Connect with us

Wilayah

Pantai Tangkolak: Wisata Kapal Karam yang Turut Terancam Tenggelam

Published

on

Lokasi penanaman di Dusun Tangkolak

Kapal-kapal besar menjadi ikon tersendiri semasa penjajahan Belanda. Para penjajah menjelajah hingga tiba di Indonesia dengan kapal besar yang mendarat untuk melakukan kongsi dagang. 

Perairan di Dusun Tangkolak, Karawang merupakan pelabuhan pusat dari dermaga pendaratan Perusahaan Hindia-Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) tersebut. Bangsawan Belanda, pribumi, hingga masyarakat dunia lainnya melangsungkan kegiatan datang di perairan ini. Mereka saling bertukar barang untuk kebutuhan perdagangan internasional di Laut Utara Jawa tersebut.

Kabupaten Karawang sendiri terletak di Pantai Utara Jawa yang menjadikannya sebagai tempat strategis dalam melaksanakan kegiatan pasar antar negara. Panjang pantai Kabupaten Karawang yaitu 76,42 km dengan luas pesisir mencapai 1.168 km2 (lebih dari  ⅔ dari luas wilayah seluruhnya). Area ini menempati 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat.

Kondisi geografis Karawang yang demikian menimbulkan potensi yang cukup besar pada sumber daya alam yang ada. Karawang menjadi lumbung padi Indonesia sekaligus sumber perikanan tangkap yang melimpah. 

Masyarakat pesisir Karawang banyak bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan perkebunan. Beberapa dari mereka juga mengembangkan peternakan kambing juga pertambakan bandeng dan lele.

Wisata Kapal Tenggelam Hingga Hutan Mangrove Tangkolak

Keberlimpahan tersebut termasuk juga berlangsung di Dusun Tangkolak, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya. Desa ini memiliki luasan 714,117 ha. Pesisir yang terhampar luas memberikan peluang perikanan hingga pariwisata yang besar.

Kapal-kapal kongsi dagang Belanda yang karam di perairan Tangkolak menjadi objek wisata yang unik di Dusun Tangkolak. Kapal-kapal tersebut membawa setumpuk koin berciri Eropa yang diduga digunakan untuk membayar buruh tanam paksa di zaman tersebut. 

Ada juga meriam, jangkar, hingga keramik yang merupakan barang muatan kapal. Benda-benda bersejarah yang tersimpan di sini menjadi bagian dari pengembangan wisata bahari. Pemerintah kemudian menjadikan karam kapal tersebut sebagai museum bawah laut Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).

Selain itu, laut Tangkolak juga memiliki enam titik snorkeling dan diving yaitu Karang Sedulang Besar, Karang Sedulang Kecil, Pulau Pasir, Karang Kapal, dan Karang Bui. Terumbu karang hingga ikan laut berwarna warni dapat dinikmati dengan jelas dari titik ini. Pengunjung dapat melakukan kegiatan penyelaman dengan menyewa kapal dari penyedia jasa setempat.

Kondisi Mangrove Tangkolak Karawang
Lokasi penanaman LindungiHutan di Pantai Tangkolak Karawang

Selain itu, Pantai Tangkolak juga menjadi tujuan wisata mangrove Karawang yang sayang dilewatkan. Apalagi, kawasan mangrove ini tumbuh lebat secara alami. Pohon mangrove dengan variasi spesies berdiri tegak menambah pemandangan hijau di Dusun Tangkolak. 

Ekosistemnya masih asli menunjukkan zonasi mangrove yang masih asri dari wilayah terjang ombak hingga pantai. Tempat ini sangat menyenangkan untuk berekreasi dan berelaksasi. Di area mangrove ini bahkan tersedia tracking road hingga fasilitas wisata lain seperti warung makan dan toilet.

Penanaman mangrove di Pantai Tangkolak Karawang
Penanaman mangrove di Pantai Tangkolak Karawang

Baca juga: Pesisir Tambakrejo, Kota Semarang: Abrasi, Makam Tenggelam, dan Kepedulian Kelompok CAMAR

Abrasi Menenggelamkan Pantai Tangkolak

Namun, pada tahun 2020 lalu, gelombang besar sempat menerjang Pantai Tangkolak. Peristiwa ini telah menghancurkan destinasi wisata pantai mangrove yang ada. 

Sepanjang 1,2 km garis pantai rusak berat. Kurang lebih 5 ha lahan mangrove tenggelam sehingga lebih dari 100 ribu pohon mangrove hancur. Banjir rob juga menerjang pemukiman warga. Kerugian finansial akibat kejadian tersebut ditaksir mencapai 70 juta rupiah.

Analisis Perubahan Kerapatan Vegetasi pada Lokasi Penananaman LindungiHuhtan di Dusun Tangkolak

Tingkat kerapatan vegetasi yang terdapat pada lokasi penelitian, yaitu kehijauan sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi. Kerapatan vegetasi tinggi mendominasi lokasi penelitian selama lima tahun terakhir. Perubahan luas kerapatan vegetasi menunjukkan penurunan pada kerapatan vegetasi tinggi dengan luas 4,73 hektare pada tahun 2018 menjadi 4,03 hektare pada tahun 2019. Hal ini terjadi sehubungan dengan peningkatan aktivitas wisata yang berpotensi meningkatkan sampah plastik.

Kemudian, luasan kerapatan vegetasi tinggi mengalami peningkatan kembali pada tahun 2020 menjadi 4,67 hektare. Peningkatan ini disebabkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kawasan mangrove yang meningkat serta dilakukan penanaman bibit mangrove. Wilayah kerapatan vegetasi tinggi kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2021 dan 2022 dengan luas secara berurutan 4,48 dan 4,46 hektare.

Penurunan kerapatan vegetasi tinggi di tahun 2019, 2021, dan 2022 diikuti dengan kenaikan luasan kerapatan vegetasi sangat rendah dan rendah. Begitu pula kenaikan luasan kerapatan vegetasi tinggi pada tahun 2020 diikuti dengan penurunan luasan kerapatan vegetasi sangat rendah dan rendah.

Menanam Mangrove Kembali untuk Kelestarian Dusun Tangkolak

Mirisnya kondisi abrasi yang membinasakan sumber daya alam Dusun Tangkolak semakin menggiatkan Yanto dan Slamet untuk menanam mangrove. 

Yanto selalu warga lokal telah melakukan aksi tanam mangrove sejak tahun 1990-an. Sementara itu, Slamet merupakan seorang dosen yang kemudian mendampingi Yanto untuk memperbaiki ekosistem mangrove di Dusun Tangkolak. Keduanya kemudian bersama-sama menggerakkan warga sekitar lainnya untuk mulai peduli dengan keadaan lingkungan dengan menanam mangrove.

LindungiHutan juga hadir untuk menyokong aksi baik Yanto dan Slamet untuk menghijaukan kembali Pesisir Tangkolak. Berbagai kampanye alam telah terbentuk untuk kegiatan penanaman mangrove. 

Baca juga: Kisah Dayanto dan Slamet Lestarikan Mangrove di Pesisir Tangkolak, Kabupaten Karawang

Hingga Juli 2023, LindungiHutan telah menyelenggarakan 25 kampanye alam dengan 5.966 pohon tertanam. Seluas 0,17 ha lahan pesisir hijau kembali dan lebih dari 1.000 CO2eq terserap berkat gerakan penanaman pohon ini.

Beberapa inisiasi penghijauan dari komunitas hingga perusahaan turut serta menghijaukan hutan mangrove di Dusun Tangkolak. Seperti yang dilakukan oleh PT Pegadaian Galeri 24, PT Michelin Indonesia, dan Ikatan Mahasiswa Mesin (IMM) Universitas Indonesia.

1. PT Pegadaian Galeri 24

Penanaman mangrove Galeri 24 PT Pegadaian
Aksi penghijauan Galeri 24 bersama mitra petani di Pantai Tangkolak. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Galeri 24 merupakan anak perusahaan dari PT Pegadaian Persero yang bergerak di bidang layanan penjualan emas, batu mulia, dan perhiasan. Perusahaan ini menjual perhiasan dengan desain terkini.

Galeri 24 senantiasa berkomitmen untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari. Bersama LindungiHutan, Galeri 24 menginisiasi sebuah gerakan penghijauan yang bertajuk “SAVE NATURE” untuk Dusun Tangkolak. Dalam kegiatan tersebut, Galeri 24 berhasil menanam 1.000 mangrove pada 16 Mei 2023.

2. PT Michelin Indonesia

Penanaman mangrove PT Michelin
Penanman mangrove Michelin Indonesia hijaukan mangrove Tangkolak (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Michelin merupakan perusahaan ban ternama di dunia. Michelin melebarkan bisnis perusahaannya dengan mendirikan anak perusahaan Michelin Indonesia pada tahun 2011.

Michelin Indonesia turut berinovasi menciptakan produk yang aman, efisien, dan ramah lingkungan. Michelin pun senantiasa bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sosial masyarakat. Oleh karena itu, Michelin Indonesia menjalin kerja sama dengan LindungiHutan dalam kegiatan penghijauan di Dusun Tangkolak.

Michelin menginisiasi sebuah gerakan penanaman pohon yang bertajuk “Michelin Indonesia 10 Ribu Langkah Hijaukan Bumi”. Dalam gerakan tersebut, Michelin Indonesia berhasil mengumpulkan dan menanam 1.000 pohon mangrove pada 8 September 2022.

3. Ikatan Mahasiswa Mesin UI

Penanaman Mangrove Ikatan Mahasiswa Mesin UI
Bersama-sama melakukan penanaman mangrove di Pantai Tangkolak, Karawang. (Dok: Business Development/LindungiHutan).

Ikatan Mahasiswa Mesin (IMM) Universitas Indonesia merupakan lembaga eksekutif Departemen Teknik Mesin (DTM) yang membina, mewadahi, melayani seluruh mahasiswa Departemen Teknik Mesin UI.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, IMM UI mengadakan kegiatan Turun Mesin yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa DTM terhadap lingkungan sekitar dengan kegiatan menanam pohon.

Dalam aksinya, IMM UI bersama LindungiHutan berhasil menanam 100 pohon mangrove di Dusun Tangkolak melalui kampanye alam bertajuk “Turun Mesin 2 2022” yang dilakukan pada 16 Mei 2023. 

Baca juga: 5 Brand Pakaian Upayakan Penghijauan Bersama LindungiHutan

Misi untuk menghijaukan kembali mangrove Dusun Tangkolak belum selesai. Ayo, dukung terus aksi LindungiHutan untuk #BersamaMenghijaukanIndonesia dengan turut serta menanam pohon di Dusun Tangkolak, Kabupaten Karawang.

Mari Berkontribusi untuk Menjaga Kelestarian Mangrove Tangkolak Karawang

LindungiHutan bermitra dengan pengelola dan pengurus mangrove Tangkolak Karawang untuk mempermudah proses penghijauan dan penanaman bibit mangrove yang mudah, aman dan berdampak sosial berkelanjutan

Penulis: Alma Cantika Aristia dan Ana Salsabila

Continue Reading
2 Comments

2 Comments

  1. teknopora

    31/03/2023 at 21:55

    terima kasih informasinya

    • Muhamad Iqbal

      05/04/2023 at 15:08

      Sama-sama semoga bisa membantu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rawat Bumi LindungiHutan