elektronik lainnya!