Connect with us

Hutanpedia

Deforestasi: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Pencegahan (Update 2024)

Logo LindungiHutan - Green - Square - 1280 x 1280 pixels - PNG

Published

on

Deforestasi

Deforestasi adalah peristiwa hilangnya tutupan hutan yang berubah menjadi tutupan lain. Hal ini dapat terjadi pada hutan yang berada di areal dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia.

Apa Itu Deforestasi?

Deforestasi dapat diartikan secara kuantitatif yaitu pengurangan tutupan tajuk pohon menjadi kurang dari ambang minimum sebesar 10% untuk jangka panjang dengan tinggi pohon minimum 5 m pada areal seluas minimum 0,5 ha.

Secara sederhana deforestasi juga didefinisikan sebagai perubahan tutupan suatu wilayah dari berhutan menjadi tidak berhutan, dari suatu wilayah yang sebelumnya memilki bertajuk berupa hutan (vegetasi pohon dengan kerapatan tertentu) menjadi bukan hutan (bukan vegetasi pohon atau bahkan tidak bervegetasi).

Definisi tersebut diperkuat dengan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) yang menyatakan secara tegas bahwa deforestasi adalah perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Baca juga: 9 Dampak Kerusakan Hutan bagi Manusia

Deforestasi di Indonesia, Bagaimana Kondisinya?

Menurut data terbaru, Indonesia mengalami deforestasi yang cukup signifikan. Pada periode 2021-2022, perkebunan kelapa sawit menjadi kontributor terbesar penggundulan hutan di Indonesia, menyebabkan emisi gas rumah kaca sebesar 200 juta ton metrik setiap tahunnya. Pada tahun 2022, total emisi Indonesia, tidak termasuk dari sektor penggunaan lahan yang mencakup perkebunan, mencapai 1.240 juta ton metrik​ (Mongabay)​.

Namun, mengutip laman PPID KLHK, deforestasi di Indonesia sukses turun hinga titik terendah pada tahun 2021-2022 sebesar 104 ribu hektare. Sementara deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu hektare.

Perbedaan dalam penghitungan antara data global dan pemerintah Indonesia mengenai deforestasi menurut analisis Global Forest Watch (GFW), banyak kehilangan hutan primer yang terjadi di Indonesia diklasifikasikan sebagai hutan sekunder dan tutupan lahan lainnya oleh pemerintah Indonesia.

Perbedaan ini mempengaruhi bagaimana data deforestasi dilaporkan, dengan GFW mendefinisikan kehilangan tutupan pohon sebagai penghilangan total kanopi pohon dalam area 30 x 30 meter, sementara pemerintah Indonesia menggunakan resolusi yang lebih kasar dan juga memperhitungkan reboisasi industri dalam kalkulasi net deforestasi​ (Mongabay)​.

Apa Saja Penyebab Terjadinya Deforestasi?

Hilangnya tutupan lahan atau pengurangan secara kuantitatif sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia atau adanya gangguan alam. Diantara bentuk yang sering terjadi yaitu pembukaan area lahan kehutanan yang dikonversi untuk lahan pertanian, penggembalaan, transmigrasi, dan sebagainya.

Angka penebangan hutan yang tinggi setiap tahunnya akan menyebabkan hilangnya lahan hutan secara besar-besaran. Akibat dari kehilangan lahan hutan yang berdampak negatif pada keberlanjutan lingkungan maupun kehidupan sosial.

Beberapa penyebab deforestasi yang umum dijumpai di Indonesia antara lain yaitu:

1. Kebakaran Hutan

Hampir setiap tahunnya Indonesia dihadapkan dengan bencana kebakaran hutan, pada tahun 2015 tercatat 1,7 juta hektar yang terbakar dan menyebabkan bencana asap yang menimbulkan dampak serius pada pendidikan, transportasi udara, kesehatan, ekonomi, dan tentunya kerusakan lingkungan.

Kebakaran membuat angka deforestasi menjadi semakin parah dibandingkan kehilangan lahan yang disebabkan oleh kegiatan konversi lainnya. Kerugian akibat kebakaran hutan juga berpotensi menghilangkan plasma nutfah.

Fenomena kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi tradisi yang terus-menerus terjadi.

2. Pembukaan Lahan Perkebunan

Penyebab deforestasi juga cukup besar dari akibat pembukaan lahan perkebunan seperti kelapa sawit secara ekologis berdampak langsung terhadap angka penyusutan hutan. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu faktor dominan penyebab kehilangan tutupan dan lahan hutan di Indonesia.

Kondisi ini disebabkan karena perkebunan kelapa sawit dan tanaman perkebunan lainnya umumnya diperoleh dengan dua metode, yaitu pengalihan fungsi lahan hutan dan pengalihan fungsi lahan perkebunan.

Pengalihan fungsi lahan perkebunan adalah metode yang dilakukan dengan mengganti tanaman pokok perkebunan dengan tanaman baru (kelapa sawit).

3. Perambahan Hutan untuk Memenuhi Keinginan Manusia

Salah satu penyebab deforestasi adalah adanya perambahan hutan. Masalah perambahan hutan ini sudah menjadi masalah nasional.

Mengapa deforestasi terjadi dan terkait dengan manusia? Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan perambahan hutan yaitu faktor ekonomi, ketidaktahuan masyarakat sekitar hutan tentang dampak buruk perambahan hutan, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawas hutan, dan lemahnya sanksi hukum.

4. Program Transmigrasi

Kawasan permukiman transmigrasi terus bertambah dan akan terus berkembang yang membutuhkan areal untuk mewadahi aktivitas tersebut. Di satu sisi telah terjadi perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan non hutan khususnya kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan kawasan permukiman transmigrasi.

5. Pertambangan dan Pengeboran Sumber Daya Alam

Kegiatan pertambangan dan pengeboran minyak menyebabkan adanya bekas pertambangan di kawasan hutan yang kondisi tanahnya sudah berlubang-lubang. Jika tidak dilakukan penutupan kembali maka kawasan tersebut akan menyebabkan dampak buruk pada kualitas dan perubahan fungsi lahan lingkungan di area sekitarnya.

Dampak Deforestasi

Deforestasi menimbulkan dampak yang sangat serius baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional. Tradisi kebakaran hutan yang tidak terkendali dan terjadi setiap tahunnya, penebangan yang merusak, pembukaan lahan yang dijadikan perkebunan, pertambangan dan pengerukan bahan bakar, dan pembangunan wilayah transmigrasi merupakan beberapa faktor berkurang signifikan tutupan hutan.

Dampak deforestasi jelas terasa bagi masyarakat yang sangat bergantung dengan hasil alam atau hutan. AKibatnya, timbul kerugian yang besar yakni bagi seluruh masyarakat maupun negara.

Karena perubahan lahan hutan tersebut menyebabkan terganggunya keadaan lingkungan, antara lain :

1. Bencana Alam

Kegiatan penebangan yang mengesampingkan konversi hutan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan akan meningkatkan peristiwa bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir.

Deforestasi atau alih fungsi hutan mangrove yang cukup marak terjadi di pesisir utara Pulau Jawa misalnya terbukti menyebabkan banjir rob yang dampaknya membuat resah masyarakat di kawasan pesisir utamanya.

Seperti di pesisir Trimulyo Kota Semarang misalnya, aktivitas pertambakan yang marak dilakukan di tahun 1980-1990-an meninggalkan jejak kerusakan yang cukup parah bagi kawasan mangrove di Pantai Trimulyo. Mangrove yang rusak menyebabkan gelombang laut tidak dapat ditahan sehingga menerjang daratan.

Baca juga: Pantai Tambakrejo, Kota Semarang: Abrasi dan Makam Tenggelam

2. Kepunahan Flora dan Fauna

Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan hutan juga bisa berdampak pada kelestarian flora dan fauna. Apabila deforestasi terus dibiarkan habitat asli mereka akan bergeser menjadi kawasan yang hanya diuntungkan bagi aktivitas manusia saja.

3. Dampak Deforestasi terhadap Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Peran hutan berperan untuk menyimpan cadangan-cadangan karbon secara besar. Hutan juga mampu menyerap karbon dioksida berlebih yang ada di udara dan mengkonversinya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis yang dapat menyimpan karbon lebih dari dua ratus miliar ton.

Sehingga deforestasi berpengaruh sangat besar terhadap perubahan iklim yang berkaitan dengan karbon-karbon yang ada di udara dan pada tanah gambut. Apabila lahan gambut kehilangan pohon di atasnya maka akan melepaskan karbon yang tersimpan ke udara.

“Kenapa kita perlu adanya hutan? Hutannya tetap ada jangan dibabatin, dialihfungsikan. Kalau di seluruh dunia, dengan nilai yang naik turun, karbon dan biomass-nya itu sekitar hampir 300 juta gigaton, bayangin kalau itu berkurang atau terlepas karbonnya, enggak tahu deh atmosfer kita masih bisa bertahan enggak,” Ungkap Haryo Ajie Dewanto, Technical Directore Rimba Raya Conservation, dalam acara Green Skilling LindungiHutan.

4. Terganggunya Siklus Air

Hutan yang hilang akan mengakibatkan berkurangnya penguapan air tanah oleh pohon. Kondisi ini berakibat pada iklim dan cuaca yang berubah menjadi lebih kering, karena curah hujan akan berkurang.

Baca juga: 10+ Manfaat Reboisasi dan Penghijauan untuk Manusia dan Alam

Bagaimana Cara Pencegahan Deforestasi?

Banyaknya sisi negatif yang ditimbulkan dari deforestasi mengharuskan adanya bentuk upaya yang dilakukan untuk menekannya agar tingkat kehilangan hutan tidak mengalami peningkatan. Salah satunya melalui upaya konservasi sumber daya alam.

Beberapa solusi deforestasi yang dapat diupayakan antara lain:

1. Penebangan dengan Sistem Tebang Pilih

Tebang pilih adalah salah satu sistem silvikultur yang diterapkan di Indonesia. Metode tebang pilih dilakukan pada hutan hutan alam tak seumur sebagai salah satu sub sistem dari sistem pengelolaan hutan.

Sistem ini menjadi salah satu sarana utama dalam mewujudkan hutan dengan struktur yang sesuai dengan lingkungan dan terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Sistem tebang pilih ini diharapkan mampu menjaga dalam keberlangsungan ekosistem hutan dan berfungsi dalam penyangga kehidupan. Pada metode tebang pilih juga melakukan penanaman kembali agar kegiatan-kegiatan tersebut tidak menyebabkan kerugian.

2. Reboisasi dan Penghijauan

Upaya reboisasi dan penghijauan yaitu melakukan penanaman kembali pada kawasan hutan, sedangkan melakukan penghijauan pada kawasan non hutan, karena hutan yang mengalami gundul tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Strategi ini tertuang di dalam (RPJMN) 2020-2024 dalam upaya mengurangi kehilangan hutan yang yaitu mengurangi tingkat deforestasi menjadi 310 hektar/per tahun. Langkah yang dicanangkan dengan melakukan penanaman kembali dan pengkayaan di hutan-hutan produksi dengan 1,97 juta hektar.

Cara yang dicoba termasuk luas ekosistem gambut yang telah terkoordinasi dan difasilitasi restorasi pada 7 provinsi di Indonesia yang rentan terhadap bencana kebakaran dengan mencapai target 300.000 hektarnya pertahun.

3. Pembentukan REDD+

REDD+ atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation adalah sebuah pendekatan kepada konservasi lahan hutan yang bisa menjadi solusi deforestasi. Metode yang diambil menggunakan skema keuangan dalam melakukan konservasi hutan yang menjadi usaha yang dapat memberikan keuntungan atau penghasilan dibandingkan melakukan penebangan hutan melalui pembayaran.

Tujuan dari REDD+ adalah dilakukannya penghitungan terhadap nilai karbon yang tersimpan di hutan. Upaya yang dilakukan berupa penawaran kepada negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi dalam rangka investasi di jalur rendah karbon.

Sehingga, negara-negara maju dapat bekerjasama dengan membayar negara berkembang untuk pengurangan angka kehilangan hutan di Indonesia, pembakaran lahan gambut dan degradasi hutan.

4. Pengawasan Hutan

Pengawasan dilakukan untuk pengamanan aset hutan dalam mencegah serta mengendalikan terjadinya gangguan, kejahatan, maupun ancaman yang meliputi hutan yang ada di Indonesia.

Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dengan aparat yang berwenang ataupun dengan monitoring perkembangan menggunakan teknologi terbaru dan turut dalam mengawasi hutan melalui teknologi satelit.

Teknologi satelit ini dapat meningkatkan transparansi pada rantai pasokan perusahaan, melalui program Forest Cover Analyzer, Eyes On The Forest dan Global Forest Watch 2.0

Teknologi ini memungkinkan setiap orang dapat melihat kapan dan dimana perubahan wilayah hutan melalui internet. Pemerintah Indonesia juga berinisiatif melakukan pengawasan hutan di berbagai badan-badan pemerintahan.

Baca juga: Simak Hasil Publikasi Ilmiah LindungiHutan di Widyantara

LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan

FAQ

Apa itu Deforestasi?

Pengertian deforestasi adalah fenomena kehilangan tutupan pohon dan area hutan yang terjadi akibat aktivitas manusia atau kejadian alam.

Apa Penyebab Deforestasi?

Penyebab deforestasi di Indonesia mayoritas berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran hutan, pembukaan lahan, penebangan pohon ilegal dan tidak terstruktur serta pemanfaatan area hutan untuk pertambangan, pengeboran minyak dan pemukiman.

Bagaimana Deforestasi Mempengaruhi Perubahan Iklim?

Pelepasan karbon dioksida (CO2) yang tersimpan dalam pohon ke atmosfer, meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca, serta mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap CO2.

Penulis: Ridha Rizkiana

Editor: M. Nana Siktiyana

Continue Reading
4 Comments

4 Comments

  1. Muhamad Faisal

    16/07/2022 at 22:32

    Thank you for nice information.

  2. Pingback: My Eco Indonesia

  3. Telkom University

    08/08/2023 at 19:38

    Artikel ini memberikan pemahaman mendalam tentang definisi, penyebab, dampak, dan upaya pencegahan deforestasi. Saya ingin tahu lebih lanjut tentang bagaimana kita sebagai individu dapat turut serta dalam upaya perlindungan hutan dan lingkungan secara nyata. Apakah program Hutanpedia juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam aksi-aksi konservasi dan bagaimana cara kita dapat berkontribusi untuk mengurangi tingkat deforestasi?

    • Muhamad Iqbal

      11/08/2023 at 05:50

      Tentu saja! Kamu bisa ikut dalam upaya mengurangi tingkat deforestasi salah satunya dengan cara menanam pohon bersama LindungiHutan. Yuk, cek Kampanye Alam yang tersedia di https://lindungihutan.com/kampanyealam! Untuk lebih jelasnya bisa cek halaman FAQ kami di https://lindungihutan.com/faq. Kami percaya kita bisa #BersamaMenghijaukanIndonesia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Survey LindungiHutan