Connect with us

Lingkungan

Belajar Pengelolaan Sampah dari Rumah Bareng Greeneration Foundation

Published

on

Belajar pengelolaan sampah bareng Greeneration Foundation

Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day yang diperingati setiap tanggal 5 Juni merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP) yang dilaksanakan setiap tahun sejak 1973.

Pada tahun ini mengusung tagar #GenerationRestoration sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan juga sebagai pengingat agar setiap generasi menjaga lingkungan hidup dimanapun kita berada, tidak terikat pada kebangsaan, ras, atau hal lainnya karena kita hanya memiliki satu bumi untuk ditinggali.

CleanUp Pantai Pulau Merah

Sebagai salah satu upaya untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari dan layak huni yakni dengan pengelolaan sampah secara bijak, karena ungkapan buang sampah pada tempatnya sudah tidak relevan.

Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menyebut bahwa di tahun 2022 dari 202 Kab/Kota se-Indonesia jumlah timbunan sampah mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Kerja bakti TPA PM 22 April Hari Bumi

Bayangkan jika sebagian sampah tersebut yang tidak terkelola akhirnya bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau hanyut di laut yang mengganggu biota hingga ekosistem di sekitarnya, tentunya itu bisa menjadi kabar buruk untuk lingkungan tempat kita tinggal. Ditambah lagi, pola pengelolaan sampah secara linear yakni, kumpul, buang, angkut juga menjadi salah satu penyebab sampah yang ada di Indonesia belum terkelola dengan baik. 

Persoalan tersebut membuat sebagian masyarakat yang sudah paham untuk melakukan pemilahan sampah terkadang dipatahkan semangatnya karena petugas kebersihan menumpuk sampah yang sudah mereka pilah menjadi satu.

Jika ditelaah lebih lanjut, hal itu tidak sepenuhnya salah petugas kebersihan namun karena sistem pengelolaan sampah secara sirkular belum diterapkan secara merata sehingga petugas kebersihan di perumahan umumnya mengangkut sampah secara keseluruhan bukan sampah pilahan. 

Merujuk lebih dalam mengenai maksud pengelolaan sampah yang berbasis ekonomi secara sirkular yakni, sebuah sistem yang diterapkan dengan prinsip pengurangan sampah dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah digunakan secara bijak.

Hal itu juga berarti bahwa setiap sampah atau energi yang terbuang akan dioptimalkan sebaik mungkin untuk bisa digunakan kembali sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah yang ada di TPA. Untuk mewujudkannya, pengelolaan sampah secara sirkular perlu menerapkan 3 prinsip inti (core principles) antara lain:

Baca juga: Liberty Society Ubah Sampah dalam Lokakarya

1. Design out waste and pollutions

Maksud dari prinsip ini adalah mengurangi produk sekali pakai dan mulai beralih ke produk guna ulang yang berkelanjutan (sustainable). 

2. Keeping Product and Material in Use

Memperpanjang masa pakai dengan menjaga dan merawatnya agar bisa dipakai dalam jangka waktu yang panjang karena sumber daya yang ada di bumi terbatas. Ini juga berguna untuk kelanjutan hidup generasi selanjutnya.

3. Regenerating Natural Systems

Alam mengajarkan tidak ada sampah karena semua akan kembali ke siklusnya masing-masing, ini dapat diutamakan pada sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk untuk menyuburkan tanaman.

Pengelolaan Sampah 3R kini Tumbuh Menjadi 9R, Apa Maksudnya?

Kesadaran kolektif dan keterlibatan masyarakat dari berbagai pihak untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik bisa menjadi bekal terwujudnya lingkungan hidup yang lestari. Selain mengupayakan pemerintah untuk memberlakukan sistem pengelolaan sampah yang sirkular, sebagai Individu kita juga bisa berperan mengambil bagian penting untuk mengurangi serta menghambat laju persampahan yang masih linear. Berikut proses 3R (Reduce ,Reuse, Recycle) yang kini berkembang menjadi 9R

R0. Refuse

Menolak produk yang tidak ramah lingkungan dengan beralih menggunakan produk yang lebih aman untuk lingkungan.

R1. Rethink

Memikirkan kembali agar produk yang hendak digunakan lebih bermanfaat.

R2. Reduce

Meningkatkan efisiensi penggunaan produk agar tidak mengkonsumsi sumber daya yang berlebihan. 

R3. Reuse

Penggunaan kembali secara optimal untuk produk yang masih berfungsi dengan baik. 

R4. Repair

Perbaikan dan pemeliharaan produk yang mungkin telah usang, atau cacat, agar bisa digunakan kembali agar tetap bermanfaat. 

R5. Refurbish

Memperbaiki produk lama untuk menjadi baru kembali. 

R6. Remanufacture

Menggunakan bagian sisa produk yang tidak terpakai untuk digunakan kembali dengan fungsi yang sama.  

R7. Repurpose

Memanfaatkan kembali produk-produk yang sisa agar tidak sia-sia dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih berbeda. 

R8. Recycle

Mengolah bahan untuk memperoleh kualitas yang sama (high grade) atau lebih rendah (low grade)

R9. Recovery Energy

Melakukan pemulihan energi yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang dihasilkan dari proses produksi. 

Pada akhirnya, dalam penerapan hidup minim sampah untuk menjaga alam agar tetap lestari tentu tidak mudah dan tidak ada kata sempurna. Setiap orang memiliki jalan dan prosesnya masing-masing sehingga mari bersama-sama menjalani proses ini.

Baca juga: Pengin Hidup Lestari, tapi Mulai dari Mana Ya?

Tentang Greeneration Foundation

Greeneration Foundation merupakan organisasi non-pemerintah (NGO) yang memfasilitasi inisiatif kolaboratif untuk mempercepat perbaikan iklim melalui pendekatan perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip konsumsi dan produksi berkelanjutan di Indonesia. Greeneration Foundation menjalankan empat program: Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Platform, Kemitraan Strategis, dan Edukasi. Dalam menjalankan empat program tersebut, Greeneration Foundation berkolaborasi dengan pemerintah, sektor privat, media, akademisi, serta masyarakat umum seperti anak-anak, pelajar, dan ibu rumah tangga.

Narahubung Media

Fitria Budiyanti
Communication and Media Officer
Email: [email protected]
Phone: +6281282827368
Website: www.greeneration.org

Artikel ini merupakan kolaborasi antara LindungiHutan dengan Greeneration Foundation

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan