Connect with us

Emisi Karbon

Planetary Boundaries: Fakta bahwa Apa yang Manusia Lakukan Perlu Dibatasi demi Bumi yang Lestari

Published

on

Planetary boundaries

Seperti yang sudah-sudah, kita selalu diingatkan akan bahaya dan dampak yang aktivitas manusia lakukan terhadap kondisi bumi. Karena tidak bisa dimungkiri, dampak yang ditimbulkan nyatanya menuntun kepada kerusakan, bencana, bahkan hingga krisis. Maka dari itu, perlu pembatas untuk membatasi aktivitas yang manusia lakukan. Batas yang akan mencegah kita berbuat destruktif terhadap kondisi bumi. Batas lingkungan ini dinamakan planetary boundaries.

Dalam rangka melindungi rumah kita—yup planet bumi, komunitas ilmiah berhasil menetapkan ambang batas lingkungan yang menggambarkan kemampuan bumi untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Batasan-batasan tersebut tentu sebaiknya tidak dilanggar atau dilewati demi bumi beserta seluruh kelestarian ekosistemnya tetap terjaga. Namun, bagaimana kondisinya saat ini? Apakah sudah ada batasan yang kita lewati?

Simak penjelasan lengkapnya tentang planetary boundaries dalam artikel berikut!

Apa Itu Planetary Boundaries?

Istilah ini muncul pertama kali dari hasil penelitian seorang ilmuan, Johan Rockström dan Will Steffen bersama kelompoknya pada tahun 2009.

Melalui penelitian tersebut, para ilmuwan mengusulkan batas planet kuantitatif/planetary boundaries di mana umat manusia dapat terus berkembang untuk generasi yang akan datang. Dengan catatan, tidak melewati batasan yang sudah ditetapkan karena akan meningkatkan risiko dan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan planet.

Baca juga: Apa Itu Emisi Karbon? Penyebab, Dampak, dan Cara Mengurangi

Planetary boundaries ini kemudian menjadi kerangka kerja yang dirancang untuk menilai apa saja yang diperlukan untuk mempertahankan sistem planet bumi dalam keadaan stabil. Planetary boundaries memiliki variabel kontrol yang mengukur tingkat gangguan manusia dan variabel respon yang mengukur perubahan dalam sistem bumi sebagai akibat dari gangguan yang ditimbulkan manusia tadi.

Makin jauh kita melewati ambang batas yang sudah ditentukan, maka dampak dan kerusakan yang ditimbulkan terhadap planet bumi juga akan lebih besar.

Apakah Saat Ini Sudah Ada Batas yang Kita Lewati?

Dalam artikel berjudulFrom the Paris Agreement to the Anthropocene and Planetary Boundaries Framework: an Interview with Will Steffen” tahun 2021, Will Steffen mengatakan bahwa terdapat beberapa batasan yang saat ini sudah dilewati,

Menurut Will Steffen bersama kelompok ilmuwan terkait, memperkirakan bahwa empat dari sembilan batasan planetary boundaries telah dilanggar, termasuk dua batas utama yaitu stabilitas iklim dan integritas biosfer.

Dalam penilaian planetary boundaries yang dilakukan pada tahun 2015, Will Steffen mengungkapkan bahwa pengasaman laut/ocean acidification sebenarnya sudah berada di batas itu sendiri. Namun, kemudian emisi CO2 meningkat dengan lautan menyerap sekitar 25% emisi tersebut, sehingga menyebabkan pengasaman laut meningkat. Jadi, kemungkinan besar memang sudah melampaui nilai batas yang ditentukan.

Planetary boundaries
Infografis tentang planetary boundaries oleh LindungiHutan

LindungiHutan Menanam 700 Ribu Lebih Pohon yang Tersebar di 50 Lokasi Penanaman di Indonesia

9 Planetary Boundaries Lebih Jelasnya!

Berikut ini macam-macam batasan yang telah ditetapkan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, beberapa batasan tersebut ada yang sudah dilewati.

1. Perubahan Iklim

Pemanasan global efek dari emisi karbon lantas menimbulkan perubahan iklim. Bukti terbaru menunjukkan bahwa bumi telah melewati 390 ppmv CO2 di atmosfer, yang artinya telah melampaui batas dalam planetary boundaries.

Akibatnya, es di kutub mencair, permukaan air laut meningkat, dan tentunya suhu bumi menghangat. Belum lagi ketika hutan hujan dunia yang lambat laun semakin berkurang luasnya tentu akan signifikan mengurangi kemampuan serapan emisi karbon.

2. Penipisan lapisan ozon

Ozon stratosfer merupakan lapisan atmosfer antara 20-50 km di atas permukaan laut yang melindungi makhluk hidup dengan menyaring sebagian besar radiasi UV.

Jika lapisan ini berkurang, peningkatan jumlah radiasi UV akan mencapai permukaan tanah. Hal ini dapat menyebabkan kanker kulit yang lebih tinggi terhadap manusia serta kerusakan di sistem biologi darat dan laut.

Kabar baiknya, pada tahun 1987, 197 negara berkomitmen untuk melestarikan dan membangun kembali lapisan ozon melalui Protokol Montreal. Tujuannya adalah untuk menghentikan produksi dan konsumsi zat berbahaya bagi ozon. Sejak perjanjian tersebut, 80% bahan kimia yang terlibat dihilangkan.

3. Hilangnya integritas keanekaragaman hayati

Penilaian Ekosistem Milenium tahun 2005 menyimpulkan bahwa perubahan ekosistem akibat aktivitas manusia lebih cepat dalam 50 tahun terakhir dalam catatan sejarah manusia. Hal tersebut terjadi akibat dari permintaan makanan, air, dan sumber daya alam yang menyebabkan perubahan pada jasa ekosistem.

Tingginya laju kerusakan dan kepunahan ekosistem saat ini dapat diperlambat dengan upaya perlindungan keutuhan sistem kehidupan biosfer, peningkatan habitat, dan peningkatan konektivitas antar ekosistem. Tujuannya agar tidak melampaui apa yang sudah menjadi planetary boundaries.

Baca juga: Kasus Perubahan Iklim yang Berdampak bagi Masyarakat Indonesia

4. Polusi kimia dan pelepasan entitas baru

Emisi zat beracun dan berumur panjang seperti polutan organik sintetik, senyawa logam berat, dan bahan radioaktif mewakili beberapa perubahan utama yang didorong oleh manusia terhadap lingkungan planet. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi memiliki efek yang tidak dapat diubah pada organisme hidup dan lingkungan fisik (dengan memengaruhi proses atmosfer dan iklim).

5. Pengasaman laut

Sekitar seperempat CO2 yang dipancarkan manusia ke atmosfer akhirnya larut di lautan. Di luar konsentrasi ambang batas, peningkatan keasaman tersebut menyulitkan organisme seperti karang dan beberapa spesies kerang dan plankton untuk tumbuh dan bertahan hidup.

Nah, hilangnya spesies tersebut akan mengubah struktur dan dinamika ekosistem laut serta berpotensi menyebabkan penurunan stok ikan secara drastis. Well, efek domino pun terjadi.

Jika dibandingkan dengan masa pra industri, tingkat keasaman permukaan laut telah meningkat sebesar 30%.

6. Konsumsi air tawar dan siklus hidrologi global

Siklus air tawar sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, dan juga memengaruhi balik terhadap kondisi iklim. Sayangnya, konsumsi dan distribusi air tawar tampaknya masih kurang ideal dan bersifat sustainable.

Fyi, jumlah renewable water yang dapat digunakan secara ideal tanpa merusak ekosistem/planet sebesar 400km3 air tawar per tahun dalam skala global. Faktanya, saat ini jumlah konsumsi air per tahun sebesar 2600km3.

7. Perubahan sistem lahan

Alih guna lahan terjadi di seluruh planet bumi saat ini. Hutan, padang rumput, lahan basah, dan jenis vegetasi lainnya sebagian besar telah dikonversi menjadi lahan pertanian. Dampaknya adalah terancamnya keanekaragaman hayati! Perlu diingat, bahwa hutan memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga tingkat biodiversitas, serapan emisi karbon, dan manfaat besar lainnya baik dari segi lingkungan maupun sosial.

8. Perubahan sistem pertanahan

Metode pertanian acap kali menuntut pada hasil yang maksimal dengan melakukan berbagai cara tanpa mengindahkan efek yang ditimbulkan terhadap bumi dan lingkungan. Penggunaan nitrogen dan fosfor dalam pertanian tanpa disadari bisa mencemari perairan dan lautan.

Seperti yang terjadi di Teluk Meksiko, di mana terjadi penurunan tangkapan udang lantaran tercemari pupuk oleh aliran sungai yang berasal dari Midwest, Amerika Serikat.

9. Pembuatan aerosol atmosfer

Aktivitas manusia telah menciptakan aerosol beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia serta lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa akumulasi partikel dari aerosol meningkatkan tingkat keburaman atmosfer, menyebabkan 10-15% radiasi matahari di permukaan bumi. Selain itu, karbon hitam dan karbon organik yang ada dalam komposisi aerosol olahan menyebabkan pemanasan global.

Baca juga: Mengenal Apa Itu FOLU Net Sink 2030

Itulah penjelasan mengenai planetary boundaries, mulai dari pengertian, kondisi saat ini, hingga 9 jenis batasannya. Dengan cara ini, kita jadi bisa lebih mawas atas berbagai aktivitas yang dilakukan. Jangan sampai turut memperburuk kondisi yang sebenarnya memang sudah buruk!

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan